Pengikut

Sabtu, 06 Oktober 2012

Between Devils and Angels – Part 1





Between Devils and Angels
Cast : Han Hye Soon, Cho Kyuhyun, Park Jungsoo a.k.a Leeteuk, Kim Heechul, other all Super Junior’s member
Genre : fantasy , romance , sad , adventure
Lenght : series
Author : mikajoonteuk
Rating : PG 15 (ga ngerti T…T)
Author : mikajoonteuk
gambar ff ini di buat sama admin soomi dari fanfictionloverz.wordpress.com ^O^

Sebelumnya…
‘Ya, kalian! Cepat kemari. Aku duduk di sebelah Hye Soon. Hye Soon daritadi diam tak bergeming’ katakulewat telepati.
‘MWO??’ jawab yang lainnya bersamaan.
Lanjutan Bab 1…
*Park Jung Soo a.k.a Leeteuk*
Hangeng, Ryeowook, dan Henry yang satu kelas denganku langsung menghampiri meja kami, aku dan Hye Soon.
“Hyung!” teriak sungmin menggelegar dari ambang pintu. Dia langsung berlari menuju tempat dudukku di ikuti Shindong dan Kibum.
“Mwo? Kenapa kau panik sekali?” Sungmin terlihat sangat kalut.
“Cepat bawa dia ke UKS, hyung! Palli! Dia sudah pingsan sejak 40 menit yang lalu! Aku tak bisa bertelepati karena para yeoja dan Seongsaenim di kelasku mengacaukan konsentrasiku!”
Seketika juga aku kaget. “Palli! Palli!”’ wajar Sungmin bisa tahu. Kekuatannya adalah melihat masa lalu dan masa depan.
Kami bertujuhpun membawa Hye Soon ke ruang UKS. Aku yang menggendong Hye Soon.
“Hyung, di sana tidak ada dokter. Kita baringkan saja dia di ranjang dan biar Ryeowook yang menyembuhkannya” kata Sungmin beberapa menit sebelum sampai di UKS.
Ternyata benar, ruang UKS kosong. Tidak ada orang sama sekali. Kubaringkan Hye Soon di ranjang dan dengan kedua tanganku bersiap mengalirkan tenagaku kepadanya, untuk menyembuhkannya. Baru saja aku ingin mengucapkan mantra tapi Ryeowook mencegahku.
“Hyung..” tegur Ryeowook. “Kami tahu kau sangat mencemaskan Hye Soon. Kami semua juga! Tapi pikirkan keadaanmu dulu. Kau belum sembuh benar sejak pertarungan dengan si ketua iblis Heechul. Kau bisa kehabisan tenaga, biar aku saja!”
Aku menghela nafas. “Arraseo..” jawabku pasrah.
Tanpa babibu Ryeowook langsung melapalkan mantra dan menyalurkan tenaganya ke Hye Soon.
“benedictione sanetur illa placent…(with the blessing please heal her)” cahaya keluar dari tangan Ryeowook dan perlahan berangsur menghilang.
Sungmin tersenyum dan aku pun ikut tersenyum. Sungmin bisa melihat masa depan dan aku bisa melihat pikirannya. 5 menit lagi, Hye Soon akan sadar.
@@@@
*Han Hye Soon*
Gelap. Dimana ini? Kepalaku terasa berat. Ah, anemia sialan! Tapi tunggu, ada seberkas cahaya putih di seberang. Tanpa berpikir panjang aku langsung berlari menuju cahaya itu. Namun seseorang menarik tanganku dengan sangat kuat dan membuatku berada di pelukannya. Aku tak kuasa menolak, entah kenapa. Walau di sekelilingku auranya sangat hitam pekat dan membuatku sesak dan sejujurnya namja yang memelukku ini juga mengeluarkan aura yang sama namun aku merasa nyaman berada di pelukannya dan tak mau beranjak pergi. Sangat damai dan tenang seolah telah menemukan kepingan hidupku yang menghilang. Tapi dari sudut mata aku dapat melihat  di seberang sana seorang namja tepatnya Leeteuk –aish kenapa namja itu masuk ke mimpiku sih- sedang menatapku yang di peluk seorang namja. Tak ada senyum khasnya yang bertengger seperti biasa di wajahnya sehingga membentuk lesung pipit. Yang ada hanya rasa kecewa, sakit, sedih, patah hati, dan tersiksa yang terpancar dari matanya. Kenapa dia? Dan kenapa… Hatiku sakit melihatnya? Ada apa ini? Seakan ada bagian kecil dari diriku yang terluka dan tak rela melihat Leeteuk menderita, yang berteriak ingin melepas pelukan nyaman ini dan berlari menuju Leeteuk lalu memeluknya erat. Tapi bagian diriku yang menginginkan untuk tetap berada di pelukan ini lebih dominan. Aku jadi bimbang. Rasanya sangat bingung dan menyesakkan. Kebahagiaan dalam rasa sakit dan rasa sakit dalam kebahagiaan. Aku memandang namja yang memelukku ini. Aku tak dapat melihat dengan jelas karena makin lama makin memudar. Yang bisa kuingat hanya senyumannya yang seperti iblis namun entah bagaimana aku sangat terpesona dan terbuai dalam senyumnya yang membius. Namja itu menghilang begitu juga dengan Leeteuk, di gantikan cahaya putih yang sangat menyilaukan dan menghangatkan.
@@@@
Aku mengerjap mataku. Rasanya lengket sekali seperti tak mau membuka. Tapi rasanya badanku ringan dan sangat sehat. Padahal anemiaku tidak akan sembuh dengan hanya tidur. Aneh. Dimana ini? Putih? Apa surga? Tak mungkin. Aku ini orang jahat, mana ada orang jahat masuk surga? Dan benar saja, aku seperti ada di rumah sakit. Anni, tepatnya di ruang UKS. Kenapa aku bisa ada di sini?
“Kau sudah sadar, Hye Soon-ah?” suara lebut yang familiar membuyarkan lamunanku. Suara namja yang baru pagi ini kukenal dan tadi baru saja memimpikannya! Leeteuk!
“Leeteuk-ssi? Kenapa aku bisa di sini? Kau juga, kenapa di sini? Apa yang kau lakukan? Dan juga, teman – temanmu? Dan jangan panggil aku sok akrab begitu!” kataku ketus.
Dia hanya tersenyum tak menggubris kata – kataku yang cukup kasar nadanya. Padahal bisa saja kan dia yang menolongku?
“Mianhae, Hye Soon-ssi. Aku bukan bermaksud tidak sopan dengan sok akrab. Sekali lagi mainhae. Sekarang, bagaimana keadaanmu? Sudah membaik?” tanyanya terdengar khawatir.
“Kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa aku di sini, ah anni! Aku tahu kenapa aku bisa di sini. Tapi kau..” aku menunjuk dirinya lalu menyapukan pandanganku pada namja – namja yang mengelilingiku yang sedang terbaring di ranjang UKS. “Sedang apa kalian semua di sini??”
“Kau tadi pingsan di kelas. Wajahmu sangat pucat, kami sangat panik da…” kata namja yang bertubuh mungil namun langsung kupotong.
“Aku bertanya kenapa kalian di sini, bukan kenapa aku di sini! Aku sudah tahu kenapa aku pingsan!” kataku ketus. Hah, kulihat muka mereka terkejut dan mengkerut karena aku bentak. Apalagi si namja mungil, hahaha! Kecuali si Leeteuk itu dan namja yang manis seperti yeoja, mereka hanya tersenyum. Aneh!
“Mianhae, adikku hanya ingin bilang kal…” kali ini si namja yang mempunyai senyum ‘membunuh’ berkata padaku. Kalau tidak salah dia kakaknya si kurcaci ini. Atau sepupu? Molla, bukan urusanku!
Aku memotong lagi. “Aku tidak butuh dan tidak mau dengar kata mian. Tapi aku mau penjelasan” ucapku dingin.
Kali ini si kakak beradik ini bungkam. Rasakan! Siapa suruh kalian berurusan denganku?
“Mianhae, hajiman…” namja berpipi chubby mencoba membela kakak beradik itu.
“Mwo?” aku menyela lagi, kali ini dengan tatapan dingin andalanku. Dia pun diam.
“Hye Soon-ssi, mereka bertiga ingin menjelaskan kenapa kami bisa di sini tapi kau tak beri kesempatan.” Kata namja bertubuh atletis keturunan China itu.
“Tapi daritadi kalian bertiga bertele –tele! Aku bosan dan muak mendengarnya! Kalau kalian mau car….” kali ini omonganku terpotong oleh si namja yang manis seperti yeoja.
“Itu karena kami mengkhawatirkanmu” ucapnya sambil tersenyum manis.
Mengkhawatirkanku?? Hah! Jangan bercanda! Orang tuaku saja tidak, sedangkan kalian yang notabene adalah orang asing yang baru bertemu beberapa jam bilang mengkhawatirkanku?? Ingin melucu? Ini bukan April Mop! Simpan lelucon menjijikanmu itu! Berharap aku mempercayai itu? Hanya dalam mimpimu!
Baru aku ingin menyemprot mereka dengan kata – kata pedasku namun si Leeteuk itu sudah menyelaku.
“Kau tak ingin bertanya kenapa dan bagaimana bisa kami mengkhatirkanmu? Sekarang kau mungkin tak percaya, tapi suatu saat kau pasti percaya. Tunggulah saat itu” katanya sambil mengelus kepalaku.
Apa sih maksudnya?? Dasar aneh! Aku menepis tangannya kasar. Aku beranjak berdiri dan sedikit kehilangan keseimbangan namun dengan cepat aku berpegangan pada tepi ranjang. Kutatap mereka dengan tajam yang tadi mencoba membantuku dengan memegangiku, menahanku, atau memelukku mungkin. Aku bergidik jijik, seperti di sinetron saja!
Aku beranjak keluar tanpa mengatakan apapun kepada mereka. Mengatakan gomawo? Jangan harap! Aku bersumpah tidak akan mengatakan hal – hal seperti itu lagi seumur hidupku! Percuma aku menjadi baik, atau berterima kasih kalau kau di beri atau di tolong, atau mengatakan mianhae kalau salah. Tak ada yang menghargainya! Sudah kuhapus kata – kata itu dalam kamusku!
@@@@
*Kim Hee Chul*
Hah. Ternyata si ketua malaikat Leeteuk sudah turun duluan untuk menjaga ‘yeojaku’. Tak masalah,  tak akan ada gunanya karena memang takdirnya adalah bersamaku! Seorang iblis! HAHAHAHAHA! Lagipula aku memiliki teman – teman yang sangat berbakat dan kuat. Di tambah kekuatanku, apalagi yang kutakutkan?? But, calm down Heechul! Jangan berpuas diri dulu. Tahan tawamu itu, simpan untuk akhir – akhir saat kau melihat detik – detik kejatuhan para malaikat bodoh yang malang itu! Aku beruntung merebut anak emas itu dari Leeteuk! Anak itu sangat berguna dan memperkuat kekuatan kami di sini. Dan tentu saja, memperlemah kekuatan mereka –lahir dan batin-.
“Heechul hyung…” aku menoleh dari jendela kamarku.
“Wae, Kyuhyun-ah?” anak emas ini, panjang umur sekali.
“Leeteuk si ketua malaikat itu sudah bergerak. Apakah kita hanya diam saja?”
“Anni, kita bukan diam saja. Hajiman kita mempersiapkan taktik kita. Kiat beri mereka sedikit waktu bermain. Bagaimanapun, yeoja itu pasti menjadi milikku. Karena yeoja itu adalah takdirku! Hahahahahha ” aku tertawa puas.
“Arrasseo” jawab Kyuhyun lalu berlalu keluar.
@@@@
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar