Pengikut

Sabtu, 06 Oktober 2012

What Should I Do?

Nama : Elsagyu
Judul Cerita : What Should I Do?
Tag (tokoh) : Lee Donghae Cho Kyuhyun
Genre : Romance
Rating : PG 15
Length : One Shoot
Catatan Author (bila perlu):
What Should I Do ?
Author : elsagyu
Cast :
Choi Hye Hoon
Lee Donghae
Cho Kyuhyun

“Mana yang akan kau pilih?
Orang yang kau cintai?
Atau orang yang mencintaimu?”
Seorang gadis memejamkan mata sembari merentangkan tangannya lebar-lebar. Tak lupa ia menikmati hembusan angin laut yang sangat disukainya. Tiba-tiba terlintas bayangan yang mati-matian ia hindari. Ia mengingat saat melihat seseorang yang disukainya memeluk seorang gadis di taman dekat sekolahnya. Hatinya merasa sakit, lebih tepatnya sangat sakit.
Tak terasa air mata menetes di wajah cantiknya. Ia menangis. Menangisi kebodohannya sendiri karena mencintai seseorang tanpa mendapat balasan.
“SARANGHAE, CHOI HYE HOON”.
Ia mendengar teriakan seorang lelaki, dan ia yakin kalau orang itu berada di sampingnya karena telinga kanannya hampir pecah mendengar teriakan nyaring itu. Ia menoleh ke samping lalu menjitak orang yang berada di hadapannya.
Laki-laki itu berteriak kesakitan.
Ia tidak menghiraukannya dan malah membentak orang itu.
“ Yak! Darimana kau tahu aku ada disini,hah ? Kau tidak bosan menggangguku, Bodoh?”. Lelaki itu tersenyum dengan muka polos tanpa dosa.
“ Hoon~ah, aku tahu segala tentangmu dan aku tidak akan bosan mengganggumu sampai kau menerima pernyataan cintaku”.
Gadis itu mengangkat tangannya, hendak memukul kepala lelaki itu tetapi dalam gerakan cepat sang lelaki malah mendekapnya erat. Ia meronta-ronta dalam pelukannya, tetapi lelaki itu tak bergeming. Lelaki kurang ajar itu malah mempererat dekapannya. Saat gadis itu sudah tenang, lelaki tampan itu mengusap rambut “gadisnya” pelan. Lalu ia menundukkan wajahnya, menatap mata coklat gadis itu dalam-dalam. “ Hoon~ah, bisakah kau melupakannya dan mulai mencoba menatapku? ”
***
One Year Later
Choi Hye Hoon’s POV
Hari ini hari pertamaku masuk universitas. Bisa dibilang aku adalah seorang mahasiswi baru. Aku kuliah di tempat yang sama dengan orang yang kusukai tentunya. Walaupun aku hanya penggemar rahasianya, tapi aku tak bisa sehari pun tak melihat wajahnya. Makanya, aku merengek kepada orang tuaku yang bersikukuh menyuruh untuk berkuliah di Jepang agar aku tetap kuliah di Korea. Aku memang tidak mengambil jurusan yang sama dengan orang yang kusukai sejak tahun pertama di Senior High School itu. Tetapi setidaknya kalau kami kuliah di universitas yang sama, aku bisa bertemu dengannya,kan?.
Aku sengaja menunggu di depan pintu masuk universitas. Untuk menunggu pangeranku, tentunya. Aku juga sudah berjanji untuk menemui Min ah disini. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui kkk~.
Aku melambaikan tangan kepada Min ah yang baru saja keluar dari mobil. Ia menghampiriku dan langsung memelukku erat.
“ Hye hoon~ah, bogoshipeo”.
Aku menepuk-nepuk bahu teman baikku sambil menyeringai . Aku berbisik pelan “ Min Ah~a, lepaskan pelukanmu, semua orang memperhatikan kita.”
Aku memandang sekeliling dan menemukan objek yang paling sempurna di mataku. Dialah lelaki yang sangat aku sukai.
Cho Kyuhyun.
Menyebutkan namanya saja sukses membuat detak jantungku tak karuan. Aku takut jika aku terus berada di dekatnya, jantungku tidak bisa berfungsi lagi (‾▽‾”)
Dia masih sama seperti terakhir kali kami bertemu di perpisahan sekolah tiga bulan lalu.
Wajahnya tampan dengan rambut coklat pendeknya, matanya coklatnya berukuran sedang, tidak terlalu sipit maupun besar.
Tiba-tiba ia menatapku. Jantungku serasa berhenti berdetak. Aku buru-buru memalingkan wajah karena gugup dan rona merah muncul di pipiku. Saat aku menatapnya lagi, ia sudah menjauh dari pandanganku.
Lalu kurasakan ada kedua tangan kekar yang menghalangi pandanganku, setelah itu aku mendengar tawa khas seseorang yang sangat kubenci. Aku menepis tangannya dan menghadap ke arahnya dengan tatapan marah.
Ia malah menyunggingkan senyuman bodohnya dan menatapku dengan matanya yang teduh. “ Kenapa kau bisa disini, hah? Kau bilang kau akan kuliah di Amerika, kan ? “. Dia masih tersenyum, membuat amarahku semakin meluap.
“ Aku bilang aku tidak akan berhenti mengganggumu sebelum kau menerima cintaku, kan ? Aku hanya menepati janji itu.”
Selalu kata-kata itu yang dia ucapkan ? Apa dia tidak bosan? Aku saja bosan mendengarnya =__=
Aku melengos pergi sambil berteriak tak sabar .“ Terserah kau sajalah”.
Dan kudengar suara cempreng Min Ah meneriakkan namaku.
“ Choi Hye Hoon, Tunggu Aku !”
***
Aku tidak memperhatikan celotehan orang yang sedang berada di hadapanku, karena kenyataannya aku hanya menatap pangeranku yang sedang duduk dua meja dari meja tempat dudukku.
Aku tersenyum seperti orang gila sambil menatap ke arahnya. Dia memang membuatku gila ^^
Senyumku memudar setelah aku melihat ada wanita yang menghampirinya. Wanita yang selalu membuatku iri karena bisa memilikinya. Dia memang sempurna, jauh bila dibandingkan denganku. Cantik, pintar, bahkan berprofesi sebagai model. Siapa lelaki yang tidak terpesona olehnya ? Kurasa tidak ada.
Dia adalah Kang Hae Rim, pacarnya sejak tahun kedua Senior High School. Begitulah orang-orang mengatakannya padaku.
Aku menghentakkan kakiku dan buru-buru meninggalkan kantin itu. Sayup-sayup aku mendengar suara teriakan Donghae. “ Hoon~ah, tunggu aku”.
***
Aku tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajaranku hari ini. Aku memikirkan kejadian tadi. Melihatnya dengan wanita lain membuat konsentrasiku kacau.
Aku tidak tahu seberapa besar rasa cintaku padanya, tetapi yang aku tahu aku tidak bisa hidup tanpa ada dia di dalamnya. Setiap hari bahkan setiap detik aku memikirkannya.
Usapan pelan di pipiku menyadarkanku dari lamunanku tentang Cho Kyuhyun. Mengganggu saja.
Aku mendongakkan kepalaku dan mendapati ada Donghae di depanku. ‘Aissh anak ini cari mati rupanya’
Aku menepis tangannya kasar. Ia masih tersenyum menampakkan sedikit dari deretan gigi seri dan gusinya. Sama sekali tidak terpengaruh dengan perlakuanku.
“Kau sedang memikirkan lelaki sok tampan itu, iya kan? Atau kau sedang memikirkanku ?“ . Dia menyeringai tak lupa dibubuhi dengan senyuman menjijikkannya itu.
Aku mendengus kesal. “ Aku tidak sudi memikirkanmu, namja bodoh.”
“ Ah, ya sudah lupakan. Aku akan membawamu ke suatu tempat, kau harus ikut.” Donghae menarik tanganku paksa tanpa mengindahkan protesku.
***
Kami melangkahkan kaki meninggalkan ruangan kelas. Aku menghentikan langkahku dan terkejut dengan pemandangan di ujung lorong ini.
Lelaki yang kucintai sedang menggenggam tangan wanitanya erat. Dan aku menangkap tatapannya itu seperti …… tatapan memohon ? Dan ada sesuatu keluar dari sudut matanya.
Ia….. menangis ?
Donghae’s POV
Aku menatap gadis di sampingku dengan intens, tapi gadis ini malah mengamati dua orang yang berada di ujung lorong.
‘ Kapan dia bisa menatapku seperti aku menatapnya?’
Cho Kyuhyun lagi? Sudah kuduga. Sedetik kemudian aku mendengar jeritan tertahan dari lelaki itu.
“ Kajima….. Jangan tinggalkan aku, Kang Hae Rim”
Baru kali ini aku melihat ekspresi lain dari muka lelaki itu. Cih, tidak kusangka seseorang yang dingin seperti Cho Kyuhyun bisa tunduk di hadapan perempuan.
Aku menarik tangan Hye Hoon untuk menjauh dari tempat ini. Tidak ada penolakan. Kami melangkah menuju mobilku yang diparkir di depan gedung. Tiba-tiba ia melepaskan genggaman tanganku.
“ Aku tidak bisa ikut denganmu hari ini, Donghae~ah” .
Aku ingin menanyakan alasannya, tetapi aku takut jawabannya malah membuat hatiku sakit.
Dia mengikuti Kyuhyun dari belakang . Aku tersenyum pahit.
‘ Bisakah kau tidak meninggalkanku demi laki-laki lain, Hoon~ah ?’
***
Choi Hye Hoon’s POV
Aku menyuruh supir taksi agar mempercepat laju kendaraannya, karena aku takut kehilangan jejak mobil Kyuhyun. Ya, aku sedang membuntuti lelaki itu. Aku takut terjadi sesuatu padanya.
Mobil Kyuhyun terparkir di salah satu club elit di Korea. Aku melihatnya masuk ke dalam club itu masih dengan langkah gontai.
Setelah aku memberikan beberapa lembar uang kepada supir taksi itu, aku berjalan ragu. Aku tidak pernah ke tempat seperti ini, tetapi aku sangat mengkhawatirkan Kyuhyun.
Akhirnya, aku memutuskan untuk menunggu di luar. Tetapi, Kyuhyun tak kunjung datang setelah aku menunggu selama beberapa jam.
Aku memberanikan diri memasuki tempat itu. Seketika semua orang menatapku aneh. Bagaimana tidak ? Ada seorang wanita memasuki diskotik dengan t-shirt dan jeans ! Ada sebagian orang mentertawakanku. Aku tidak peduli , yang terpenting adalah aku bisa menemukan Kyuhyun.
Aku menghampirinya yang tertidur di meja bar. Dia menelungkupkan wajahnya di kedua tangannya dan seketika aku mencium bau alkohol dari mulutnya. Ia memejamkan mata, tetapi mulutnya berulang kali menyebutkan nama yang sama.
Hatiku sakit, sangat. Hatiku terlalu perih sampai aku tidak bisa mendeskripsikan perasaanku sekarang.
***
Tidak sia-sia aku menjadi stalkernya sejak tahun pertama Senior High School. Aku jadi mudah menemukan tempat tinggalnya disaat keadaan seperti ini. Kau memang hebat, Choi Hye Hoon (´⌣`ʃƪ)
Setelah dibantu oleh beberapa pelayannya, akhirnya aku bisa membaringkan dia di tempat tidur. Aku melihatnya iba. Dia terlihat sangat hancur sekarang.
Aku menatap wajahnya intens. Keringatnya mengucur deras. Kepalanya bergerak-gerak seakan ia sedang mengalami mimpi buruk. Aku memberanikan diri untuk mengelus rambutnya agar ia bisa merasa lebih tenang. Aku melirik jam beker di meja ranjang.
‘ Sudah jam 12 malam, aku harus pulang’ .
“ Kyuhyun~ah, jaljayo “, bisikku pelan.
Kyuhyun’s POV
Aku memegangi kepalaku yang terasa sangat nyeri. Kepalaku masih berdenyut karena aku terlalu banyak meminum alkohol tadi malam.
Aku berusaha turun dari ranjang. Aku harus bergegas, hari ini ada kuliah pagi.
Aku tidak sengaja melihat sesuatu.
‘ Kalung siapa ini?’
Chakkaman, tadi malam aku ditolong oleh seorang wanita.
Ah, mana mungkin aku tidak mengingatnya. Dia, Choi Hye Hoon, orang yang pernah kusukai saat tahun pertama Senior High School. Tetapi aku tidak pernah berani mengatakannya karena ada seorang lelaki yang selalu berada di dekatnya.
‘ Kenapa kita dipertemukan lagi? Mungkinkah ini takdir?’
Aku tersenyum singkat.
***
Choi Hye Hoon’s POV
Aku tertegun saat dosen menghampiri tempat duduk kami satu persatu untuk mengumpulkan tugas kami. Aku sangat ketakutan, karena aku lupa tidak mengerjakan tugasnya (⌣́_⌣̀)
Min ah berkali-kali mengucapkan maaf kepadaku, tapi aku tidak menggubrisnya, karena yang sekarang aku pikirkan hanyalah nasibku di mata kuliah ini. Dosen ini terkenal sangat tegas jadi bisa saja aku dikeluarkan dari ruangan ini dan mendapat nilai E.
‘Ottokhae ? Eomma, Appa tolong aku (‾ʃƪ‾) ’
Do’aku terkabul. Beberapa lembar kertas melayang ke mejaku. Kulirik orang yang melempar kertas-kertas ini. Donghae hanya tersenyum saat aku melirik ke arahnya.
Apa dia sudah gila ? Dia rela untuk tidak lulus mata kuliah ini demi aku ? Dasar namja babo.
Seperti dugaanku, orang yang tidak mengumpulkan tugas disuruh meninggalkan kelas. Aku meliriknya sebentar dan dia malah mengedipkan matanya kearahku. Cih, laki-laki genit (¬_¬)
***
“ Mana imbalan untukku?” tembaknya langsung.
“ Imbalan ? Jadi kau tidak ikhlas membantuku ? Setahuku dari dulu kau tidak pernah meminta imbalan padaku, kan?” jawabku ketus.
“ Aigoo kau sangat romantis Donghae~ah, pengorbananmu sungguh mengagumkan”, celoteh orang yang duduk disampingku dengan muka dibuat-buat.
Donghae menaik-naikkan alisnya.
“ Min ah saja bilang begitu. Ayolah Hoon~ah, kabulkan satu saja permintaanku, hm ?”. Ia berkata dengan aegyonya yang sama sekali tidak lucu (¬_¬”)
Aku menyerah. “ Baiklah, katakan permintaanmu.”
Seseorang berdehem pelan di depanku. Aku mendongakkan kepalaku dan menemukan seorang pangeran tampan yang ketempanannya sampai bisa membuat mataku tak berkedip. Jantungku berdetak kencang. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan menunjukkannya di depan mataku.
Aku meraba leherku. Kosong.
‘Itu kan kalungku. Bagaimana dia bisa menemukannya ?’
Aku membukakan telapak tanganku, menerima kalungku kembali. Kalung silver polos dengan liontin berbentuk hati. Itu liontin kesayanganku, pemberian dari oppaku yang sekarang tinggal di London.
Saat aku hendak mengucapkan sesuatu kepadanya, ia malah berbalik dan buru-buru meninggalkan kami. Aku memandang punggungnya sampai sosoknya luput dari pandanganku.
Kedua orang disekitarku menatapku bingung. Aigoo aku lupa kalau kedua orang itu belum tahu kejadian kemarin. Aku buru-buru meninggalkan kantin itu tanpa berpamitan kepada mereka. Aku mendengar teriakan lantang dari Min ah . “ Choi Hye Hoon, kau mau kemana ?”
***
Donghae’s POV
Dia terlihat sangat bahagia. Walaupun dia tidak memandangku dan lebih memilih menikmati pemandangan dari jendela mobil, tapi aku bisa melihat lesung pipinya. Dan aku sangat tahu apa yang menyebabkan dia tersenyum. ‘ Pengaruh laki-laki itu sangat besar untukmu, Hoon~ah?’
“ Kau hutang bercerita padaku.”
Dia menatapku bingung, tapi kemudian seulas senyuman terpancar dari bibirnya.
Dia mengabaikan pertanyaanku dan malah memilih untuk membahas hal lain.
“ Donghae~ah, soal tadi. Apa permintaanmu?”
Aku harus melakukannya. Aku juga harus berjuang untuk mendapatkan cintanya, kan ?
“ Kau harus memberi kesempatan padaku. Kau harus menjadi pacarku selama sebulan dan aku tidak menerima penolakan. Titik.”
Sedetik kemudian aku mendengar teriakan nyaring keluar dari bibirnya “ MWO ?”
***
Choi Hye Hoon’s POV
Aku benci dalam keadaan seperti ini. Aissh Donghae itu, selalu saja bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan sudah berjanji padanya, jadi aku tidak bisa menolak permintaannya. Aku memukul kepalaku pelan. ‘ Aish, Choi Hye Hoon pabo’
“ Berhentilah memukul-mukul kepalamu, aku tidak mau IQ kekasihku menurun”. Ia berkata dengan santai dan tak lupa senyuman kebanggaannya tersungging di bibir tipisnya.
Aku menatapnya garang. “ Berhentilah berbasa-basi, kau mau membawaku kemana”
“ Aigoo, ternyata kekasihku ini sangat tidak sabaran. Kau tidak sabar untuk kencan denganku, keudachi?”
“ YAK ! APA KAU SUDAH BOSAN HIDUP, LEE DONGHAE ?”
***
Aku mencium bau khas pantai dengan senyuman yang tak lepas dari bibirku. Dia memang sangat memahamiku. Sejak kecil, aku sangat suka pantai dan aku yakin dia pasti tahu hal itu. Dia tahu semua hal tentangku, karena selain kami berteman –dia mengganggapnya lebih- kami juga dekat dengan keluarga masing-masing. Jadi kalau kita menikah orang tua kami pasti langsung menyetujuinya. ‘ Aigoo, aku sudah gila ! Kalau laki-laki ini tahu apa yang kupikirkan, dia pasti langsung berpikiran macam-macam >___<
Aku mengecup bibirnya singkat.
“ Sudah, kan ? Lepaskan aku.”
“ Aku masih ingin menatap gadisku.”
“ Ara. Aku akan membiarkanmu menatapku sepuasnya.”
Kami hanya saling menatap dalam keheningan yang kami ciptakan sendiri.
“ Hoon~ah”
“ hmm”
“ Kau belum menjelaskan kenapa kau belum menjelaskan kenapa kau memanggilku dengan sebutan pangeran salju”
“ Kau benar-benar penasaran ?”
“ Ya”
“ Aku sangat menyukai pangeran salju itu. Aku pernah berjanji aku akan menikahinya jika aku sudah besar. Jangan mentertawaiku, itu kan janjiku saat masih kecil dulu.”
“ Kalau begitu , kita menikah sekarang.”
“ MWO ? “
-END-
Makasih yaa yang udah baca ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar