Pengikut

Senin, 19 November 2012

LuMyung Diary: Saturday Night


Author: @kim_mus2
Main Casts: Xi Luhan & Lee Myunghee
Note: Luhan + Myunghee = Couple Half of My Heart: Luhan Version
Support Cast: Lee Taemin
Length: Ficlet (966 words)
Genre: Romance, Fluff (?), Comedy (0,5%)
Rating: PG-15
Author’s Talk:
Huahahaha… I’m back! But, not fully back hehe :D
Kemungkinan hiatus lagi, tapi karena kebetulan dapet ide, jadilah FF ini .
FF ini terinspirasi saat malem minggu dateng, tapi author Cuma bisa ngedate sama laptop di kamar yang sunyi senyap. Loh, ko malah curhat ya? hehehe ^^
Sekedar info, buat selanjutnya author bakal bikin sekuel Luhan dalam bentuk Oneshot, atau Ficlet atau mungkin Drabble dengan judul yang berbeda. Gak tahu bakal bikin berapa, pokonya sampe bosen sama couple ini deh kayanya huehehe :D
Oce deh, happy reading ya :D
=♡♡♡=

Hari sudah semakin petang. Lembayung mulai tersibak, tergantikan dengan langit malam yang hitam pekat. Saat itu, seorang gadis tengah berlari kecil membawa tas berwarna putih di punggungnya. Suasana kota Tokyo yang dilaluinya saat ini terlihat begitu indah dengan lampu-lampu yang meneranginya.
Tapi, keindahan itu sama sekali tak melenakan sang gadis. Setidaknya, untuk saat ini. Ia eratkan pegangannya pada kedua tali tas, kemudian melesat dengan kecepatan tinggi.
“Ya ampun, ini jam berapa? Semoga saja aku tidak telat. Oh rumahku… kenapa kau jauh sekali?” Keluhnya dengan sedikit terengah.
Dengan perjuangan ekstra, akhirnya gadis itu pun sampai di depan pintu rumahnya dengan selamat.
“Fyuuh… akhirnya.” Ujarnya sambil tersenyum lega.
-Ceklek-
Saat ia membuka pintu, gelak tawa terdengar membahana di seluruh penjuru rumah. Sebenarnya, suasana seperti ini sangat menyenangkan. Tapi, tidak untuknya, malam ini.
“Aish! Jinjja! Aku telat! Kenapa seminarnya lama sekali sih? Menyebalkan!” Gerutunya sembari menghentakkan kaki, pelan.
“Baiklah, aku harus  masuk kamar dulu untuk bersiap.”
Gadis itu melangkah hampir tanpa suara melewati ruang tamu rumahnya. Dia tak mau dua makhluk tampan yang sedang asyik dengan dunianya itu menyadari kedatangannya.
“Okay, sedikit lagi. Kamarku! I’m coming!” Pekik sang gadis dalam hatinya.
“Heh, pendek! Kau sudah pulang?” Tanya Taemin santai.
“Kyaaa!”
-Bruukk-
Karena kaget dengan panggilan oppanya, badan Myunghee oleng. Dia pun terpaksa mendarat dengan posisi tengkurap di lantai kayu parquet rumahnya yang mengkilap.
“Myunghee-ya, gwaenchanayo?
Suara ini lain dari yang tadi. Hati Myunghee kini berdebar tak karuan dibuatnya. Kalau boleh jujur, saat ini seluruh badan Myunghee benar-benar lemas tak berdaya. Bagaimana tidak? Lelaki pujaannya itu kini menyentuh pinggangnya dan membantunya untuk duduk.
“Myunghee-ya, gwaenchanayo?” Tanya namja itu sembari mengusap lembut setiap peluh di kening gadisnya.
“En… Ne!” Jawab Myunghee dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.
Jinjja?”  Sang namja menatap lembut pada kedua mata gadis yang ada dalam dekapannya.
Ne! Aku pergi ke kamar dulu, Luhan oppa!” Teriak Myunghee seraya melepaskan diri dari Luhan, kemudian berlari sempoyongan menuju kamarnya. Hatinya serasa akan meledak mendapat perlakuan mendadak dari Luhan, malam ini.
-BUG-
Pintu kamar Myunghee ditutup dengan kasar, meninggalkan Luhan dengan banyak pertanyaan dalam sel-sel otaknya.
=♡♡♡=
Dengan sedikit ragu, Myunghee menghampiri Luhan dan Taemin yang masih mengobrol santai di ruang tamu.
Oppa sudah menunggu lama ya? Jeongmal mianhae.” Tutur Myunghee dengan ekspresi penuh penyesalan di wajahnya.
“Ah, gwaenchana… kemarilah!”
Luhan meraih tangan Myunghee dan menuntunnya untuk duduk di sampingnya.
“Kau lelah ya? Sebaiknya kau istirahat saja di kamarmu.” Luhan mengusap puncak kepala Myunghee dengan lembut.
Aniyo! Naneun gwaenchana, oppa!” Myunghee menggeleng keras demi meyakinkan Luhan.
“Ne… ne… arasseo!” Ujar Luhan sembari mencubit pipi Myunghee, gemas. Myunghee dan Luhan pun saling bertatapan dengan senyum merekah di bibir keduanya.
Yaa! Yaa! Yaa!  Masih ada aku disini. Dunia ini bukan milik kalian saja woy!” Protes Taemin yang sudah beranjak dari duduknya.
“Aku pergi dulu! Asal kalian tahu ya, aku juga ada jadwal nge-date malam ini. Memangnya kalian saja yang bisa? Huh!” Lanjut Taemin ketus, kemudian berlalu meninggalkan pasangan di hadapannya yang tengah ternganga, tak percaya. Tepatnya, tak percaya kalau Taemin sudah memiliki kekasih hati.
Setelah lelah mengurusi acara seminar bersama kedutaan Jepang, di kampusnya seharian ini, rasa kantuk pun mulai menerpa Myunghee. Untuk mengatasinya, ia berinisiatif untuk menyeduh cappuccino. (Note: Myunghee kuliah di jurusan ‘Social and International Relations’ – Kedutaan)
Oppa, aku mau buat cappuccino dulu ya.”
“Memangnya kau bisa?”
“Ish! Jangan ragukan kemampuanku! Aku sudah banyak berlatih akhir-akhir ini. Oppa saja yang tak tahu.”
“Baiklah. Ppalli! Aku tak sabar untuk meminum cappuccino buatanmu.” Ujar Luhan sambil tersenyum.
Myunghee pergi ke dapur dan berkutat disana dalam waktu beberapa menit. Luhan pun sedikit takjub dibuatnya. Baru saja Myunghee pergi ke dapur, sekarang gadis itu sudah menghidangkan dua cangkir cappuccino, lengkap dengan cemilan-cemilan ringannya.
Oppa, silahkan dicicipi.”
“Wah, ternyata kau sudah ahli ya. Tapi, kenapa ada gambar panda di atasnya? Lucu sekali.” Luhan terkekeh melihat dekorasi di atas cappuccino hasil karya yeojanya.
“Ish! Ya sudah! Kalau oppa tak suka, jangan diminum!”
“Hey… aku kan tak bilang begitu. Aku pasti meminum dan memakan apapun yang kau sajikan. Kau kan, calon anaeku.”
Wajah Myunghee memerah akibat pernyataan Luhan. Dengan sedikit gugup, Myunghee menyambar cappuccino miliknya dan meminumnya dengan tergesa-gesa. Karena cara minumnya yang seperti itu, banyak busa cappuccino yang tertinggal di sekitar bibir Myunghee. Dengan refleks, Luhan mengusap busa-busa itu dengan jari tangannya sambil mengamati setiap lekuk bibir merah muda milik Myunghee.
“Bibirnya benar-benar indah. Arrgh! Apa yang kupikirkan?” Ucap Luhan dalam hati.
Suasana tiba-tiba menjadi canggung. Hampir tak ada suara yang dikeluarkan keduanya. Mereka terlalu sibuk mengatur debaran jantungnya masing-masing.
Myunghee, boleh aku bertanya sesuatu?” Tanya Luhan mencoba mencairkan suasana.
 “Emh… Seberapa besar kau mencintaiku?” Lanjut Luhan dengan ragu.
“Ah, ini pertanyaan konyol. Mianhae Myunghee, kau tak usah menjawabnya.”
-DUK-
Kepala Myunghee bersandar di bahu kanan Luhan. Matanya tertutup. Tapi, seulas senyuman merekah di bibirnya. Ekspresi wajahnya saat tidur benar-benar tenang. Luhan pun tak tega melontarkan pertanyaan lagi pada gadisnya itu.
“Saranghaeyo Luhan oppa. Tunggu aku ya. Aku pasti akan berusaha menjadi istri yang terbaik untukmu kelak. Kau harus percaya padaku.
Entah mimpi apa yang membuat Myunghee mengucapkan kata-kata itu dalam tidurnya. Kata-kata yang berhasil membuat hati Luhan semakin kacau karena bahagia. Luhan pun menarik Myunghee ke dalam pelukannya, untuk membuat gadisnya itu nyaman dan berhenti mengigau.
“Aku pasti akan menunggumu Myunghee. Aku percaya, kau pasti akan menjadi istri yang terbaik untukku. Aku mencintaimu. Kau dengar itu, chagiya?”
Dekapan dan perkataan Luhan berhasil membuat Myunghee tidur dengan pulas. Luhan lalu menggendong Myunghee menuju kamar, membaringkannya di atas kasur, dan menutup tubuh kecil gadisnya itu dengan selimut hingga ke dada.
“Tidurlah Myunghee. Mimpikan aku ne!
Luhan mengusap kedua pipi Myunghee dan memberi kecupan singkat di bibirnya.
=♡♡♡=
“Lalalalalalala…. “ Taemin datang sambil bernyanyi riang. Nampaknya, acara Taemin sangat sukses, malam ini. Luhan hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu. Dia sangat paham, kalau jatuh cinta itu memang indah.
“Aku pulang dulu ya min! Jangan lupa kunci pintu! Annyeong!
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar