Pengikut

Selasa, 28 April 2020

EXO DAN SNSD BERTUKAR JIWA???? #Chapter 5

exo snsd
Title       : EXO dan SNSD Bertukar Jiwa????
Author  : Baconyeojachingu
Pairing  : kim Joon Myun a.k.a Suho & Kim Tae Yeon  #mian marganya sama
Byun Baek Hyun & Tiffany Hwang a.k.a Hwang Mi Young
Park Chan Yeol & Jessica Jung a.k.a Jung Soo Yeon
Do Kyung Soo a.k.a D.O & Sunny a.k.a Lee Sun Kyu
Kim Jong In a.k.a Kai & Yoona a.k.a Im Yoon Ah
Oh se Hun & Seo Hyun a.k.a Seo Joo Hyun
Genre   : Comedy, romance, friendship, Fantasy, Schoollife
Rating   : PG 15
Length  : Chapter
HAI HAI HAI…. Lama tak berjumpa readers semua…. kangen gak ama ff absurd ini? iya donk ya? kangen ya? iya kan? awas kalo bilang gak! #maksa ._.v
okai, langsung ke hasil vote aja yah… di chap 4 KaiYoon keluar sebagai couple dengan shipper terbanyak yaitu sekitar  9 orang. Yipiii!!! cukkahaeyo KaiYoon couple! ketauan kan pada kangen ama ni kopel.  di chap 3 kemaren yg dukung Cuma satu orang tapi pas author gak munculin mereka dengan alasan shippernya sedikit, bermunculan juga kan pendukung2 nya hahahahhaha… ๐Ÿ˜‰
dan ini dia urutan mulai dari yang suara terbanyak sampai yg paling sedikit.. KaiYoon dengan 10 suara, Baekfany dengan 9 suara, Chansica dengan 6 suara, Kyungsun dengan 5 suara, Sutae dengan 4 suara, dan Sehyun dengan 4 suara.. hadeuh.. seharusnya kan Sutae ama Sehyun  gak boleh muncul di chap ini sebagai couple dengan suara paling sedikit, tapi itu dia! emang dasar si Suho nih beruntung banget!!! pas giliran dia gak boleh tampil eh dia malah muncul di tbc part kemaren hingga mengharuskan si suho muncul di chap ini, hadeuh… jadi gak enak ama Kaiyoon & kyungsun yang sempet gak dimunculin. berasa gak adil author mah gegara si suho.. #plak
okai masih ingat kan scene tbc di chap kemaren? yupp, itu scene nya si suho, harusnya dia gak muncul di chap ini karena terbatasnya pendukung, tapi berhubung ‘terpaksa’ ya sudahlah untuk chap kali ini semua couple muncul dah biar adil, no protes right? #sok inggris
maaf ya, bacotannya nambah satu paragraph lagi gak papa ya? author Cuma mau ngasih tau, ini PENGUMUMAN #sok penting ._.v Berhubung sebentar lagi author akan menghadapi ujian maka update seluruh ff author akan ditunda, hehehhehe mian yah buat siapa aja baik yg berwujud maupun tidak yang menunggu ff ini atau ff author yg lain ane minta map bgt, hihihihi… dan sebagai gantinya author akan kasih special di chap 5 ini, ini akan sangaaaaaaaatttt panjang jadi siapkan ember mana tau tiba-tiba mual, hahahahahha… XD. Ok langsung aja deh ya, noh ada reader yg uda muntah sebelum waktunya, hihihihihi.. Seperti biasa no SIDERS, no PLAGIATOR, no BASH especially  for my pairings
BACONYEOJACHINGU PRESENT
ENJOY IT
^_~bbuing bbuing^_~

sutae
Suho’s POV
Bulir-bulir air nampak jelas di pelipisku. Menahan perut yang benar-benar melilit membuatku harus memejamkan mata sambil menekan-nekan perutku berharap rasa sakitnya sedikit berkurang. Sejak tadi, tidak juga ada tanda-tanda bahwa aku harus ke toilet. Perutku hanya sakit saja, namun sakitnya sangat dahsyat dan belum pernah kurasakan sebelumnya.
Aku bangkit berdiri untuk mengambil ponsel di meja rias. Aku memutuskan untuk menghubungi seseorang. Setidaknya aku harus bertanya apa obat untuk meredakan sakit perut. Aku berdiri di depan cermin besar dengan pandangan fokus ke layar ponsel dan tangan yang fokus memijat perut.
Aku memilih Baekhyun sebagai orang yang akan kuhubungi. Tentu saja aku harus menelepon ke nomor ponsel Tiffany, karena sekarang  Baekhyun sedang berada dalam tubuh yeoja itu.
Aku mendekatkan ponsel ke telinga dan otomatis pandanganku mengarah ke cermin di depanku.  Pandanganku membulat seketika saat menyadari sesuatu yang aneh di pantulan siluet Taeyeon di depan cermin.  Kenapa ada bercak merah di celananya?
Kuarahkan pandangan ke bawah dan seketika menjerit menemukan celana yang kupakai sekarang berdarah. Panik? sudah jelas! mana mungkin aku tidak panik saat tiba-tiba ada bagian tubuhku (atau tepatnya tubuh Taeyeon) beradarah. aku mengabaikan suara Baekhyun di seberang telepon dan sekarang malah asyik berjalan mondar mandir sambil berkacak pinggang. eotteokhae?
“Waegurae suho-ya?” ini suara panik Baekhyun di seberang telepon. Oh ya! kenapa aku tidak ceritakan saja pada Baekhyun ya! aku menjentikkan jari sesaat lalu meraih ponsel bermode loudspeaker yang sempat terabaikan.
“Yobeoseyo, Baekhyun-a?”  astaga, sejak kapan aku suka menggigit kuku seperti ini? Aish.. segera kusingkirkan kuku telunjukku yang sempat kugigiti, aigo.. -_-
“Waegurae?” Baekhyun panik, dan kurasa dia lebih panik daripada orang yang seharusnya -_- (re:me).
“Eung.. Itu.. emm.. rrrrr…mmmm… nnnn..nggg…”
Aku yakin Baekhyun sudah memasang tampang -_- di tempatnya berada sekarang dan mungkin saja sudah bersiap membuang ponselnya ke planet mars karena kesal dengan ucapanku yang tergolong bertele-tele.
“a eung a eung, apa eoh?” great, Baekhyun benar-benar sudah emosi.
“Aku.. Taeyeon.. Celana.. aku.. celana.. Taeyeon..”
“Arrrrrrrgggggghhhhhhh….. kau ini kenapa? ada masalah dengan celanamu? atau ada masalah dengan Taeyeon? atau ada masalah dengan celana Taeyeon? Sekarang kau ada dimana? aku akan segera ke sana..”
“Jeongmal? aku ada di rumahku, datanglah.”
“Rumah Suho atau Taeyeon?” -___- kesal sekali. pertanyaannya bodoh. mana mungkin aku di rumahku sekarang jika tubuhku saja tubuh Taeyeon? sudah pasti aku ada di rumah Taeyeon, Arrrgghhh
“Bodoh!! Bukankah sudah jelas kalau aku ada di rumah Taeyeon? Tubuhku saja tubuh Taeyeon jadi mana mungkin aku ada di rumahku sekarang huh? Lama-lama berbicara denganmu membuatku kesal…”
“Hmm.. Baiklah.. aku segera datang…”
Biiip.. dia mematikan ponsel. Apa dia masih lama? aku sudah tidak tahan melihat darah ini. Apa yang harus kulakukan? aish.. molla.. lebih baik aku tidur sambil menunggu Baekhyun.
Baekhyun’s POV
Bagaimana ya? Aku mandi atau tidak ya? mandi.. tidak.. mandi.. tidak.. mandi.. tidak.. mandi… tidak. Baiklah aku tidak akan mandi…Aku tersenyum bodoh entah pada siapa lalu berjalan keluar kamar, namun tiba-tiba… Bau ini…Aku mengendus-endus sekitar berusaha mencari sumber bau. Huwweeekk.. Ternyata itu bau badanku sendiri. Aigo eotteokhae? sudah sebau itukah? Haish!! Mengingat animasi Shaun the s*eep yang suka ditonton adikku membuatku sadar untuk segera mandi. Memangnya aku mau serupa bau dengan kambing? Hell No!
Aku mengambil langkah mundur menuju kamar mandi di kamar Tiffany. Baiklah tuhan, eomma, appa, semua keluargaku, teman-temanku, guru-guruku, para fansku, dan Tiffany aku minta maaf karena harus melihat tubuh ini sekarang. Aku sudah mencoba yang terbaik yang kubisa, namun aku tetaplah manusia yang tidak tahan dengan bau sampah seperti ini. Maafkan aku. Aku mandi dulu, aku akan berusaha untuk tidak melihat seluruhnya, iya aku janji, tapi kalau sewaktu-waktu aku khilaf dan melihat yang bukan seharusnya kumohon maafkan aku… #Kesalahan bukan pada Baekhyun, kesalahan sepenuhnya milik author, plak!
#Ok, dari sini author yang akan melanjutkan, takutnya, kalo Baek yang nerusin ini bakalan jadi ‘sesuatu’ Karena author yakin dia bakalan jelasin detail2 beberapa hal yang gak boleh dijelasin, hahahaha XD
Baekhyun berdiri membelakangi kaca besar di kamar mandi itu. Karena ia tidak mau melihat pantulan tubuh Tiffany, membayangkannya saja sudah membuat Baekhyun merinding.  #WAIT… Membayangkan? 0_0 OMG, jadi si Baek ngebayangin gitu? Baek, mesum sekali otakmu nak! kenapa dibayang2in? Jadi apa aja yg uda kamu bayangin? Bentuk d.. *lanjutinn sendiri, plak. kalo mau nanya ke Baek apa aja yg uda dia bayangin, silakan tulis di kolom komentar. ๐Ÿ˜‰
Baekhyun mandi dengan guyuran shower hingga ia harus menutup matanya saat air dari shower bercucuran. Saat memakai sabun? Mudah sekali, Baekhyun menggunakan alat penggosok badan hingga tidak mengharuskan Baekhyun meraba langsung tubuh Tiffany.
Skip acara mandi, gak enak banget nih..
Baekhyun memperhatikan raut wajah Tiffany sehabis mandi. Cantik, itulah yang dipikirkannya. Wajah Tiffany sangat fresh, mungkin pengaruh air tadi. Baekhyun tersenyum kea rah cermin. “Hhhhh” namja itu menghela nafas pelan menyadari keadaannya yang sekarang. Ia ada di tubuh orang lain, dan ia tak tau mengapa bisa begitu, dan malangnya ia tidak tau bagaimana cara mengembalikannya seperti semula, dan ia tidak tau harus menuntut siapa dalam kasus ini.
Baekhyun menatap lagi pantulan dirinya di cermin untuk terakhir kalinya, memperhatikan balutan kemeja dan rok yang dipakainya. Tubuh barunya. Baekhyun mulai melangkah meninggalkan kamar, bersiap akan ke rumah Taeyeon tempat Suho sekarang berada. ‘Aku baru sadar bahwa aku memiliki bakat berhias’ batinnya sambil tersenyum aneh. Apa kalian bertanya kenapa Baekhyun berpikiran seperti itu? Lihat saja penampilannya sekarang. Ia begitu baik dalam memadukan pakaian dan memoleskan make up ke wajah Tiffany. Padahal Baekhyun tidak pernah memakai make up sebelumnya.
Baekhyun menghela nafas sejenak di depan pagar rumah Taeyeon. Angin semilir melintas sekejap menyapu permukaan wajah putihnya dan menerbangkan rambut pirang gelombang yang ia biarkan tergerai. Ia menekan bel yang ada di sana menunggu orang rumah membukakan pagar.
“Silakan masuk..” ucap seorang ajumma sesaat setelah membukakan pagar. Baekhyun hanya tersenyum simpul lalu melangkahkan kaki berbalut high heels nya masuk ke dalam. Baekhyun sebenarnya tak ingin memakai high heels, namun entah mengapa ia juga enggan memakai sport shoes yang dimiliki Tiffany. Sesuatu dalam dirinya yang entah apa, mengatakan bahwa sport shoes tidak cocok dipadukan dengan pakaiannya sekarang. Great.. Lama-lama Baekhyun benar-benar akan berubah menjadi wanita seutuhnya. #plak
Baekhyun sampai di depan pintu kamar berwarna putih yang dikatakan ajumma tadi adalah kamar Taeyeon. Ia mengetuk pintu beberapa kali hingga Taeyeon (Suho) membukakan pintu untuknya. Suho menarik lengan Baekhyun hingga masuk ke dalam ruangan dan segera menutup pintu.
“YA! Kenapa kau lama sekali?” suara Suho terdengar seperti berbisik dan itu membuat dahi Baekhyun mengernyit. Kenapa harus berbisik? Memangnya ada orang lain di ruangan ini?
“Aku masih harus mandi dan berhias. Tidak lihat penampilanku huh?” Baekhyun sama sekali tidak ingin mengikuti Suho yang berbisik. Ia mengeluarkan suaranya seerti biasa. Kemudian, ia melangkahkan kakinya menuju tempat tidur di kamar itu lalu mengambil posisi duduk di bagian tepinya. “Ada apa sebenarnya eoh?”
Suho hanya diam. Ia malah menggembungkan kedua pipinya lalu mengarahkan pandangan ke bawah. Refleks, Baekhyun mengikuti arah pandangan Suho dan seketika itu juga matanya melebar. Bagaimana ia tidak sadar bahwa ada yang aneh dengan bagian bawah temannya itu. Hot pants berbahan jeans yang dikenakannya berlumuran noda darah. Baekhyun masih mengerjap-erjapkan matanya tidak percaya. “Kau menstruasi?” tanyanya dengan pandangan tidak lepas dari bagian bawah temannya itu.
“Menstruasi?” ulang Suho. Sebenarnya Suho sendiri tidak tau apa yang terjadi pada dirinya sekarang. Ia hanya merasakan sakit perut dan tiba-tiba sudah berdarah. Apa benar ini menstruasi? Suho menstruasi? “Aku menstruasi?” Suho mengarahkan telunjuk pada dirinya sendiri. Lututnya jatuh mencium lantai, pandangannya kosong menyiratkan perasaan shock.
“Bukan kau yang menstruasi, tapi Taeyeon.” Baekhyun kini sudah tidak mengerjapkan matanya lagi. Ia hanya menatap Suho yang berlutut sambil menaruh bantal di pangkuannya.
“Lalu aku harus bagaimana?” Tanya Suho dengan wajah memelas.
“Eumm..Ya, kau hanya perlu pakai pembalut seperti yeoja yang menstruasi biasanya. Menurutku seperti itu.”
“Tapi bagaimana cara menggunakannya?”
“Mana aku tau. Seharusnya kau Tanya pada Taeyeon, bukan padaku. Memangnya aku ini pernah pakai pembalut?” Plak! Suho menepuk jidatnya kuat. Benar sekali. Dia salah alamat. Bagaimana mungkin ia menelepon Baekhyun, seharusnya tadi dia menelepon si pemilik tubuh, Taeyeon.
Suho segera berdiri meraih ponsel yang ia letakkan di nakas. Ia benar-benar melaksanakan saran Baekhyun untuk menelepon Taeyeon.
15 menit kemudian..
Taeyeon POV
Aku menatap Suho di depanku dengan bagian bawah kemerahan. Menyebalkan sekali mengetahui tubuhku yang sedang haid ini ada pada Suho. Apa ada yang lebih memalukan daripada ini? Dan sekarang ia menanyakan cara memakai pembalut? Great.. ini benar-benar memalukan. Rasanya aku ingin menopause sekarang juga agar tidak perlu menghadapi situasi memalukan seperti sekarang.
Aku yakin sekali bahwa wajah Suho yang sedang kupakai ini sudah memerah sempurna. Apalagi ada Baekhyun di ruangan ini. Yah.. walaupun Baekhyun sedang ada di tubuh Tiffany, tapi tetap saja dia itu Baekhyun dan dia itu namja. Menyebalkan!
“Bagaimana?” Tanya Suho.
“Apanya yang bagaimana?” tanyaku. Padahal aku tau apa maksud ucapannya. Hanya saja aku enggan.
“Cara memakainya.” ucap Suho enteng. Baiklah, mungkin ini karena dia laki-laki, jadi dia tidak mengerti perasaan malu yang dirasakan perempuan ketika disinggung masalah-masalah sesensitif ini.
“Y..Ya t..ting..gal dipakai saja. “
“Dipakai bagaimana?” aku menunduk malu. Apa aku harus menunjukkan detail cara memakainya di hadapan namja ini dan Baekhyun? Atau sekalian saja aku yang memasangkannya? Aish! Michigetta!!
Aku menangkupkan kedua tanganku ke permukaan wajah. Dapat kurasakan pipiku panas. Bodoh sekali jika ada yang melihat. Saat ini pemandangannya terlihat seperti namja yang malu-malu di hadapan yeoja. Karena tubuhku sekarang tubuh namja, dan tubuhnya tubuh yeoja.
“Kau kenapa? Apakah sesulit itu untuk menunjukkan cara memakainya?” Aku menurunkan kedua tangan perlahan kembali menatap Suho dengan ekspresi innocent nya. Perlahan, tanganku mulai meraaih satu pembalut dan cd yang ia pegang sejak tadi Aish.. ini memalukan sekali.
“K..Kau tinggal b..buka p..pp..pembalutnya lalu t..tempel di.. sini..” Arrgghhh.. Aku pasti terlihat tolol di depannya. tanganku saja bergetar, tapi dia? Dia malah memperhatikan dengan benar seolah yang baru saja kutunjukkan bukanlah hal yang memalukan.
“Oh.. Ternyata tidak sesulit yang kuduga. Bagaimana Baek? Kau mengerti dengan penjelasan Taeyeon tadi? “
“Ya, aku mengerti. Sangat beruntung bisa mengetahui cara memakainya. Nanti kalau Tiffany haid, aku tidak perlu bertanya padanya bagaimana cara memakai pembalut.” Aku merasakan wajahku makin memanas akibat percakapan dua namja mendadak yeoja ini. Aku segera berdiri bermaksud akan pergi. “Baiklah, aku pergi dulu.”Aku tidak melihat mereka berdua. Namun, dengan terburu-buru aku keluar dari kamar Suho (sebenarnya ini kamarku) dan bergegas pulang.
^_~bbuing bbuing^_~
Tiffany’s POV
“Aku pulang!!” teriakku memberi salam masuk. Sepatu segera kubuka dan kuganti dengan sendal rumah yang tersusun di rak di dekat pintu. Menjalani hari sebagai Byun Baek Hyun sangat melelahkan.
“Kau sudah pulang?” kulalihkan pandangan pada eomma yang sekarang sedang mengupas buah apel di ruang tamu. “Ne.” jawabku singkat lalu mulai melangkah menuju kamar tidur.
Setelah pintu kututup, punggungku langsung kubanting ke kasur berusaha membuang lelah. “Baekhyun-a, makanlah dulu!” kudengar suara eomma lagi berteriak dari luar. Baiklah, sekarang aku sudah terbiasa memangilnya eomma. Biarlah, toh aku ini Byun Baek Hyun untuk sementara. (tapi sampai kapan?)
“Ne eomma..” jawabku sama singkatnya. Aku begitu malas untuk memulai makan siang padahal sekarang jarum pendek jam sudah menunjuk ke angka tiga. Pandanganku menyapu langit-langit kamar Baekhyun yang bergaya tradisional. Ah, ternyata rumah bergaya tradisional tidak terlalu buruk, bahkan lebih  nyaman bagiku. Perlahan, dapat kurasakan kesadaranku menipis dan makin menipis hampir saja hilang kalau saja indera pendengaranku tidak menangkap suara ketukan pintu dari luar.
Kupaksakan mataku yang mulai memerah ke arah pintu. “Masuk.” Ucapku pelan memberi isyarat pada orang di luar sana agar segera masuk.
CKLEK
“Hyung, eomma memanggilmu untuk makan siang!” ucap Baekhee. Aku segera terduduk dan rasa kantukku menghilang seketika melihat wajah anak itu. Dia yang mengerjaiku sampai-sampai aku mengalami insiden memalukan di kelas Changmin seonsaengnim.
“Ya.. BYUN BAEK HEE! KEMARI KAU!!” Aku segera menariknya masuk dan menutup pintu. Baiklah, ini saatnya buat perhitungan!
“Waeyo?” wajahnya berkerut tanda tidak suka ditarik-tarik. Sepertinya dia belum menyadari apa yang akan kulakukan.
“Kenapa kau bilang pada eomma kalau aku suka kimchi pedas eoh? Memangnya aku pernah bilang padamu kalau aku suka kimchi pedas? Bukannya aku sudah pernah bilang padamu kalau aku tidak suka kimchi pedas?” Kemarahanku meletup-letup. Aku tidak peduli lagi kalaupun seandainya tingkahku sudah terlampau OOC dibanding Baekhyun yang sebenarnya.
“Hahahahhahahahahhahaha… Hyung sih mau saja makan kimchinya.. Kalau tidak mau ya jangan dimakan.. AHhahahahhahahaha.. hyung bodoh!!” Baekhee tertawa terbahak-bahak sampai-sampai memegangi perutnya.
Aku menggigit bibir menahan geram melihat anak ini. Kalau saja dia benar-benar adik kandungku, sudah tamat riwayatmu Byun Baek Hee! “Hyung bodoh, weeeekkkk” ia memeletkan lidahnya lalu segera kabur.
“Ya BYUN BAEK HEE! KEMARI KAU!!” Aku segera berlari mengejar Baekhee yang sekarang sudah berlarian di ruang tamu.
“Eomma.. eomma… Lihat, hyung ingin memukulku. “ Baekhee bersembunyi di balik punggung eomma yang sedang duduk. Eomma menatapku lucu. “Baekhyun-a, jangan seperti anak-anak. Kau ini sudah dewasa, sudah sana, lebih baik kau makan dulu.” Aku mendengus kesal lalu memelototi Baekhee yang sedang memeletkan lidah kecilnya ke arahku. Aigo, apa selama ini Baekhyun tahan menghadapi adiknya itu?
^_~bbuing bbuing^_~
kaiyoon
Kai POV
“La la la la la la…” Mulutku terus saja bersenandung sambil berjalan di sepanjang lorong menuju kelasku. Aku sangat bahagia sekarang ini. Wajah Yoona begitu sempurna, mungkin itu yang membuatku senang apalagi saat aku bercermin.
“Apa liat-liat? Aku cantik kan?” aku mengerjap-erjapkan mata pada dua orang hoobae yang berjalan sambil melihat-lihat ke arahku. Baiklah, aku tau aku ini sangat sempurna. Jadi kurasa wajar jika dua hoobae tadi terus-terus melihat ke arahku. Arrggh.. bahagianya menjadi pusat perhatian!! Aku memutar tubuhku saking bahagianya.
“Yoona-ssi..” Aku berhenti dari aktivitas anehku lalu menoleh ke arah seseorang yang baru saja menyerukan nama baruku.
“Ah.. Seonbae-nim.. “ Aku menunduk dengan gaya sok anggun yang aku bisa. Bagaimana pun, aku ini yeoja sekarang. Jadi, aku harus mulai terbiasa bersikap seperti yeoja pada umumnya, apalagi wajahku sekarang ini sangggggaaaat sempurna.
“Kau sedang apa?” Tanya Luhan seonbae lembut. Sebenarnya aku sedikit risih dengan tatapannya itu. Bagaimana pun juga aku ini kan namja, jadi bagiku ini terlihat sedikit aneh.
“Aku tidak sedang melakukan apa pun. Memangnya kenapa seonbae?”
Ia tertawa pelan sambil menggaruk belakang kepalanya. “Tidak apa-apa. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu, apa kau punya waktu sebentar?”
“Baiklah.” Aku tersenyum lebar menampakkan kedua mataku yang melengkung dan hampir tertutup. Luhan seonbae duduk di sebuah kursi panjang di pinggir koridor. Ia memposisikan duduknya menjadi sedikit berhadapan denganku.
“Sebenarnya Sunny kenapa? Aku tidak mengerti, padahal kemarin-kemarin dia sangat baik padaku, tapi sejak dia keluar dari rumah sakit, dia berubah menjadi sangat cuek padaku. Apa mungkin Sunny menceritakan sesuatu padamu?”
Apa katanya? Sunny? Itu berarti D.O. Memangnya kenapa D.O bersikap cuek pada Luhan? Arrgghhh.. D.O ini ada-ada saja. Lalu aku harus bilang apa pada Luhan seonbae sekarang?
“Euum.. aku tidak tau seonbae. Sunny tidak cerita apa pun padaku. Tapi nanti aku akan Tanya padanya. “
“Gurae. Aku mengandalkanmu Yoona-ya..” Aku tersenyum canggung saat Luhan seonbae menyentuh pundakku. Sangat risih bagiku, karena sekarang yang kupikirkan Luhan seonbae sedang menyentuh Kai bukan Yoona. Arrrrgghhh.. Tampaknya aku belum terbiasa untuk menjadi Yoona.
Luhan seonbae bangkit berdiri lalu berjalan memunggungiku dan aku pun  segera bangkit lalu melanjutkan langkah menuju kelas.
Kulangkahkan kakiku masuk ke dalam ruangan kelas yang mulai ramai. Kuarahkan pandanganku pada Sunny (Kyungsoo) yang sedang duduk membaca buku tebal. Aku mengambil posisi duduk di depannya. Aku memandang wajahnya sebentar lalu menghela nafas.
“Ya..” Sunny menoleh.
“Kenapa kau bersikap cuek pada Luhan seonbae?” tanyaku to the point.
Sunny menutup bukunya. Wajahnya yang tadi biasa-biasa saja berubah menjadi berkerut. Arrgh, aku tidak tau apa yang salah, dan jelas aku tidak mau tau. Menyebalkan sekali harus mengurusi orang lain seperti ini. “Memangnya dia bilang apa padamu eoh?” Suara Sunny yang sebenarnya imut dan enak didengar itu berubah kasar dan merusak gendang telinga saat Kyungsoo yang memakainya, apalagi membentak seperti sekarang ini. Padahal Sunny itu yeoja yang imut, tapi kenapa setelah diisi dengan roh Kyungsoo dia jadi galak begini?
“Dia bilang kau bersikap cuek padanya. Kurasa ia tidak menyukai hal itu. Memangnya kenapa kau bersikap seperti itu padanya? Dia salah apa padamu?”
“Aish.. orang itu menyebalkan sekali. Kalau aku cuek padanya memang kenapa?”
“Siapa yang cuek pada siapa?” kami sama-sama menoleh pada suara seseorang yang tiba-tiba menginterupsi. Di sana, Kyungsoo (Sunny) sudah berdiri dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana. Tampaknya dia baru saja sampai.
“Ya.. aku mau tanya, bagaimana hubunganmu dengan Luhan seonbae?” tanyaku sambil segera berdiri. Suaraku dipelankan agar tidak ada yang mendengar percakapan kami.
“Memangnya kenapa?” kedua alsinya saling bertaut heran. Mungkin ia agak risih ditanyai masalah pribadinya.
“Sekarang ini kan Kyungsoo sedang ada di tubuhmu, jadi kami harus tau bagaimana hubunganmu dengan Luhan agar Kyungsoo bisa bersikap sewajarnya di depan Luhan. Kau mengerti kan, agar Luhan seonbae tidak curiga.” Ucapku panjang lebar. Kyungsoo (Sunny) terlihat berpikir sejenak.
“Hubunganku dengannya baik. Jangan sampai kau melakukan yang aneh-aneh ya!” kali ini Kyungsoo (Sunny) mengarahkan telunjuknya ke arah Sunny (Kyungsoo) yang hanya memasang tampang tidak mau tau.
“Ingat ya! Sekarang kau ini Sunny. Jadi bersikaplah seperti Sunny. Aku akan sellau mengawasimu arasseo?” Kyungsoo (Sunny) mendaratkan sikunya di meja Sunny (Kyungsoo) sambil mendekatkan wajahnya.
“Ckckckkckckck…” aku hanya berdecak malas melihat adegan bodoh ini. Aku segera berjalan ke bangkuku sendiri. Biarlah mereka mengurus urusan mereka sendiri.
“Hai Taeyeon!!” sapaku pada Taeyeon (Suho) yang sedang mengerjakan sesuatu di mejanya. Entah kenapa sejak kemarin orang itu lebih memilih diam. Dan seperti biasa, aku tidak mau tau, hahahha XD.
“Hai Tiffany!!” aku melambaikan tangan ke arah Tiffany yang melintas dari mejaku.
“Hai..” sapanya singkat lalu duduk di bangku di belakangku. Aku segera membalik tubuhku ke belakang hingga kini kami berhadapan. Aku memeperhatikan sebentar wajah Tiffany ( Baekhyun)yang tergolong kusut dan mengeluarkan aura gelap. Apa-apaan ini? Kenapa semua orang murung begini? Apa semua orang bersedih saat aku bahagia?
“Hei, kau kenapa?” tanyaku sambil melambai-lambaikan tangan di depan wajahnya. Dia hanya menghela nafas panjang llau menatap menerawang. Belum menjawab pertanyaanku dia malah mendaratkan pipinya di meja. Aigo, sangat tidak bersemangat.
“Aku sedang tidak mood kim jong in…” ucapnya pelan namun membuat kedua mata sipitku melebar lalu suaraku menggelegar, “YA! KENAPA KAU MEMANGGILKU SEPERTI ITU?”
Dia mengangkat wajah dari meja lalu menunjukkan wajah berkerutnya padaku. Ia mengelus kedua telinganya. “Kau ini berisik sekali. Sudah sana, aku sedang tidak ingin berdebat.” Tanpa menunggu responku, dia langsung mendaratkan lagi pipinya ke meja.
Aku kembali menghadap ke depan. Heran, kenapa tidak ada seorang pun yang merasa bahagia hari ini? Padahal kan aku sedang sangat senang. Menyebalkan sekali. Menyebalkan. Menyebalkan.
Kali ini pandanganku mengarah ke depan kelas saat melihat Yoona asli sedang berjalan gontai dengan tubuhku. Jangan bilang kalau dia juga sedang tidak mood. Arrgghh.. memangnya ini hari apa eoh? Kenapa semua orang murung seperti ini? Apa hari ini sedang memperingati kematian pahlawan? Sepasang matku terus kuarahkan padanya. Dia terus menunduk hingga duduk di kursinya. Membuka tas lalu tidur dengan kepala terkulai di meja. Shit, ada apa sebenarnya?
Aku bangkit berdiri lalu berjalan ke arah ‘Yoona asli’. Aku mengambil posisi duduk di depannya. Kebetulan Chanyeol (Jessica) pemilik bangku ini belum datang. “Hei, kau kenapa?” tanyaku pelan membuatnya seketika mengangkat kepala.
Ia mendecak lalu kembali merebahkan kepalanya. Mwoya? Dia tidak meresponku? Ap dia sedang mengabaikan pertanyaanku? Aku menggigit bibir bawah menahan kesal. “Ya, kau ini sebneranya kenapa eoh?” kali ini volume suaraku meningkat namun tak sampai membuat pandangan orang lain tertuju padaku.
“Aish.. kau masih berani tanya eoh? Memangnya kau pikir siapa yang tidak shock saat bertukar jiwa dengan namja mesum sepertimu?”  suaranya ikut meninggi. Namun kurasakan ada aura yang tidak beres di sini. Atas dasar apa dia menyebutku namja mesum? Aku kan tidak pernah bersikap seperti itu selama ini.
“Apa maskudmu?” tanyaku penuh selidik. Aku harus hati-hati saat menanyakan hal ini. Jangan-jangan…
“ Kau masih pura-pura bodoh hah? Memangnya bukan kau yang punya koleksi sebanyak itu?”
“Ko..ko..koleksi apa?” tanyaku mulai panik. Jangan bilang kalau dia sudah menemukannya.. aish… andwae…
“Koleksi di balik meja belajarmu babo!!! Kenapa kau semesum itu eoh? “
JLEB! Mati aku. Aku yakin wajahku sekarang sudah sangat memerah. Aura gelap dan menyeramkan masih terpancar jelas di wajahnya. Aku hanya menggaruk belakang kepala menahan canggung yang sudah amat sangat kental. Hadu.. sebenarnya bagaimana dia menemukannya ya? Eommaku saja yang setiap hati membersihkan kamarku tidak pernah melihatnya, tapi kenapa dia malah melihatnya dengan begitu mudah? Dia ini pelacak atau apa sih?
“B..Bagaimana kau bisa menemukannya?” walaupun masih menahan malu yang amat besar, aku tetap memberanikan diri bertanya padanya.
“Masih berani tanya? Kalau begitu siapa itu Eunhyuk hah?”
“M.. Mwo? Eunhyuk? Dia datang ke rumahku kemarin?” matilah aku! Ternyata semua gara-gara Eunhyuk! Menyebalkan! Aku menunduk tak tau harus bilang apa lagi pada yeoja di hadapanku ini. Pasti sangat sulit baginya untuk hidup sebagai Kai. Haeduh.. molla.
“DASAR MESUM!” Teriaknya kuat membuat seluruh pandangan seisi kelas tertuju pada kami. Kedua mataku melebar. Bagaimana dia mengatakan kalimat itu begitu kencang?
“Mwo? Yoona mesum?” seisi kelas mulai berbisik-bisik gaduh sambil memandang tidak percaya ke arah kami berdua. Sementara aku hanya menunduk sambil memijat-mijat pelipisku pusing. Dia ini bodoh atau bagaimana ya? Dia berteriak mesum saat berada di dalam tubuhku. Jadi, sekarang orang lain melihat kami dengan keadaan ‘Kai meneriaki mesum pada Yoona’, otomatis namanya sendiri yang jelek karena ucapannya. Ckckckckkckck.. bodoh sekali.
“Apa yang sudah dilakukan Yoona padamu Kai-ya?” Daehyun memegangi pundak Kai (Yoona) berusaha memberikan ketabahan sekaligus berharap rasa penasarannya terjawab. Aku hanya memandanganya bosan. Baiklah, dia terjebak atas kebodohannya sendiri. Aku segera bangkit dari dudukku meninggalkannya bersama beberapa orang yang mulai berkerumun. Dapat kulihat sekilas, sepasang matanya mengikuti siluet tubuhku yang berjalan meninggalkannya dengan tatapan bingung. Mungkin dia baru sadar akan keadaan yang menerpanya sekarang.
“Ya, tadi aku salah ucap. Maksudku, Yoona.. mm…m..mm..manis..” plak, aku menepuk dahi mendengar ucapannya. Kata mesum dan manis kan jauh beda, aduh, dia ini bodoh sekali. Tidak mau mendengar lebih jauh seputar kebodohannya aku segera menuju bangkuku. Dari sini, aku masih bisa memandanginya yang kelabakan mendengar pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan teman-teman sekelas, danapa kalian tau semua yang mengerumuninya sekarang ini adalah orang-orang mesum, ckckckkckckckck…
Author’s POV
Suasana kelas XI-A mulai gaduh akibat sang guru yang meninggalkan kelas. Kelas yang tadinya aman, damai, tentram, dan terkendali berubah rusuh, ricuh, berisik, dan berantakan. Seseorang bernama Taeyeon sedang duduk melamun sambil menggigiti ujung kukunya. Sebentar lagi, jam olahraga akan dimulai. Dia begitu suka jam ini karena ia bisa bermain volli, jenis olahraga yang begitu ia sukai. Tapi, apa jadinya kalau ia tengah mendapat tamu bulanan? Suho sudah mengatakan padanya untuk tidak mengikuti jenis olahraga apa pun karena akan membuat tamunya makin deras mengalir, bahkan ia dilarang minum minuman bersoda, hadeuh… banyak sekali yang dilarang Suho padanya.
Di sudut lain, seorang namja berambut kecokelatan sedang sibuk memandangi bertumpuk kertas di hadapannya. Sangat sial bagi namja bernama Byun Baek Hyun itu karena harus menyusun data-data siswa kelas sepuluh akibat perintah dai wali kelasnya, Choi Sooyoung. Mungkin, kalau ia masih berada di tubuh aslinya, dia tidak akan mendapat tugas seperti ini. Apalagi dia tidak terbiasa, dan dokumen ini harus selesai besok, akhhh menyebalkan sekali kalau harus menjadi pesuruh guru.
Yeoja berambut gelombang pirang memandangi namja yang berkutat dengan kertas itu. Ia ingin sekali membantunya apalagi saat melihat wajah namja itumengerut berkali-kali. Seharusnya itu adalah tugasnya namun sekarang malah harus ia limpahkan pada orang itu.
Beberapa anak mulai meninggalkan kelas membawa seragam olahraga masing-masing menunju ruang ganti. Begitu pula yeoja berambut panjang yang sejak tadi memandangi Baekhyun, sekarang ia sudah bersiap akan meninggalkan kelas. Saat ia melewati tempat duduk namja itu, ia membuka suara, “Kau tidak ikut jam olahraga?”
Seketika namja itu menoleh menampakkan ekspresi lucu yang tergurat di wajahnya. Ia menggeleng lemas, “Tidak, kau lihat sbeerapa sibuk aku? Aish.. seharusnya kan ini tugasmu..” sungutnya dengan bibir mengerucut. Selalu saja namja itu bersikap feminim, apa ia ingin orang lain tau siapa dia sebenarnya dibalik tubuh Baekhyun yang ia tumpangi sekarang?
Yeoja itu tidak berbicara lebih lanjut lagi. Ia segera berjalan bergabung dengan temnannya yang lain untuk mengganti pakaian mereka di ruang ganti.
^_~bbuing bbuing^_~
                Tiffany, Sunny, Yoona, Jessica, dan Seohyun saling bertatapan di tengah ruang ganti. Entah pa maksud tatapan mereka itu. Mereka sudah menunggu ruang ganti kosong sebelum mereka harus mengganti pakaian. Karena sekarang mereka ini yeoja, jadi mereka harus berganti pakaian di ruang ganti yeoja. Dan tentu saja mereka tidak akan mengganti pakaian begitu saja. Mereka harus menunggu ruang ganti kosong, agar mereka dapat mengganti pakaian dengan tenang sekaligus terhindar dari pemandangan-pemandangan yang sebenarnya indah dan langka, namun tidak boleh mereka lihat. #plak
“Arrghh, aku benar-benar tidak bisa!!” Tiffany menutup wajahnya rapat dengan kedua telapak tangan. Ia benar-benar masih belum terbiasa melihat pemandangan tubuh naked setiap hari. Untuk mandi saja dia harus berjuang mati-matian, dan sekarang ia harus mengganti pakaian? Dalam satu hari ini dia akan melihat tubuh yeoja ini berapa kali eoh?
Yoona memegangi pundak Tiffany berusaha menyalurkan ketenangan untuk temannya itu. Diantara mereka, memang Tiffany lah yang belum terbiasa hidup sebagai yeoja. Tiffany begitu panik kalau sudah berurusan dengan sesuatu berbau ‘tubuh’ berbeda dengan Yoona yang terlampau santai dan seolah bersifat ‘tidak mau tau’.
“Ya.. Pastikan kalian semua berbalik ! jangan ada yang menoleh ke belakang apalagi mencuri-curi pandang ke belakang!” Sunny memperingatkan. Ia sama sekali tidak ingin salah satu dari temannya melihat tubuhnya saat ini.
“Gurae..” mereka menjawab serempak lalu berbalik saling membelakangi. Tiffany masih saja resah namun ia memilih untuk tidak lagi bersungut-sungut lalu mulai menanggalkan seragamnya.
Di ruang ganti namja…
Suho, Kai, Chanyeol, dan Kyungsoo sudah menanggalkan kemeja yang mereka pakai. Mereka harus menunggu ruang ganti kosong terlebih dahulu sbelum mulai mengganti seragam. Tentu mereka tidak ingin melihat sesuatu yang akan merusak pemandangan kalau sampai mereka berganti pakaian dengan teman-teman yang lain.
“Kenapa kau melihat-lihatku sejak tadi eoh?” Kai menyilangkan kedua tangannya di depan dada saat merasa diperhatikan oleh Suho.
“Aku tidak tau kalau perut Kai berkotak-kotak seperti itu. Bahkan perut Suho tidak sampai seperti itu.” Suho menunjuk perut rata dengan abs samar-samar miliknya.  Semua mata beralih ke arah tunjukan Suho.
“Masih lebih baik daripada ini..” semua mata beralih lagi. Kali ini pada perut rata Kyungsoo yang bersinar dan mulus.
“Mwoya? Kyungsoo tidak buncit sama sekali…” tangan Chanyeol bergerak mengelus permukaan kulit perut Kyungsoo yang langsung dihadiahi pukulan dari Kyungsoo sendiri. Walaupun tubuh ini bukan miliknya, tapi tetap saja ia risih saat seseorang mengelusnya seperti tadi.
“Memangnya kenapa kalau tidak buncit?” mata bulat Kyungsoo melotot ke arah Chanyeol.
“Ani. Dia ini kan suka sekali masak dan makan. Makanya aku heran kenapa perutnya masih rata seperti itu. Apa dia olahraga?” Chanyeol memasang wajah bodoh.
“Mm.. kurasa dia tidak olahraga. Mana mungkin. Dia tidak memiliki abs di perutnya kalau dia olahraga setiap hari.” Tebak Kai disambut anggukan dari temannya yang lain.
“Aish.. aku iri pada pemilik tubuh ini..” gumam Kyungsoo sambil memegangi perutnya.
CKLEK
Semua mata menoleh ke arah pintu dengan mata melebar. Keempatnya berhamburan menyelamatkan diri saat menyadari ada yang memutar knop pintu dari luar. Bodoh sebenarnya, mereka ini kan sekarang namja yang sedang mengganti pakian di ruang ganti, jadi yang masuk ke ruangan ini pun pastilah seorang namja. Ah, kita melupakan satu hal, mereka ini kan sebenarnya yeoja yang terjebak dalam tubuh namja!
Kyungsoo kebingungan harus berlari ke mana. Akhirnya ia hanya bisa diam di tempat dengan pose dibuat setenang mungkin, walaupun sebenarnya pose nya sekarang bisa dibilang, ‘bodoh’. Ia menopangkan tangan kanan ke tembok, kaki disilangkan, menghadap ke arah pintu. Saat kepala seseorang menyembul dari luar, Kyungsoo melambaikan tangannya aneh.
“Hai..” ucapnya disambut dahi mengernyit dari orang yang baru saja masuk. Saat tadinya, hanya bagian kepala saja yang menyembul ke dalam ruangan, kini orang itu sudah berdiri tegap memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam ruang ganti. Ia adalah Sungjong, anggota infinite teman sekelas Kyungsoo yang sudah siap dengan seragam olahraganya.
“Kalian lama sekali. Pelajarannya akan segera dimulai. Seonsaengnim menyuruhku memanggil kalian.” Ucapnya dengan wajah terbilang memerah semu entah karena apa pun Kyungsoo tidak tau. Kyungsoo hanya tersenyum aneh sambil mengangguk-angguk membuat Sungjong segera mengambil langkah keluar ruangan meninggalkan Kyungsoo. Tak sampai satu detik pintu merapat. Kyungsoo dengan cepat mengelus dadanya namun sedetik berikutnya ia berjengit saat menyadari bagian tubuh atasnya tidak berbalut kain apa pun membuat darahnya berdesir sendiri saat telapak tangannya berkontak kulit dengan dadanya. Baiklah, ini sudah cukup aneh. Kyungsoo menggeleng kuat lalu mengambil nafas dalam-dalam.
Tak menunggu lama, Kyungsoo segera memakai seragam olahraga bagian atasnya dan saat itu juga teman-temannya yang lain keluar dari tempat persembunyian masing-masing. Bodoh sekali saat harus sembunyi dengan alasan sekonyol ini. Sadarlah, yang barusan datang itu Sungjong, dan semua orang sudah tau bahwa Sungjong itu namja, sama seperti mereka saat ini, jadi kenapa harus sembunyi? Ya, baiklah satu kesimpulam, member SNSD itu aneh. #plak
Mereka bergegas mengganti pakaian masing-masing. Dan kali ini mereka bekerja dalam diam. Semuanya sibuk baik sedang memakai pakaian masing-masing atau pun memasukkan seragam osis ke dalam loker.
kyungsun2
Kyungsoo’s POV
Kami segera berlari ke tengah lapangan menyusul teman-teman lain yang sudah dalam posisi siap di barisan masing-masing. Kulihat Amber seonsaengnim sibuk memberi pengarahan di depan dengan posisi istirahat di tempat. Kujelaskan sedikit tentang guruku ini ya. Rambutnya pirang pendek berponi, berperawakan tidak terlalu tinggi tidak terlalu pendek alias pas-pasan dengan dada rata, dan disiplin keras. Kulit wajahnya putih mulus, tapi suaranya cukup berat. Kesimpulannya dia itu perempuan namun mirip laki-laki. Untung di Korea, kami memanggil guru dengan sebutan seonsaengnim, bagaimana kalau kami orang Indonesia? Pati serba salah saat harus memanggilnya bu guru atau pak guru, benar kan?
“Sebenarnya aku ingin sekali mengajar kalian hari ini, tapi aku ada beberapa urusan yang harus diselesaikan, jadi kalian bermain sendiri untuk hari ini, mengerti?”
“Ne seonsaengnim..”
“Baiklah, ketua kelas, aku mempercayakanmu mengawasi mereka.” Ucap Amber seonsaengnim dengan arah pandangan fokus pada Suho. Sedetik kemudian dia berbalik meninggalkan lapangan.
Padahal, punggung Amber seonsaengnim masih terlihat jelas, namun suasana sudah gaduh, barisan yang tadinya berjejer rapi, berantakan seketika. Setiap pasang kaki mulai mengambil tempat masing-masing untuk bermain.
Kulihat di bagian utara lapangan para member B.A.P sudah berdiri dengan Yongguk yang menahan bola futsal dengan kaki kanannya. Ya, kami dibariskan di lapangan futsal, otomatis kami akan bermain futsal hari ini.
“Jadi, siapa yang menantang kami bermain futsal eoh?” tantang Yongguk meremehkan. Para siswi yang sudah duduk memenuhi atribun yang ada di sana memekikkan kata ‘oppa’ keras-keras berusaha menarik perhatian sang king of futsal.
Hampir saja Yoona yang sedang bersarang dalam tubuh Kai meneriakkan kata ‘oppa’ kalau tidak segera disumpal oleh telapak tangan Kai asli. Bodoh sekali yeoja itu, tampaknya dia melupakan sebuah fakta bahwa dia itu namja sekarang. Bagaimana kalau dia berteriak ‘oppa’ lalu semua orang akan mengecapnya sebagai orang aneh.
“Kami.” Kutolehkan pandanganku pada Yoona-yah kalian tau kalau dia itu Kai-yang berdiri dari duduknya.
Belum ada jawaban dari anggota B.A.P. Yoona berjalan mendekat ke tengah lapangan menghadap langsung pada Yongguk. Yah, kurasa si penggila olahraga sekaligus yadong ini merasa tertantang. “Kami, akan melawan kalian bermain futsal.” Ucapnya enteng disambut longoan dari enam member B.A.P.
“Maksudmu kau dan anggota SNSD yang lain?” tanya Youngjae memastikan.
“Iya, memangnya kenapa? Kau takut?” ah, Kai memang sangat bodoh.
“Yoona-ya, sudahlah. Kami ini tidak bermain dengan yeoja. Terlalu enteng.” Yongguk menyentilkan ujung kukunya di hadapan Yoona. “ Lebih baik kau duduk dan dukung kami dalam pertandingan ini..Ok?”
Kulihat dengan jelas Yoona memiringkan kepalanya. “Apa seorang King of futsal memilih-milih lawan? Tidak kusangka, ternyata kalian ini takut ya melawanku?”
“Mwo?” keenam anggota B.A.P melongo heran mendengar ucapan Yoona. Selanjutnya, keenamnya masih dalam keadaan bersamaan mendecih bosan. “Baiklah, kalau itu maumu, tapi jangan menangis kalau kalian kalah ne?”
“Tidak akan.” Yoona tersenyum menyeringai masih memandang lurus ke dalam bola mata Yongguk, kebiasaannya saat berhadapan dengan lawan. Tepatnya, kebiasaan Kai. “Dan agar permainan ini lebih seru, siapa pun yang kalah harus mencium pipi Kris saem, bagaimana?”
Tawa member B.A.P membahana keras. “Harus di depan Sooyoung saem.” Tambah Yongguk.
“Setuju.” Sambut Yoona lagi. “Tapi, saat ini kami hanya berlima, jadi kalian juga harus mengurangi anggota kalian jadi lima, adil kan?”
“Tentu.”
Yoona menyeringai lalu kembali ke tempat kami berdiri tak jauh dari tempat B.A.P tadi. “Sepertinya permainan ini sangat seru.” Ucap Yoona sambil menjepit poninya ke belakang. Kkkkkkk~ sebenarnya aku sangat ingin tertawa, Kai menyiapkan jepitan di sakunya, hahahahhaha XD dia sudah menjadi yeoja sejati rupanya.
Tiffany, Jessica, Seohyun, dan aku mengikuti Yoona yang menjepit poni ke belakang. Mereka meggulung rambut serampangan-maklumlah mereka belum terbiasa-lalu segera mendekat ke tengah lapangan siap menghadapi B.A.P
Jongup yang tidak ikut bermain direkrut menjadi wasit. Sesaat setelah peluit berbunyi, kami dan anggota B.A.P mulai mengejar bola yang menggelinding di tanah beralas rumput ini.
chansica
Jessica’s POV
Terlihat jelas dari atribun yang kami duduki, kini bola berada di pihak B.A.P. Terlihat Tiffany (Baekhyun) mengejar-ngejar bola yang terus saja digiring Daehyun. Beralih dari sana, kini mataku terarah pada Chanyeol dengan tubuhku yang langsung menggiring bola sesaat setelah berhasil mendapat bola yang ditendang Daehyun ke arah Zelo yang berdiri tepat di samping Chanyeol. Aku baru tau, pemandangan tubuhku  yang dilakoni Chanyeol yang saat ini tengah berlarian di tengah lapangan terlihat sangat keren. Bibirku tertarik melengkung saat ia berhasil membobol gawang Youngjae. “Yeaaayyyy!!!” pekikku tanpa sadar. Chanyeol terlihat sangat girang. Ia berlarian di tengah lapangan sambil merentangkan tangannya. Apa ia selalu melakukannya saat bermain futsal? Ah molla, kau ini memikirkan apa sih Jessica!
Pertandingan terus berlangsung. Setiap tubuh yang berlarian di tengah lapangan sudah mengucurkan keringat cukup deras. Kutolehkan pandanganku pada papan skor yang sekarang menunjukkan angka 2-1. EXO berbadan SNSD itu memimpin skor namun tidak setelah Yongguk, sang master mencetak satu skor bagi B.A.P saat dia berhasil membobol gawang Kyungsoo.  Skor 2 sama sekarang. Anggota B.A.P bersorak gembira. Aku menoleh pada arloji yang kupakai. Sial, waktunya tinggal lima belas menit lagi sebelum jam olahraga benar-benar akan habis. EXO fighting!!! Pekikku namun hanya dalam hati. Jangan tanyakan mengapa karena aku pun tak tau. #berasa lagi nyanyi
Bola kini berada di bawah kaki Kai, namun entah kenapa aku lebih tertarik memandang Chanyeol yang sedang  terengah-engah di tengah lapangan sambil memegangi lututnya. Ia mengelap bulir-bulir keringat yang mengalir di pelipisnya lalu kembali berdiri tegak. Tampaknya tenaga seorang yeoja tidak cukup untuk Chanyeol,  ia membutuhkan tenaga lebih.
“JESSICA FIGHTING!!!!” teriakku keras membuat pandangan beberapa anggota infinite mengarah padaku.
“Bukannya kalian musuh besar ya? “ tanya Hoya sambil menyipitkan matanya.
“Atau mungkin kau amnesia?” Sunggyu ikut-ikutan menyipitkan mata segarisnya.
“Berisik!” ucapku singkat lalu kembali memandang Chanyeol yang sebenarnya di lapangan. “JESSICA FIGHTING!!” ucapku lagi. Kali ini Chanyeol menoleh ke arahku dan.. ia tersenyum?
AAAAAAAAAAAAAAAAAA….Chanyeol tersenyum ke arahku. Arrrgghh, kenapa pipiku terasa panas. Kutangkupkan kedua tanganku ke pipi, berusaha menyerap rasa hangat yang ada di sana. Aish.. aku bodoh sekali.
“YEEEEAAAAYYYYYY!!!” kutolehkan pandanganku kembali ke lapangan saat mendengar tujuh anggota infinite menjerit kuat. Hanya butuh sepersekian detik, aku ikut menjerit bahkan sambil melompat kegirangan. Baekhyun berhasil mencetak gol ketiga.
EXO berbadan SNSD itu saling berpelukan di tengah lapangan. Sudah dipastikan keringat yang kini sudah membasahi ¾ pakaian mereka sudah saling tertukar satu sama lain. Jepitan yang mulanya menahan poni mereka sudah berantakan, bahkan milik Kai sudah lepas dari tempatnya. Kulihat jarum panjang di arlojiku menunjukkan angka dua, lima menit lagi jam olahraga akan selesai. Sudah mustahil bagi B.A.P untuk mencetak gol ketiga mereka.
Para anggota B.A.P mendudukkan diri dia atas rumput sambil mendesah kecewa. Sial sekali harus kalah dengan yeoja. Aku berhenti menjerit saat melihat Kai berjalan dan berhenti tepat di depan Yongguk yang terduduk lemas. Ia mengulurkan tangannya bermaksud membantu Yongguk berdiri.
“Kita tetap XI-A kan? “ ucapnya sambil tersenyum manis lalu mengisyaratkan agar Yongguk menyambutnya.
Yonggguk diam sebentar sebelum akhirnya meraih uluran tangan Yoona dan bangkit berdiri. “Kau tidak lupa dengan hukumannya kan? Mencium Kris saem di depan Sooyoung saem.”
“Ya, aku ingat.”
Yoona tersenyum singkat lalu berbalik.
^_~bbuing bbuing^_~
baekfany2
Baekhyun’s POV
Aku memasuki kelas dengan membawa sebotol minuman isotonik. Aku berjalan menuju tempat dudukku sambil melirik Tiffany yang asyik dengan puluhan lembar kertas HVS di mejanya. Karena terjebak di tubuhku, dia terpaksa harus mengerjakan apa yang seharusnya menjadi pekerjaanku. Aku tau pasti sulit sekali apalagi dia tidak terbiasa. Dan ia harus mengorbankan jam olahraganya.
Guru yang akan mengajar pada jam selanjutnya memasuki kelas. Ia adalah Kim Hyoyeon seonsaengnim, guru kesenian. Pelajaran kesenian adalah pelajaran penutup untuk hari ini, dan aku bersyukur akan hal itu.
Kutolehkan lagi pandangan ke arah Tiffany yang sekarang ini kerepotan menyimpan kertas-kertas ke dalam laci mejanya. Tentu sudah dapat dipastikan yeoja itu (atau aku harus memanggilnya namja?) tidak akan mengerjakan pekerjaan tambahannya saat jam pelajaran berlangsung.
“Harap semuanya lihat ke depan!!” seketika itu juga perhatianku berpindah pusat pada Hyoyeon seonsaengnim di depan kelas. Guru kesenian yang sangat fashionable itu sangat ramah dan anggun, berbanding terbalik dengan Sooyoung seonsaengnim yang lebih cenderung kaku dan mematikan.
“Apa Sehun sudah pulang dari rumah sakit?”
“Belum seonsaengnim, tapi aku sudah menjenguknya lho!” semua pandangan jatuh pada Seohyun (Sehun) yang sedang tersenyum aneh di bangkunya.
“Benarkah? Lalu bagaimana keadaannya?”
“Aku sudah membawakannya buah-buahan seonsaengnim tapi dia malah menutup wajahnya dengan bantal. Aku jadi sedih seonsaengnim.”  Plak! Aku langsung menepuk jidat mendengarnya. Aduh, apa otak Seohyun tidak mampu membuat Sehun kehilangan sedikit sifat bodohnya itu?
“Seohyun-a , seonsaengnim kan tanya bagaimana keadaannya. Kapan dia bisa pulang dan beraktivitas seperti biasanya?”
“Eung….” Si bodoh Sehun itu ‘sok berpikir’ dengan pose jari telunjuk ditaruh di dagu dan matanya melirik langit-langit kelas.
“Dia akan pulang besok seonsaengnim, dan dia akan mulai masuk sekolah lusa.” Semua mata kini beralih pada Chanyeol (Jessica). Yah, kurasa aku harus bersyukur ternyata masih ada orang waras yang tersisa di ruangan ini.
“Eumm.. begitu rupanya…” Hyoyeon mengangguk-angguk. “Baiklah, hari ini aku akan memberikan materi tentang teknik vokal, tapi sebelumnya aku akan mengambil buku sebentar, kalian jangan membuat keributan, mengerti?”
Chanyeol’s POV
“Ne seonsaengnim..” tak menunggu lama, Hyoyeon seonsaengnim pun beranjak keluar kelas. Ia membawa high heels belasan sentinya melangkah anggun menuju kantor guru. Aku beranjak dari kursiku. Bukannya aku mau buat keributan, tapi sejak tadi rambut panjangku ini sangat mengganggu jadi kuputuskan untuk pergi ke bangku Jessica yang saat ini tengah merebahkan kepalanya di atas meja. Aku yang sangat aktif bahkan diejek hyperactive ini pasti sangat aneh di mata teman-temanku. Bagaimana tidak, Jessica sang sleepaholic sedang bersarang dalam tubuhku. Kalian tidak mengerti? Baiklah mari kujelaskan!
Aku ini tergolong siswa yang aktif dan cenderung tidak mau diam, sementara Jessica itu sang sleepaholic sejati yang sering tidur di kelas, tapi kalian perlu mencatat satu hal, DIA TIDAK AKAN TIDUR SAAT PELAJARAN KRIS SAEM. Pasti penghuni kelas ini heran melihat kelakuanku yang berubah.
“Ya, ireona! Ya!” aku menendang kaki kursinya agar ia segera bangun. Tentu saja menendang kaki kursinya dalah cara terbaik untuk membangunkannya. Tidak mungkin kan aku menciumnya, memangnya dia itu sleeping beauty?
“Tolong rapikan ini!” ucapku cepat saat dia mulai mengerjapkan mata pertanda sudah terbangun.
“Mwo?” ia kaget. Ia menoleh sekeliling memastikan apakah ada orang yang sedang melihat ke arah kami. “Neo michyeosso?” ucapnya dengan mata melebar. “Kau tidak tau ini kelas?”
“Tapi rambut ini sangat mengganggu.”
“Haishh.. Sudah sini..” ia berdiri dari bangkunya, mempersilahkanku duduk. Aku bersyukur sekali
Karena Hyoyeon saem begitu lama mengambil bukunya.
Chanyeol (Jessica) mulai menyisir rambut panjangku, mengumpulkannya tepat di puncak. “Kau bisa diam tidak?” dia memukul pundakku dengan sisir. Dasar yeoja barbar.
“Mwoya ige? Chanyeol mengikat rambut Jessica?” Myungsoo memandang heran ke arah kami. “Astaga kurasa kiamat sudah benar-benar dekat.” Gumam Dongwoo smabil memandang langit-langit kelas.
“Ei Park Chan Yeol, sejak kapan kau berbakat berdandan begitu?” ledek Zelo dari bangkunya disambut tawaan dari seisi kelas. “Ani. Tadi yeoja ini menantangku untuk mengikat rambutnya. Dia kira hanya yeoja saja yang bisa? Aku juga bisa, dan ini mudah sekali, apa kalian tau itu?” aku berusaha tenang menjawab ledekan Zelo.
“Tapi kalau dilihat-lihat kalian ini cocok sekali.” Mendengar ucapan Sungyeol seisi kelas spontan bersorak.
“Aish.. sudah pergi sana!” Chanyeol (Jessica) membuang sisir ke arahku dan langsung kutangkap cepat. Rambutku sudah rapi, syukurlah. Aku tidak perlu kerepotan mengurusnya.
In Other Place
Author’s POV
Taori
Seorang namja terus berceloteh di depan tubuh seorang yeoja yang berbaring tanpa daya. Sudah dipastikan yeoja itu tidak bisa menjawab bahkan mendengar celotehan si namja namun itu tidak membuatnya ragu untuk terus bercerita. Ia terus mengungkapkan sebuah cerita dimana ia dan yeoja itu yang menjadi tokoh utama. Masa-masa indah mereka yang sama sekali tidak boleh dilupakan baik olehnya atau pu yeoja itu. Ia menggenggam erat jemari putih pucat sang yeoja.
FLASHBACK
“Yuri-ssi, jadi kau akan tinggal dimana?” tanya Tao sambil menyumpit sepotong daging dari atas pemanggangan.
“Aku tidak tau.” Ucapnya lemah lalu menguyah daging berbungkus selada yang baru saja disodorkan Tao tepat di depan mulutnya. Mereka baru saja bertemu beberapa jam yang lalu di bandara namun mereka sudah sangat akrav. Bagi Tao, wanita Jepang seperti Yuri itu sangat menarik. Ia hanya menuruti kata hatinya untuk berbuat manis pada yeoja itu. Tujuan utamanya ke Korea sempat terlupakan, karena perhatiannya tersedot penuh oleh sosok Yuri.
“Kau bisa ikut denganku kalau kau mau. Aku punya apartemen di Seoul. Dan kita bisa bekerja bersama di kafeku.” Ucap Tao.
“Mwo? Kau punya tempat tinggal di Korea? Bukannya kau ini orang Cina?”
Tao terkikik geli mendengar ucapan Yuri. Memangnya orang Cina tidak boleh punya tempat tinggal di Korea?  “Hahahahhahahha kau ini lucu sekali. Kalaupun aku orang Cina, apa itu artintya aku tidak punya tempat tinggal di Korea huh? Aduh kau membuatku sakit perut.” Tao memegangi perutnya smabil terus tertawa sementara Yuri mulai memasang wajah kesal. Tampaknya yeoja itu tidak suka diledek sedemikian rupa oleh Tao. Ia mengeluarakan beragam nada tinggi yang terdengar sebagai ejekan namun dalam bahasa yang tidak dimengerti Tao. Ya, sudah dipastikan Yuri berbicara dengan bahasa Jepang.
Tawa Tao sebenarnya belum terhenti, namun saat Yuri bangkit berdiri, Tao seketika diam lalu memandang kaget Yuri yang mulai meninggalkannya. Ia segera bangkit berdiri menyusul yeoja itu. “Ya, kau marah? Ya.. Yuri-ya..” Tao menahan pergelangan yeoja itu membuatnya harus berhenti di tempat.
TBC
Huuufffttt leganya.. Ok bagaimana readers-nim? Ini totalnya 21 lembar loh dengan 7.334 kata. Kepanjangan? Membosankan?
Ahhhhh EXO comeback nih.. samaan sama kombeknya saya.. #plak. Ini itu spesial panjang karena author sangat bahagia atas kekombekan EXO, sekaligus gift menjelang kehiatusan author. Yah, beberapa minggu ke depan saya akan mengikuti ujian dan itu mengharuskan saya menunda semua ff, mianhaeyo.. #bow
Tetep vote couple fav ya.. nanti saya punya gift scene utk couple pemenang di chap ini, hehehehhe… Ok, komen plis…. ๐Ÿ™‚

Tidak ada komentar:

Posting Komentar