Pengikut

Kamis, 04 Oktober 2012

Gyeoureun Namja 1 of 5


ffcover
Title : Gyeoureun Namja
Author : Han Airen
Length : Chaptered (1 of 5)
Main Cast : Lee Sungmin; Cho Kyuhyun; Eunhyuk
Genre : Romance (Genderswitch)
Warnings : Typo and OOC
Summary : Aku yang tidak menyukai musim dingin justru jatuh pada pesonamu yang begitu bersinar di musim yang tidak kusukai
.
.
.

Seoul, Yongsan Family Park pukul 10am KST

“Haaacchhiiii…” Tanganmu yang dilapisi kulit putih mulus itu menyeka hidung yang mulai dialiri lendir menggunakan sapu tangan pink kesayanganmu. Tergurat jelas kekesalan di wajah manismu, entah karena udara dingin yang mendera atau karena seseorang yang kau tunggu tak kunjung terlihat dari tadi.
“Aiissshhh, aku benci musim dingin, membuat tubuhku tak nyaman.” Umpatmu seraya merapatkan jaket soft pink yang kau kenakan. Dengan tergesa kau mengambil ponsel di saku jaket dan mendial kontak bertuliskan Ryeowook Kim.
Setelah lama menunggu jawaban yang tak kunjung kau dapatkan, kau menyerah dan memasukkan kembali ponselmu ke tempat semula. Tak lupa kau mulai menggerutu, “Aiiisshhh, Wookie kemana sie kenapa tidak datang-datang, bahkan teleponku pun tak diangkat. Awas saja anak itu.”
Dengan kekesalan yang kentara kau mulai menggembungkan pipi chubby-mu yang mulai memerah karena udara dingin. Jangan lupakan tendangan kaki pendekmu ke kerikil-kerikil kecil yang tersebar di sekitar. Kesal, itu perasaanmu kini karena mendapatkan dua hal yang tidak kau sukai di minggu pagi, musim dingin dan menunggu.
Kau mulai mengeluarkan decakan dan menghempaskan kasar nafasmu. Sekali lagi, kau mulai menolehkan kepalamu ke arah kanan berharap Wookie menampakkan siluetnya. Tetapi bukannya sosok sahabat terdekatmu itu yang terlihat, kau malah menemukan seorang namja tinggi dan berkulit putih tengah berdiri dengan jarak dua meter darimu.
Kau mulai memperhatikan pemuda itu, bagaimana matanya terpejam dan mulai menjulurkan lidahnya ke depan. Tak luput juga dari pandanganmu bagaimana tangan kokohnya menumpu pada pembatas jembatan tempat kalian berdiri saat ini. Dahimu mulai mengernyit, heran. Bukan saja karena posisi yang ditunjukkan namja berambut cepak pirang itu, tetapi juga karena pakaian yang dikenakannya, kaos oblong tanpa lengan, celana jeans belel, dan sepatu kets hijau.
‘Orang gila macam apa yang keluar menggunakan kaos oblong di cuaca sedingin ini?’, pikirmu. Yahh, tidak berlebihan mengingat suhu Seoul saat itu mencapai 50C, udara yang cukup dingin. Kau masih serius dengan pikiran-pikiran aneh mengenai namja tampan itu hingga sebuah suara riang menyentakmu.
Masitta!” Ujar suara itu penuh semangat.
Refleks kau berujar, “Ehh?”
Pemilik suara renyah itu mulai tersadar dari dunia fantasinya dan perlahan mulai melihat ke arahmu. Mata hitam kelamnya mengunci tatapan foxy-mu dan perlahan bibir tipisnya mengulum senyum untukmu.
“Salju pertama itu sangat lezat, aku sangat menyukainya. Kau mau mencoba juga?” Ucapnya masih dengan senyum gummy-nya.
“Mwo? Lezat?” Ucapmu heran pada namja yang sedari tadi kau perhatikan. Yupp, itu adalah suara namja yang tadi kau pikir aneh.
“Heeuummm, cobalah. Kau pasti akan menyukainya.” Saran namja itu tak mempedulikan raut heranmu. Belum sempat kau mengeluarkan pendapat mengenai argumen aneh namja itu sebuah suara kembali menginterupsimu.
“Hyukie-ya!” Seorang namja bersuara bass berlari menghampiri Hyukie sambil mambawa sebuah jaket hijau di tangan kirinya. Sementara yang dipanggil membalik badannya sebagai respon.
“Kyu!  Waeyo?” Tanya Hyukie sedikit keras. Sekalipun kau tidak melihatnya karena Hyukie memunggungimu kau bisa merasakan bahwa dia tengah tersenyum pada namja bernama Kyuhyun itu.
Kau memperhatikannya, ketika Kyuhyun sampai di hadapan Hyukie dengan mata onyx-nya yang menatap dengan kesal. Bahkan matamu masih tak berkedip saat kau menyadari tangan kanan Kyuhyun mengangkat ke atas dan mendaratkannya dengan mulus di kepala Hyukie.
Pletak. “Babo! Kau mau bunuh diri hah? Keluar di udara sedingin ini hanya dengan kaos belelmu itu?” Bentak Kyuhyun sambil menyerahkan jaket yang dibawanya kepada Hyukie.
Kau mendengar jelas bagaimana Hyukie mananggapi bentakan namja berkulit pucat itu hanya dengan kekehan kecil dan ucapan singkat, “Hehehe, aku lupa kyu-ah. Gomawo.”
“Aiissshhh, kau ini. Bisa-bisanya sesantai itu. Aku tau kau ingin menikmati salju pertama musim ini, tetapi jangan seenaknya seperti ini. Kalau kau sakit aku juga yang susah.” Ucap Kyuhyun masih tidak terima dengan reaksi yang diberikan Hyukie. Sedangkan namja yang diprotes masih asyik mengenakan jaketnya.
“Kenapa harus ke sini sie hanya untuk menikmati salju, di rumah juga kan bisa.” Ucap Kyuhyun lagi, masih berusaha mengeluarkan protes kepada seseorang yang kau kira sahabat namja tampan itu.
“Di sini pemandangannya bagus. Iya kan?” Tanya Hyukie yang kau yakin pertanyaan itu ditujukan kepadamu karena saat ini tubuhnya sudah kembali berbalik kepadamu dan errr– memandangmu.
Kau yang tak siap dengan pertanyaan itu hanya menjawab asal, “I…Iya.”
“Baiklah, ayo kita pulang. Aku rasa yang lain juga sudah sampai.” Kini ajakan itu Hyukie tujukan kepada Kyuhyun sambil menoleh ke samping, tempat Kyuhyun berdiri kini.
Gaja!” Jawab Kyuhyun singkat, tetapi belum menunjukkan pergerakkan.
Sebelum keduanya beranjak pergi kau mendapati Hyukie tersenyum kembali kepadamu sambil mengucapkan, “Dahh, sampai jumpa lagi.”
Dan segera kau melihat Hyukie membalik tubuhnya meninggalkanmu. Sementara Kyuhyun, dia masih melihat, atau mungkin sedang menatapmu? Karena dia masih bergeming di tempatnya dan menjatuhkan arah pandangnya padamu. Kau yang menyadari itu merasa gugup dan salah tingkah, bahkan tanpa sadar mulai menggaruk tengkukmu yang tidak gatal. Namun keadaan itu tidak berlangsung lama karena kau melihat Hyukie kembali dan merangkul pundak Kyuhyun.
“Apa yang kau lakukan?” Kau mendengar pertanyaan Hyukie yang lebih terdengar seperti godaan. “Maaf, dia memang suka seperti ini jika melihat yeoja, apalagi semanis dirimu.”
Deg. Ucapan santai Hyukie sukses membuat pipimu yang memang sudah memerah menjadi semakin merah. Kau semakin salah tingkah. Namun belum selesai kau menetralisir kegugupanmu, suara bass itu kembali terdengar.
“Jangan dengarkan dia. Kami duluan.” Ucap Kyuhyun sambil melemparkan senyum ramah kepadamu sebelum akhirnya benar-benar pergi bersama Hyukie. Namun sayup-sayup kau masih bisa mendengar percakapan singkat mereka.
Nuguya?” Tanya Kyuhyun. Kau melihat Hyukie mengangkat bahunya sambil menjawab, “Aku baru mengenalnya, tidak tahu namanya.”
Dan kata terakhir yang kau dengar adalah yang keluar dari suara bass Kyuhyun, “Mwo?”
Mereka sudah benar-benar pergi, kau kembali sendiri. Kau kembali merasa kesal, tetapi kekesalan yang berbeda. Bukan kesal karena Wookie yang tak kunjung datang, tetapi rasa kesal karena kehilangan. Yup, kau merasa kehilangan saat punggung namja itu hilang di balik tikungan. Kehilangan karena tak bisa mendengar lagi suara dan melihat senyumnya.
Kau menghela nafas seolah mengkhawatirkan sesuatu. “Hfffftttt, kenapa dengan jantungku?” Ujarmu sendiri sambil meraba dada kiri, tempat jantungmu berdetak beberapa kali lipat dari biasanya. “Aku menyukai senyumnya. Dia tampan.” Kau masih bermonolog, tetapi kini dengan senyuman– senyum indah layaknya seseorang yang sedang mengalami … “Sepertinya aku jatuh cinta.” Ucapmu sambil menatap langit yang mulai menebarkan salju.
“Eh? Sejak kapan turun salju?” Ckckck, kau begitu terpesonakah kepada namja itu sampai-sampai tidak menyadari salju yang turun sedari tadi. Lihat, bahkan kau tidak menggerutu kesal seperti biasa saat salju mulai memenuhi rambutmu. Kau malah tersenyum dan berkata, “Musim dingin tidak terlalu buruk juga.”
Kau terdiam sejenak seperti memikirkan sesuatu, ah rupanya kau teringat pada janjimu dengan Wookie.
“Sebaiknya aku pulang. Aku sudah tidak bersemangat pergi lagi.”
Kau mulai melangkahkan kakimu ke arah kiri, meninggalkan jembatan yang dingin untuk segera mendapatkan kehangatan di rumah. Tak lupa kau mengabari Wookie, sahabat yang paling kau sayang, untuk membatalkan janji hari itu.
To : Ryeowook Kim
Wookie-ah, kau terlambat, aku pulang karena udara semakin dingin. Lagipula aku kesal padamu yang membuatku menunggu satu jam di udara sedingin ini. Kau kejam, aku kesal, tapi… Gomawo ~^^
.
.
.
To Be Continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar