Cast : HunHanKai (Sehun, Luhan, Kai) and other.
Disclaimer : Semua cast bukan milik saya :D
Warning : BL. Incest. OOC. DLDR.
.
.
.
FF
EXO pertama saya dan langsung berchapter... tadinya mau one shoot, tapi
jalan ceritanya agak rumit, jadi mungkin berchapter saja.. ^^
For Nyukkie.. and seluruh penyuka EXO.
Selamat membaca dan semoga anda suka ^^
.
.
.
Lagi-lagi. Aku sebal kalau ada hal seperti ini terjadi. Tak bisakah saling membiarkan saja? Kalau tak bisa saling menghormati. Kenapa harus ada bully membully di dunia ini. Bukankah semakin modern dunia, harusnya manusia semakin beradab. Ini malah semakin hilang kemanusiawiannya. Aku menghela nafas dan mendekat.
"Apa-apaan kalian ini?" bentakku.
Kumpulan di depanku buyar seketika. Dan deg, hatiku seketika merasa tersayat melihat pemandangan di depanku, di tengah-tengah lingkaran itu ada seorang namja, bertubuh kecil, terduduk dengan keadaan menggenaskan, seketika aku langsung ingat adikku di rumah. Aku mendekat. Semua namja bengal yang mengerubunginya tadi sudah berlarian entah kemana. Cih penakut.
Namja itu meringis. Aku segera mengangkat lengannya. Dia ikut berdiri meski masih sedikit terhuyung. Dia menengadah dan flashhh, matanya langsung menawanku. Matanya indah, bulat dan inocent. Wajahnya sedikit lebam.
"Go.. gomawo..." dan langsung mengernyit setelah mengucap, hampir ambruk lagi, aku segera menahan tubuhnya.
"Kuantar ke UKS." Tanpa nada permintaan, itu nada perintah. Aku memapahnya menuju ke UKS.
.
.
.
.
.
.
Pantas saja dia menerima bully dia rupanya murid pindahan dari Cina. Dan bahasa Koreanya belum terlalu lancar. Dia sekelas dengan adikku, (seandainya adikku sekolah tentu saja), aku segera teringat padanya yang sedang ada di rumah. Dia harus banyak beristirahat, tapi masih memaksakan diri, untuk membantu. Dia memasangakan mata boneka, untuk membunuh waktu.
Namanya Luhan. Dia cantik, aku tahu dia namja tapi dia cantik. Cara bicaranya, berjalan apapun itu berhasil menawanku dalam waktu sebentar saja. Aku juga tak mungkin suka pada Yeoja. Setelah apa yang mereka lakukan padaku dan adikku. Semua yeoja menyebalkan, termasuk ibuku yang meninggalkan begitu saja. Dan satu yeoja yang selama ini membiayai hidup kami dengan cara memuakkan.
"Hei..."
Aku megerjapkan mata, dan refleks memundurkan wajah, wajah Luhan begitu dekat denganku.
"Gwaenchana?" katanya dengan ekspresi luar biasa menakjubkan. Aku tersenyum, mengangkat tangan dan mengusap rambutnya. Dia malah mengerjap-ngerjapkan matanya imut.
"Ne.. gwaenchana.. mulai sekarang jangan jauh-jauh dariku ya... aku akan melindungimu." Aku akan melindunginya. Aku jatuh padanya. Meski aku juga tak begitu yakin bisa melindunginya. Tapi entah kenapa tekad itu begitu kuat terpancang di hatiku.
Dia makin membulatkan mata. Aku hanya tersenyum sebagai balasan. Setidaknya di sekolah aku akan melindunginya semampuku.
.
.
.
.
.
.
Aku membuka pintu dan mengucapkan salam. Tapi tak ada jawaban. Kemana Kai? Aku masuk dan langsung menuju dapur. Mengambil segelas air, meminumnya dalam satu tegukan. Setelah ini aku harus ke rumah Yeoja menyebalkan itu.
Lalu telingaku mendengar suara isakan tertahan. Itu.. suara Kai pasti.
Aku segera berlari ke kamarnya yang bersebelahan dengan dapur. Kusentakkan pintu kasar.
Tidak!
Dia ada di sudut, menangis, dan tanpa baju.. SIALLLLLLL. Pasti wanita itu yang melakukannya, siapa lagi yang punya kunci cadangan apartemen kecil ini selain dia. Tapi kenapa? Bukannya dia berjanji takkan mengusik Kai. Atau aku berbuat kesalahan lagi?
Aku mengambil selimut kasar, mendekatinya dan membungkus tubuhnya, badannya langsung bergetar. "Stooppp... aku tak mau..."
Siaalllll.. benar-benar Yeoja sialan. Tak cukupkah dia merusakku? "Kai... ini Hyuuungg.."
Dia langsung mendongak. Wajahnya penuh dengan bekas air mata. Dia langsung memelukku. "Hyuuung..."
"Sudah.. ayo kamu harus minum obat dan istirahat ya."
Aku mengangkat tububnnya yang rapuh dan menidurkannya di tempat tidur. Aku mengambil piyama tidur dan memakaikannya. Ia hanya memandangku dengan mata yang sama menghipnotisnya seperti namja yang baru saja kukenal tadi, -Luhan-. Aku memberikan senyum, menenangkannya.
Aku pergi ke dapur mengambil air, kembali ke kamar dan meminumkannya obat. Menunggu sampai dia tertidur dengan mengusap-ngusap rambutnya. Aku kemudian segera keluar begitu yakin pengaruh obat sudah mempengaruhinya dan menjamin dia akan tidur sampai besok.
.
.
.
.
.
Brakkkk.
Yeoja menyebalkan itu sedang asyik menonton TV sambil meroko, dia menatapku.
"Wae Chagi? Merindukanku?"
Ciihhh, andai bisa ingin kurobek mulutnya. "Bukankah aku sudah menyerahkan diriku, kenapa kau mengusik adikku?"ucapku sedatar mungkin. Meski sebenarnya aku ingin berteriak-teriak di telinganya.
Dia berdiri, mendekat, menumpukan wajahnya di bahuku. Bau rokok tercium oleh hidungku. Menjijikan.
Tangannya terangkat dan menggerayangiku. Siallll! "Aku tidak mengapa-apakannya kok Chagi, hatiku hanya untukmu, habis tadi kau lama sekali sih, aku tak tahan, adikmu itu baru kubuka bajunya saja, sudah histeris..."
Aku bernafas lega, setidaknya dia tak menyentuh Kai kan? Jadi karena itu. Bukannya tadi aku sudah meneleponnya, mengatakan kalau ada pelajaran tambahan. Dia pasti tak percaya. Atau jangan-jangan ada mata-mata di sekolah dan dia tahu apa yang kulakukan tadi?
Kancing kemejaku mulai terbuka. "Makanya jangan coba menghindariku, atau adikmu yang akan jadi korbanku..."
Sekali sentak dia melepaskan kemejaku. Sialll. Aku terus memaki dan mengeluarkan sumpah serapah dalam hati.
Dia kembali menggerayangiku, lalu tangannya mengenggam lenganku erat. Aku hanya bisa mengikuti tarikan lengannya menuju kamar.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar