Horeeeeeeeeeeeee~ Akhirnya ini epep ada judulnya jugaaaaa. >
Huwahahaha~ Hadeuh~ disini banyak BaekYeol momentnya nih, readers. Kkk~
Eniwei, mian belom bisa namatin sekarang. Huhuhu. T^T
Seperti biasa ya readers, minta kritik dan saran yah. Wkwkwk.
Happy reading.
Title : No Matter How far
Auhtor : Nadya Febiriani
Genre : Yaoi, Romance
Cast : Xi Luhan
Oh Sehun
Another EXO Members
Urin deo isang nuneul maju haji enhulkka?
So’tong haji anelkka? Sarang haji anelkka?
Lagu MAMA terdengar memenuhi ruang latihan. Semua member EXO-K
terlihat sedang menari dengan serius. Kai si main dancer yang paling
sering berada di barisan depan terlihat paling bersemangat diantara
member EXO-K lainnya. Ia mengerahkan seluruh tenaga dalam setiap
gerakannya, sehingga membuat gerakannya terlihat begitu sempurna, selain
karena bakat dancenya yang memang sangat baik. (Malah muji bias
sendiri. Kyaaaaa~ Kkamjooooong~ *abaikan)
Heartless, mindless…
No one who care about me…
Akhirnya lagu pun berhenti.
“Aaaaah, akhirnya~ selesai juga. Aku haus sekali. Chanyeolli, ayo kita minum!” ujar Baekhyun sambil menarik tangan Chanyeol.
“Tidak usah, Hyung. Kau tunggu disini saja.” Nafas Chanyeol
terengah-engah. Ia menarik nafas sebentar lalu berbicara lagi, “Biar aku
saja yang mengambil minum untuk kalian semua.”
“Ah, you’re the best, Chanyeolli.” Baekhyun menepuk-nepuk punggung
Chanyeol. Chanyeol hanya menanggapinya dengan cengiran lalu bergegas
keluar ruangan untuk mengambil minum. (Sebenernya kalo asli mah tinggal
nungguin cordi bawain minum aja yah. Tapi ini pingin bikin BaekYeol
moment dikit. Wakwakwak~)
Baekhyun langsung duduk ditempatnya berdiri, Ia meluruskan kakinya lalu mengelap keringat yang mengalir dipelipisnya.
“Hyung…” Baekhyun menoleh saat merasakan ada tepukan hangat dibahu kanannya.
“Oh, Sehunnie. Hehe.” Baekhyun tersenyum pada Sehun lalu
menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya, mengisyaratkan kepada Sehun
agar Ia duduk disampingnya. Sehun pun segera duduk. “Ada apa,
Sehunnie?”
“Aku merindukan Luhan hyung. Biasanya Ia akan mengambilkan minuman
untukku setelah latihan selesai. Haha.” Ujar Sehun. Ia lalu menekuk
kedua kakinya dan membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya.
“Ya, Oh Sehun, luruskan kakimu. Kita baru saja selesai latihan.
Kemari, kau bersandar dibahuku saja. Hehe.” Ia menarik kepala Sehun agar
bersandar dibahunya sambil tersenyum prihatin. Sehun mengangguk pelan
lalu mengerjakan apa yang dikatakan hyungnya dengan patuh.
“Aku merindukannya, Hyung.”
“Hm. Aku mengerti perasaanmu, Sehunnie. Tapi kau tahu tidak? Kau itu
hebat, kau bisa menahan ledakan tangismu di bandara waktu itu. Kalau aku
ada diposisimu, aku tidak peduli orang-orang akan menganggapku apa.
Tapi kalau aku akan berpisah dengan Chanyeol, aku akan menangis dengan
seluruh kekuatanku, sama seperti Jongin yang menari dengan mengerahkan
seluruh tenaganya. Hahaha. Aku sedikit berlebihan ya? Bukannya
menghiburmu aku malah bercerita sendiri.” Ia berhenti sejenak lalu
menoleh kearah Sehun yang sedang bersandar dibahunya. Ia bisa melihat
Sehun sedikit tersenyum. “Hahaha, tapi setidaknya aku bisa membuatmu
tersenyum walau sedikit.” Lanjutnya lalu menepuk-nepuk bahu Sehun.
“Hyung, sebentar lagi aku akan berulang tahun yang kesembilan belas
dan Luhan hyung tidak akan ada disisiku saat ulang tahunku nanti.”
“Ya, aku mengerti. Tapi percayalah, Sehun. Itu tidak akan seburuk yang kau bayangkan.”
“Benarkah?”
“Tentu saja. Mana mungkin aku berbohong padamu.”
“Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu?”
“Hmmm… itu hanya firasatku saja, sebagai seorang hyung. Hahaha.” Ujar
Baekhyun percaya diri lalu tersenyum-senyum sendiri saat ingat kejadian
tadi pagi.
Flashback
Semalam sudah berlalu sejak kedatangan mereka kembali ke Korea. Pagi
ini beberapa member EXO-K yang sudah bangun terlihat begitu lesu saat
keluar kamar mereka. Suho dan Kyungsoo terlihat sedang menonton
televisi, Baekhyun dan Chanyeol sedang memasak untuk sarapan mereka
berenam, sedangkan Jongin dan Sehun masih tidur. Kyungsoo sedang asyik
mengganti saluran televisi saat tiba-tiba ponsel Suho yang berada
disebelahnya bergetar. Ia melirik kelayar ponsel dan membaca nama Luhan
yang tertera disana.
“Hyung, ada telepon dari Luhan hyung.” Ujar Kyungsoo datar sambil
mengalihkan perhatiannya kembali kearah televisi. Suho bergegas
mengambil ponselnya dan menggeser lambang telpon berwarna hijau yang ada
dilayar ponselnya.
“Kim Joonmyun, coba tebak! Aku akan ada dimana saat ulang tahun Sehun?” tanya Luhan bersemangat begitu telpon tersambung.
“Hyung, apa kau akan berkunjung kemari?” Suho balik bertanya dengan
nada tidak percaya tapi bisa terdengar Ia begitu bahagia. Kyungsoo
menoleh kearah Suho dengan cepat. Ia lalu mematkan televisi dan mencoba
untuk fokus agar bisa mendengar pembicaraan Suho dan Luhan.
“Wah, bagaimana kau bisa tahu?”
“Jadi kau benar-benar akan kemari?” Suho nyaris berteriak. Baekhyun
dan Chanyeol yang sedang berada di dapur bisa mendengar suara Suho dan
mereka pun bergegas menghampiri Suho dan Kyungsoo di ruang tengah.
Disusul oleh Jongin yang baru saja keluar dari kamarnya. Ia
menggosok-gosok kedua matanya lalu bergabung bersama keempat hyungnya.
“Yes! Hahaha. Aku sendiri tidak menyangka Kris akan berkata seperti
itu padaku. Ia benar-benar seorang leader yang pengertian. Eh,
ngomong-ngomong, Sehun tidak sedang ada didekatmu kan?”
“Aniyo, Ia masih tidur. Kau ingin kamu merahasiakan rencanamu darinya kan?”
“Tepat sekali. Aku ingin membuat kejutan untuknya. Kalau Sehun sampai
tahu tentang rencanaku, aku akan memintai Tao menghabisi kalian
satu-persatu. Hahaha.”
“Percayakan pada kami, Hyung. Kami akan merahasiakannya dari Sehunnie.” Ujar Suho mantap.
“Baiklah, sampai jumpa saat ulang tahun Sehun. Hehe. Oh iya, semoga
debut stage kita sukses nanti. Semangat. Hehehe. Sampai jumpa,
Joonmyunnie.”
“Ne, hyung.” Jawab Suho lalu mematikan sambungan telpon.
“Kalian bisa mendengar percakapanku dengan Luhan hyung, kan?” Suho
mengedarkan pandangannya kearah keempat member EXO-K lainnya
satu-persatu. Keempat member itu mengangguk kompak. Lalu mereka berlima
pun tersenyum penuh arti sambil mengangguk-angguk, seperti sedang
memikirkan rencana mereka masing-masing dihari ulang tahun dongsaeng
mereka nanti.
End of flashback
“Aku benar-benar iri padamu dan Chanyeol hyung. Begitu juga dengan
Kris dan Tao hyung. Mereka bisa terus menjalani hubungan mereka tanpa
harus dipisahkan oleh jarak yang begitu jauh. Tidak seperti aku dan
Luhan hyung. Aaaah, aku benar-benar iri, hyung.”
“Hei, kau tahu tidak? Aku dan Chanyeol juga terkadang merasa iri pada
kalian berdua. Kalian itu pasangan yang menggemaskan. Ingin rasanya
bisa sepertimu dan Luhan.” Ujar Baekhyun dan mereka berdua pun tertawa
bersama. Tidak lama kemudian Chanyeol datang dengan sebuah nampan yang
berisi beberapa buah botol air mineral.
“Ayo, semuanya kemari! Minuman sudah datang!” seru Chanyeol. Kai yang
duduk paling dekat dengan pintu segera menghampiri Chanyeol dan
langsung menyambar sebotol air lalu meneguk isinya sampai habis.
“Wow, apakah aku terlalu lama? Kau memprihatinkan sekali, Jonginnie.
Hahahaha.” Chanyeol tertawa terbahak-bahak sambil menyolek lengan Jongin
yang cemberut. Jongin bersiap untuk mengambil sebotol air lagi namun
Chanyeol segera mencegahnya. “Hei! Kau sudah menghabiskan jatahmu!”
“Ini bukan untukku, aku hanya ingin mengambilkan untuk Kyungsoo
hyung.” Jongin membela dirinya lalu mengambil sebotol air lagi dari atas
nampan yang masih dipegang Chanyeol. “Ini hyung, tangkap.” Ujar Jongin
sambil melemparkan sebotol air mineral kearah D.O. Dengan sigap D.O
segera menangkapnya.
“Komawo Jonginnie.”
“Anything for you, Hyung.” Jawab Jongin sambil mengedipkan sebelah matanya.
(Huwahahaha, engga, engga. Itu mah maunya aku aja. *plak! Nih, aku ralat.)
“Ne, hyung.” Jawab Jongin sambil berjalan keluar ruangan. Ia merasa tubuhnya sudah cukup kering untuk langsung mandi.
“Kau mau kemana?” tanya D.O.
“Mandi.” Jawab Jongin singkat. D.O hanya membulatkan mulutnya lalu meminum air mineral miliknya.
Chanyeol menghampiri Suho yang masih duduk dengan nafas terngah-engah
disebelah Kyungsoo. Ia meletakkan nampan yang Ia bawa disebelah
Kyungsoo lalu Ia duduk dihadapan mereka berdua. Ia mengambil dua botol
air mineral, yang satu Ia serahkan pada Suho, sedangkan yang satunya
lagi segera Ia teguk isinya sampai habis. Sehun dan Baekhyun pun
bergabung dengan mereka bertiga. Sehun melirik kearah nampan yang ada
disebelah Kyungsoo. Hanya tersisa sebotol air mineral lagi. Tanpa pikir
panjang, Ia langsung mengambilnya. Baekhyun ingin mengambil jatahnya
namun saat Ia melirik kerah nampan, sudah tidak ada sebotol air mineral
pun diatasnya.
“Ya, Park Chanyeol. Kurang satu botol lagi. Mana jatah minumku?” seru Baekhyun sambil mengguncang-guncang bahu Chanyeol.
“Benarkah?” Chanyeol memasang tampang polosnya. “Ah, maaf hyung, aku
salah hitung. Kau bisa mengambilnya sendiri kan? Hehehe, mianhae.”
Ujarnya sambil menyuguhkan (?) cengiran terlebarnya kearah Baekhyun.
Baekhyun beranjak dari duduknya sambil cemberut. Saat Baekhyun sudah
berbalik, Chanyeol mengambil sebotol air mineral yang Ia sembunyikan
dijaketnya yang kebesaran dan meletakkannya diatas nampan.
“Baekhyun hyung, lihat! Tiba-tiba muncul sebotol lagi saat kau
berbalik tadi!” Seru Chanyeol. Baekhyun langsung menoleh kebelakang. Ia
melihat Chanyeol menunjuk-nunjuk botol air mineral yang ada diatas
nampan sambil memasang cengiran kudanya seperti biasa.
“Park Chanyeeeeeooooool~!” Baekhyun kembali kearah Chanyeol lalu bersiap mencekik Chanyeol yang sudah bersiap-siap untuk kabur.
—++—
(Mohon mangap yah readers, ini saya udah ngantuk pisan, jadi saya langsungin ke tanggal debut mereka. Huhuhu~ mangaaaaap. >.
Akhirnya, setelah menjalani masa training selama bertahun-bertahun,
saat yang mereka tunggu-tunggu sejak mereka resmi manjadi bagian dari SM
pun tiba. Hari ini, baik EXO-K maupun EXO-M akan melakukan debut stage
mereka.
Sehun terus mondar-mandir di backstage sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya.
“Sehun, sudahlah, jangan tegang. Debut stage kita pasti akan sebaik
showcase kita seminggu yang lalu.” Suho datang menghampiri Sehun lalu
merangkulnya.
“Ah, hyung. Kau sama sekali tidak terlihat tegang. Haha.”
“Ya, Sehun-ah, aku ini leader, meskipun terlihat paling tenang, tapi
justru aku lah yang paling berdebar-debar saat ini. Kalau aku sendiri
merasa gugup, bagaimana aku bisa menyemangati kalian?” Mereka berdua pun
tertawa.
“Debut stage EXO pasti akan sukses.” Lanjut Suho sambil tersenyum. (Angelic smile-nya Suho oppa. Kyaaaaaaa~)
Sementara itu di Beijing…
“Bersiaplah anak-anak, sebentar lagi waktunya kalian untuk tampil.
Semoga kita semua mendapatkan hasil yang terbaik.” Ujar sang manager
saat berada ditengah-tengah para member EXO-M, kemudian Ia menepuk bahu
mereka satu-persatu lalu berjalan kearah tirai penutup backstage.
Kris sang leader tiba-tiba meletakkan tangannya ditengah-tengah
mereka berenam yang sedang berdiri melingkar. Kelima member lainnya
mengerti maksud Kris lalu satu-persatu dari mereka pun meletakkan tangan
mereka diatas tangan Kris.
Kris menghela nafas lalu mulai bicara, “Baiklah teman-teman, apa pun
yang terjadi, kita lakukan yang terbaik di atas stage nanti. Untuk debut
stage yang sukses…” (Saya paling ga bisa bikin kata” pembuka yel” *?*
kaya gini, map kalo engga banget yah. >,
“WE ARE ONE! WE ARE EXO!”
—++—
Para member EXO-K memasuki asrama mereka dengan wajah berseri-seri.
“Aku tidak tahu bagaimana perasaanku sekarang. ‘Bahagia’ saja belum
cukup untuk mendeskripsikannya. Entahlah, aku… HUWAAAAAA~ Akhirnya kita
bisa debut juga hyung!” D.O langsung memeluk Suho sambil meloncat-loncat
kegirangan.
“Nee, tentu saja. Perasaan kita semua sama saat ini. Hahaha. Ya
Tuhan, hari ini benar-benar istimewa untuk kita semua.” Suho membalas
pelukan D.O sambil megusap-usap punggung dongsaengnya yang masing
meloncat-loncat kegirangan.
Sehun hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah D.O. Perasaannya juga
pasti sangat bahagia, sama seperti kelima hyungnya. Tapi andai saja ada
Luhan, Ia pasti sudah melakukan hal yang sama seperti yang D.O lakukan
pada Suho, hanya saja, Ia pasti akan memeluk Luhan. Ia menjatuhkan
tubuhnya disofa lalu menghembuskan nafas panjang. Tiba-tiba Baekhyun
duduk disebelah kirinya, disusul oleh Chanyeol yang mengambil posisi
disebelah kanannya.
“Hey, Sehun, kenapa kau lesu sekali? Ini kan saat saat yang
benar-benar istimewa untuk kita semua. Ayoo, kita semua berpelukan
sambil melompat-lompat seperti D.O dan Suho!” Ujar Chanyeol. Ia memegang
pergelangan tangan Sehun dan baru saja akan beranjak dari duduknya,
namun Baekhyun menegurnya.
“Ya, kau ini tidak mengerti ya? Ia pasti merasa ada yang kurang untuk
merasa benar-benar bahagia.” Ia berhenti sebentar untuk menoleh kearah
Sehun yang tertunduk. “Kau pasti merindukan Luhan hyung kan?” tanyanya.
Masih sambil menunduk, Sehun menjawab dengan anggukan kepalanya.
“Ah, bagaimana kalau kita telpon Luhan hyung?” ujar Baekhyun sambil
merogoh-rogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Dengan cekatan
Ia mencari nomor ponsel Luhan di kontaknya dan segera menyentuh lambang
ponsel berwarna hijau pada layar ponselnya begitu Ia menemukan nomor
ponsel Luhan.
“Ah, ni hao, hyung.” Baekhyun memulai pembicaraan. Mata Sehun langsung bersinar-sinar.
“Berikan padaku, berikan padaku.” Ujar Sehun setengah berbisik sambil menarik-narik ponsel Baekhyun.
“Ni hao, Baekhie. Apakah barusan aku mendengar suara Sehunnie? Oh,
Baekhie, bisakah kau memberikan telponnya pada Sehunnie? Aku benar-benar
ingin bicara dengannya.” Suara Luhan terdengar bersemangat. Sepertinya
suara Sehun cukup keras sampai Luhan bisa mendengarnya.
“Hyung, kau bahkan tidak menanyakan kabarku terlebih dahulu. Hu’uh,
tapi baiklah, aku bisa memahami perasaan kalian. Ini!” Baekhyun lalu
menyerahkan ponselnya kepada Sehun. “Kalau sudah selesai letakkan ponsel
dimeja makan. Aku lelah, Chanyeol, ako kita tidur.” Chanyeol mengangguk
sambil menguap lalu berjalan kekamarnya dan Baekhyun.
Sehun mengangguk dan langsung mengambil ponsel dari Baekhyun dengan tidak sabar. “Hei, Hyuuuuuuung~!” Serunya.
“Waaaaah, wo de Hunnie! Aaaaah~ aku merindukanmu!”
“Ne, aku tahu. Hahaha. Aku juga merindukanmu, hyung. Bagaimana debut stagenya? Pasti sukses, kan, hyung?”
“Ya, tentu saja. Tapi… andai kau ada disini Sehunnie.”
“Ah, hyung, aku juga merasa begitu. Tapi sudahlah, hyung, membayangkannya hanya akan membuat kita semakin sedih.”
“Ah, Sehunnie, kau sudah besar, ya. Hahaha. Aku bangga padamu,
sebentar lagi kau akan berulang tahun ya. Pantas kau bertambah dewasa.
Hehehe.”
“Benarkah aku sudah bertambah deewasa? Senang mendengarnya. Hahaha.
Umm, hyung, mianhae aku lelah, boleh kan aku bersitirahat dulu? Besok
aku akan menelponmu lagi.”
“Tentu. Jangan terlalu memaksakan diri, kalau kau lelah harusnya kau
istirahat saja daritadi. Hehe. Baiklah, selamat beristirahat, Hunnie.
Zai jian.” Ujar Luhan lalu memutuskan sambungan telpon.
—++—
Luhan menempelkan ponselnya didada sambil menatap langit-langit
kamar. Ia benar-benar bahagia bisa mendengar suara Sehun yang sangat Ia
rindukan. Jadwal latihan yang padat membuat mereka sama sekali tidak
bisa berkomunikasi selama seminggu menjelang debut. Ia menoleh kesebelah
kanannya, kearah Lay yang sedang berbaring diranjang miliknya. Matanya
terpejam.
“Lay?”
Tidak ada jawaban.
“Lay?” Luhan memanggil sekali lagi.
“Hm.”
“Kau sudah tidur?” tanya Luhan. Lay membuka matanya lalu menoleh kearah Luhan yagn berada diranjang lain disebrang ranjangnya.
“Tadinya sudah.” Jawab Lay. Bermaksud untuk menyindir Luhan yang sudah membangunkannya.
“Oh.” Luhan menanggapi dengan polosnya. “Aku bahagia, akhirnya aku
bisa mendengar suara Hunnie lagi. Kau tahu, akhirnya kebahagiaanku sudah
lengkap hari ini.” Lanjutnya.
“Hm.”
“Aah, aku benar-benar tidak sabar untuk berjumpa dengannya. Aku benar-benar merindukannya, Lay.”
“Hm. Aku tahu.” Mata Lay sudah mulai terpejam lagi.
“Aku ingin membeli Bubble Milk Tea bersamanya nanti. Setelah itu kami
akan belanja pakaian bersama, ah, kami juga harus mengambil banyak
selca, kemudian… apa lagi ya? Kau ada ide tidak?”
Tidak ada tanggapan dari Lay.
“Lay, kenapa kau tidak menjawab? Lay? Kau sudah tidur ya? Kau ad aide tidak? Lay? Lay? Kenapa kau tidak…”
“Gege! Hentikan! Aku lelah benar-benar, aku mengantuk dan ingin
tidur!” Jawab Lay kesal. Luhan cemberut lalu membalikkan badannya
memunggungi Lay dan menarik selimut sampai kedagunya.
“Selamat tidur, Lay.”
—++—
Sehun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja makan untuk
meletakkan ponsel Baekhyun. Ia terdiam sebentar lalu tersenyum sambil
memandang lantai, kemudian Ia memutuskan unutk segera pergi ke kamarnya
untuk beristirahat. Namun saat berbalik, Ia dikejutkan oleh kehadiran
Jongin.
“Wow!” serunya. Tubuhnya sedikit tersentak. Jongin tertawa terbahak-bahak.
“Hahahahaha. Ya, Oh Sehun, apakah kau tidak bisa mendengar suara
langkahku saat menghapirimu? Kau pasti terlalu bahagia setelah mendengar
suara Luhan hyung kan?” ujar Jongin, sedikit menggoda Sehun.
“Ne, aku benar-benar bahagia bisa mendengar suaranya lagi. Selama
seminggu menjelang debut, kami sama sekali tidak sempat untuk
berkomunikasi.” Jawab Sehun. Pipinya bersemu merah.
“Apa dia menyinggung soal ulang tahunmu?”
“Hmm, ne. Dia bilang aku sudah sedikit lebih dewasa. Haha.”
“Wah, itu bagus kan?” Sehun mengangguk-angguk girang.
“Jongin, ngomong-ngomong soal ulang tahun, ulang tahun Luhan hyung
jaraknya tidak jauh dengan hari ulang tahunku. Menurutmu, aku harus
memberinya apa ya?”
“Aish, ulang tahun Luhan hyung masih 12 hari lagi!”
“Tapi aku ingin mempersiapkan hadiahnya dari sekarang!” Sehun tidak
mau kalah. Jongin berpikir sejenak sambil mengelus-elus dagunya.
“Saat ulang tahunnya, umurmu sudah 19 tahun ya.” Ujar Jongin. Sehun mengangguk.
“Berarti kau sudah dewasa.” Sehun mengangguk lagi.
“Hmm, entahlah, aku tidak yakin dengan ideku ini.” Jongin menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Katakan saja Jonginnie! Aku ingin tahu!” Ujar Sehun tidak sabar sambil mengguncang-guncang bahu Jongin dengan kedua tangannya.
“Entahlah Sehun. Kurasa ide ini terlalu gila.” Jongin mengangkat bahunya.
“Tapi aku benar-benar tidak tahu harus memberinya apa dihari ulang
tahunnya nanti, lebih baik aku mendengar saran darimu dulu. Ayolah
Jongin, aku mohooon.” Sehun memaksa.
“Baiklah kalau kau memaksa.” Jongin menatap mata Sehun dalam-dalam.
Ia memegang bahu Sehun dengan kedua tangannya lalu mendekatkan wajahnya
dengan wajah Sehun. Ia menarik nafas dalam-dalam.
“Kau lamar saja dia.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar