Pengikut

Sabtu, 06 Oktober 2012

Park Chanyeol vs iPad?

Tittle: Park Chanyeol vs iPad?

Author: Park Ha Rin (@rialohasarap)

Genre: Yaoi, Comedy gagal, Romance gagal, Angst gagal *disambit BaekYeol*

Pairing: BaekYeol dan beberapa couple EXO yang numpang lewat dan nggak digaji *Sehun siap-siap bikin badai*

Length: Oneshoot

Rating: T menuju M, eh gak ding, T aja._. *ditimpuk rame-rame*

Disclaimer:
Baekhyun milik Chanyeol, Chanyeol milik Baekhyun. BaekYeol dan ide cerita milik author. *dipanggang BaekYeol shipper*

Warning: OOC, YAOI, BL, gaje, aneh, judul dan cerita agak gak nyambung, genre-nya gagal-_-

Summary:
”Dulu aku yang paling disukai Baekhyun, tapi semua berubah sejak dia memiliki iPad!”


###

”Baekhyunnie..” panggil Chanyeol manja pada seseorang yang kini sedang asyik memainkan jarinya di atas benda tipis berwarna putih susu.

Benda itu lagi. Chanyeol mendengus.

Chanyeol berdiri dari ranjangnya, berjalan menghampiri sang pujaan hati yang masih asik dengan dunianya sendiri. ”Kau tidak ingin makan siang? Kyungsoo sudah berteriak mengajak kita mak—”

”Kau duluan saja, nanti aku menyusul,” sahut Baekhyun cepat, terlalu cepat sampai memutus ucapan Chanyeol yang belum selesai. Matanya bahkan masih menatap benda bersegi empat itu.

Chanyeol mendecak sebal. ”Ayo kita makan, atau aku akan menyita iPad-mu itu,” ucap Chanyeol dingin. Ia menatap tajam ke arah Baekhyun yang kini menatapnya dengan pandangan sungguh-kau-akan-melakukannya?

”Andwae! Arraseo, kajja kita makan!” Baekhyun meletakkan iPad-nya di atas meja, lalu menarik tangan Chanyeol keluar kamar.

Lihatlah, Baekhyun lebih memilih ”melindungi” iPad-nya.

Chanyeol menghempaskan tangan Baekhyun dengan kasar. Namja imut itu berbalik dan menatap Chanyeol tidak mengerti.

”Kau baik-baik saja, Yeollie?” tanya Baekhyun.

”Ne,” jawab Chanyeol singkat. Tanpa memandang Baekhyun lagi, ia melangkah ke meja makan. Sementara Baekhyun masih mematung di tempatnya. Chanyeol pun mengambil piringnya dan membawanya ke ruang tengah.

Saat melewati Baekhyun, namja tinggi itu melirik sinis. ”Cepatlah makan, agar kau bisa segera bermain lagi dengan iPad-mu,” katanya dingin dengan menekan pada kata ”bermain”, lalu ia menghampiri Kai yang sedang bermain game.

***

”Cepatlah makan, agar kau bisa segera bermain lagi dengan iPad-mu.”

Baekhyun menelan ludahnya dengan susah payah. Apa-apaan itu? Apa maksud Chanyeol? Namja itu tidak pernah berkata sedingin itu padanya, semarah apa pun dia. Jadi, kenapa Chanyeol jadi sedingin itu padanya? Baekhyun berpikir sambil berjalan ke meja makan.

”Kau baik-baik saja, Hyung?” Baekhyun mengurungkan niatnya untuk duduk saat mendengar suara Kyungsoo. Ia menatap dongsaeng-nya itu sambil tersenyum singkat.

”Aku baik-baik saja, Kyungsoo-ah,”katanya sambil tersenyum manis. Ia beringsut duduk di salah satu kursi, matanya terbelalak saat melihat salah satu menu makanan. ”Bacon?” Ditatapnya Kyungsoo yang tersenyum sambil mengangguk.

”Ne, cobalah.. Aku tidak tega melihatmu merengek-rengek meminta bacon, jadi aku buatkan untukmu,” jawab Kyungsoo. Wajah Baekhyun yang semula mendung, langsung ceria.

”Kyaa! Kyungsoo-ah! Saranghae!” Baekhyun bangkit dari kursinya dan memeluk Kyungsoo.

Kyungsoo jelas gelagapan dipeluk tiba-tibaoleh hyung-nya tersebut. ”Na.. nado, Hyung..” Seketika dirasakannya tatapan membunuh dari ruang tengah, tempat Chanyeol dan Kai berada.

”Aku akan membunuhmu, Baekhyun Hyung!” teriak Kai, sontak membuat Baekhyun melepaskan pelukannya pada Kyungsoo. Dilihatnya Kai sedang menatapnya tajam, setajam pisau yang baru digunakan Kyungsoo untuk mengiris daging tadi.

”Kau tidak akan selamat, Do Kyungsoo..” Terdengar suara gemeretak dari jari-jari Chanyeol. Baekhyun dan Kyungsoo mengira Chanyeol akan menghampiri mereka, jadi dua uke itu menelan ludah dengan susah payah. Tapi tiba-tiba Chanyeol mengalihkan perhatiannya ke Kai.

”Ya! Kim Jong In! Tidak akan kubiarkan kau membunuh Baekhyun-ku!” seru Chanyeol tiba-tiba, membuat Kai yang awalnya men-death glare Baekhyun terlonjak kaget.

”Dan tak akan kubiarkan kau menyentuh Kyungsoo Hyung sedikit pun!” Kai balas berseru. Mereka pun saling men-death glare satu sama lain.

Baekhyun dan Kyungsoo mendengus.

”Temani aku makan, Kyungsoo-ah. Biarkan saja mereka,” Baekhyun menepuk bahu Kyungsoo dan kembali duduk di kursinya. Mau tak mau Kyungsoo menurut, daripada buang-buang waktu melihat perkelahian-dingin Chanyeol dan Kai.

***

”Uwaa… Kris Hyung… Bogoshippo!” Chanyeol menghambur ke pelukan Kris. Saat ini Kris, bersama Luhan dan Lay, sedang berada di Korea untuk mengikuti syuting drama terbaru yang diproduksi oleh SM Entertainment, To the Beautiful You. (bentar, author numpang teriak ye, BANG MINHOOO~ *dijitak rame-rame*) Dan mereka akan menginap sementara di dorm EXO K, untuk menghemat biaya. (You know lah, SM kan superduper pelit-_- *dijampi-jampi Soo Man Ahjussi*)

Kris tertawa mendengar kata-kata Chanyeol, lalu membalas pelukan namja tinggi itu. ”Nado, Chanyeollie..”

Kedua namja yang tingginya tidak biasa itu mengambil posisi di ruang tengah dan mengobrol, tidak memedulikan namja berwajah imut yang sedari tadi memperhatikan keduanya. Kedua tangannya mendekap erat iPad putihnya dan akhirnya berjalan menjauh. Melihat kedua orang itu berdekatan membuat dadanya sesak.

Baekhyun mengedarkan pandangannya. Sial, ia baru sadar kalau saat ini semua teman-temannya ternyata sudah mendapat pasangan. Lihatlah, ada Kai dan Kyungsoo yang sedang asik suap-suapan es krim, Lay dan Suho yang sedang bermain kartu serta Luhan dan Sehun yang asik dengan bubble tea mereka. Baekhyun merasa ia adalah orang paling malang sedunia. Padahal kekasihnya ada di sini, hanya saja dia sedang berpaling.

”Ah, Chanyeol Hyung berpaling pada Kris Hyung.. Poor Baekhyun Hyung…” ucap Sehun tiba-tiba. Tak lama terdengar rintihan darinya, yang ternyata mendapat jitakan dari Luhan.

”Jangan mencampuri urusan rumah tangga orang lain, Sehun-ah,” sahut Luhan. Sehun hanya meringis.

Baekhyun melirik Chanyeol yang nampak tidak peduli dengan tingkah si maknae, lalu tersenyum hambar. ”Tak apa, Luhan Hyung. Jangan pikir hanya dia yang bisa berpaling,” serunya, dengan suara keras, seolah ingin memberitahu seluruh dunia, tapi tetap dengan nada yang tenang. Tanpa melirik Chanyeol, ia masuk ke kamar. Samar-samar didengarnya suara Sehun,

”Uri Baekhyun Hyung mencoba menjadi kekasih yang nakal!”

Namja ber-eyeliner itu tersenyum miris. Ia baru akan merebahkan tubuhnya di ranjang saat didengarnya suara Chanyeol,

”Palingan dia akan berselingkuh dengan iPad-nya itu,”

Ucapan Chanyeol itu terdengar meremehkan. Apa maksudnya? Apa ia mengira Baekhyun tidak akan mungkin bisa berselingkuh dengan orang lain? Ya! Park Chanyeol sangat salah berkata seperti itu saat kondisi seperti ini! Saat Baekhyun menahan gejolak di dadanya(?) sejak melihat KrisYeol moment tadi. Kini Baekhyun tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dibukanya pintu kamar dengan kasar.

”Kau…” desisnya sambil menunjuk Chanyeol. Semua mata yang ada di ruangan itu tertuju padanya. ”….aku benci padamu,” lanjutnya, dengan nada superdingin. Kini semua mata yang di sana menatapnya tidak percaya, terutama Chanyeol.

BLAM.

Baekhyun kembali masuk kamar sebelum akhirnya membanting pintu berwarna putih tersebut. Tubuhnya merosot dan akhirnya ia terduduk lemas bersandar pada pintu. Tidak, ia tidak boleh menangis. Ia tidak boleh menangisi namja pabbo seperti Park Chanyeol.

***

”Kau tidak menyusulnya?” tanya Kris pada Chanyeol yang menatap nanar pintu yang barusan ditutup dengan kasar itu. Namja itu menggeleng pelan.

”Ani, Hyung. Nanti malam dia pasti sudah kembali normal.”

Tapi Chanyeol salah. Salah besar. Sudah seminggu dan Baekhyun tetap mendiamkannya. Padahal, biasanya kalau mereka marahan itu tidak pernah lebih dari tiga hari. Namja imut itu benar-benar membuatnya frustasi. Apalagi sejak Kris numpang tidur di kamar mereka, Baekhyun lebih memilih tidur di sofa ruang tengah. Seperti malam ini.

Chanyeol terbangun di tengah malam, dan lagi-lagi mendapati ranjang di seberangnya kosong. Baekhyun tidak di sana. Lagi-lagi Chanyeol mendengus. Sudah tahu tidak kuat dingin, kenapa namja imut itu nekat tidur di luar? Semarah apa dia sampai tidak memedulikan kesehatannya sendiri?

Akhirnya Chanyeol memutuskan keluar kamar, dan akhirnya mendapati Baekhyun tertidur pulas di sofa dengan selimut yang menutupinya sampai ke leher. Chanyeol berjongkok di depan sofa, menatap wajah malaikatnya yang polos itu. Senyum kecil terukir di bibirnya. Saat tidur pun Baekhyun terlihat sangat memikat. Wajahnya terlihat damai, polos, dan tak berdosa.

Namun mata Chanyeol melebar tak percaya saat melihat layar iPad Baekhyun yang tiba-tiba menyala karena tidak sengaja disentuhnya. Foto mereka. Selca yang diambil dengan iPad Baekhyun. Chanyeol ingat sesaat sebelum mereka ber-selca-ria, Baekhyun uring-uringan. Ia tahu sang main vocalist itu tak pernah suka jika foto beramai-ramai dengan member lain, karena posisi mereka pasti terpisah jauh. Jika dengan EXO K, Baekhyun dan Chanyeol sama-sama di pinggir. Jika berdua belas, posisi mereka pun berjauhan, Chanyeol di sebelah Kris dan Baekhyun di sebelah Tao. Dan karena itu, selesai berfoto bersama dengan member lain, Baekhyun dan Chanyeol pasti akan segera ber-selca berdua. Hitung-hitung, untuk mengobati sakit hati karena berjauhan. Padahal hanya sesi foto.

Tapi sejak kejadian seminggu yang lalu itu, Baekhyun tidak pernah lagi mengajaknya ber-selca. Bahkan kekasihnya itu tidak lagi uring-uringan jika diminta berfoto dengan formasi yang sudah ditentukan tersebut. Ia akan tersenyum dengan menawan, seperti biasa.

Dan sejak kejadian itu, Chanyeol merasa Baekhyun banyak berubah. Tak ada lagi Baekhyun yang menemaninya menjahili member lain. Tak ada lagi Baekhyun yang menyanyikan lagu untuknya setiap malam sebelum tidur. Tak ada lagi Baekhyun yang marah-marah jika ia menyembunyikan eyeliner-nya. Tak ada lagi Baekhyun yang selalu memberinya morning kiss ketika ia bangun dari tidur.

Tahukah Baekhyun kalau Chanyeol begitu merindukannya?

Sangat menyakitkan saat kau merindukan seseorang yang jelas-jelas ada di dekatmu, tapi kau tidak bisa mendekatinya.

”Aku sangat merindukanmu, Byun Baekhyun..”

***

”Baekhyun Hyung, sudah kubilang, menjauhlah dari Kyungsoo Hyung atau aku akan mencincangmu!” seru Kai sambil mengangkat sebuah pisau dan menatap tajam Baekhyun.

Baekhyun terkekeh melihat tingkah dongsaeng-nya itu. ”Kau akan mencincangku dengan pisau buah, ne? Kau pikir aku apel?”

Kai menatap pisau yang dipegangnya. Benar, pisau buah. Ia pun merampas pisau yang dipegang oleh Kyungsoo. ”Nah! Sekarang aku benar-benar akan mencincangmu, Byun Baekhyun…”

Pletak.

”Appo!” Kai mengusap kepalanya yang baru saja dijitak oleh Kyungsoo.

”Kalian berdua mengganggu saja! Lebih baik kalian pergi sekarang! Biarkan aku memasak dengan tenang!” seru Kyungsoo sambil berkacak pinggang. Dengan cepat Baekhyun melesat dari dapur. Sedangkan Kai mengerucutkan bibirnya sambil berjalan malas ke ruang tengah.

Cklek.

Baekhyun membuka pintu kamarnya dan Chanyeol. Saat dilihatnya Chanyeol dan Kris sedang mengobrol di dalam sana, Baekhyun tersenyum lemah.

”Mianhae mengganggu, aku harus mengambil sesuatu sebentar,” Ia berjalan ke mejanya dan mengambil charger iPad-nya. Dapat dirasakannya kalau Chanyeol sedang menatapnya sekarang. Tapi Baekhyun mengabaikannya, tepatnya berusaha-mati-matian mengabaikannya. Secepat kilat ia keluar dari kamar. Secara tidak sengaja, ia menutup pintunya dengan kasar.

Pelampiasan rasa sakit hatinya.

”Kyungsoo, Kai, aku pinjam kamar kalian!” Baekhyun menyambar iPad-nya yang ada di sofa ruang tengah. Dan tanpa persetujuan dari Kai maupun Kyungsoo, ia sudah menguasai kamar kedua dongsaeng-nya itu.

***

”Hyung, mau sampai kapan kau mendiamkan Chanyeol Hyung?” tanya Kyungsoo pada namja yang kini duduk di kursi dalam kamarnya.

Baekhyun hanya mengangkat kedua bahunya. ”Molla,” sahutnya singkat, matanya masih tertuju pada iPad-nya. Seharian tadi Baekhyun tidak keluar dari kamar Kyungsoo dan Kai, kebetulan mereka sedang libur, dan hanya bermain-main dengan iPad-nya.

”Kembalilah ke kamarmu, Hyung.. Kris Hyung juga sudah pulang ke China, kau tidak mau tidur bersama Chanyeol Hyung?” tanya Kai kalem. Tapi Baekhyun mencibir.

”Bilang saja kau ingin mengusirku, Kkamjong-ah. Aku tidak akan pergi. Tenang saja, aku tidak akan mengganggu kalau kalian mau melakukan sesuatu,” balas Baekhyun tenang, masih asik dengan benda tipis itu.

Kai mendecak sebal. Akhirnya ia menarik tangan Kyungsoo keluar dari kamar.

Blam.

Hening.

Baekhyun menghela napas panjang. Disandarkannya punggungnya di sandaran kursi. Matanya tertutup sejenak, sebelum akhirnya kembali menatap layar iPad. Ia tidak suka saat memejamkan mata, karena hal itu akan mengingatkannya pada Chanyeol. Mengingatkannya akan KrisYeol moment beberapa hari belakangan. Dan itu sangat mengganggunya.

Tiba-tiba Baekhyun merasakan ada tangan melingkar di lehernya. Suara yang berat membatalkan niatnya untuk menoleh atau pun berteriak.

”Matamu sudah memerah, berapa lama kau bermain dengan benda itu, hm?”

”Sedang apa kau di sini?” Baekhyun balas bertanya dengan nada dingin, tapi tidak berniat melepaskan tangan panjang itu dari lehernya. Ia merasa nyaman dan hangat.

”Aku ingin menjemputmu kembali ke kamar kita,” jawab Chanyeol tenang. Namja jangkung itu mengeratkan pelukannya di leher Baekhyun dan menghirup aroma rambut Baekhyun yang sangat dirindukannya.

”Oh, masih membutuhkanku rupanya,” desis Baekhyun. Ia mulai risih saat napas Chanyeol terasa di belakang telinganya.

”Aku membutuhkanmu, Baekhyunnie.. Selalu membutuhkanmu,” bisik Chanyeol tepat di telinga Baekhyun.

”Saat ada Kris Hyung, kau melupakanku.”

***

”Saat ada Kris Hyung, kau melupakanku.”

Chanyeol berhenti dari aktifitasnya, menghirup aroma tubuh Baekhyun, dan menyeringai. ”Kau cemburu, eoh?”

Dilihatnya Baekhyun memutar bola matanya. ”Apa aku tidak boleh cemburu? Kau milikku, Park Chanyeol!”

Chanyeol mengulum senyum. ”Ne, aku milikmu. Dan aku senang kau cemburu, itu tandanya kau tidak benar-benar membenciku,” Namja itu menelan ludah dengan susah payah, mengingat perkataan Baekhyun beberapa hari yang lalu, yang mengatakan kalau Baekhyun membencinya.

”Aku memang membencimu. Aku membencimu saat kau dekat dengan yang lain, terutama Kris Hyung,” Baekhyun menundukkan kepalanya. Tapi Chanyeol dapat melihat kalau wajah Baekhyun memerah. Senyum masih menghiasi wajah tampannya.

”Kau tidak tahu betapa hancurnya aku saat kau mendiamkanku, Baekhyunnie.. Dan hanya pada Kris Hyung-lah aku bisa menceritakan tentang apa yang kurasa,” Chanyeol menarik napas sejenak. ”Mianhae, jeongmal mianhae..”

Baekhyun tak bergeming. Ia tetap menatap layar iPad-nya, dengan pandangan kosong.

”Kau tahu? Aku sangat cemburu pada iPad-mu. Kau selalu tidak memedulikanku saat sedang bermain iPad,” Kali ini Baekhyun menoleh pada Chanyeol, dengan pandangan tidak percaya.

”Kau…cemburu pada iPad?” tanyanya pelan. Chanyeol mengangguk. ”Tapi…dia kan benda mati, Yeollie..”

Namja jangkung itu tersenyum singkat. Akhir-akhir ini Baekhyun jarang memanggilnya—kecuali untuk hal-hal yang sangat genting—dan menyebut namanya. Kalau namja imut itu memanggil atau menyebut namanya, pasti dengan sebutan ”Park Chanyeol” atau ”Chanyeol”, bukan ”Yeollie” seperti barusan. Yeollie adalah panggilan kesayangan Baekhyun untuk Chanyeol, sudah diklaim olehnya jadi tidak ada yang boleh memanggil Chanyeol begitu, kecuali dirinya—tentu saja.

”Apa cemburu harus kepada benda hidup? Aku cemburu karena kau lebih perhatian pada benda itu dan melupakanku,” dengus Chanyeol. Ia mengendurkan pelukannya pada leher Baekhyun.

”Kau kekanak-kanakan, Yeollie.. Dan aku tidak pernah melupakanmu.”

”Aku begini karena aku terlalu mencintaimu, Baekhyunnie.. Jangan pernah mendiamkanku seperti ini lagi, jebal…” Chanyeol membenamkan wajahnya di rambut hitam Baekhyun. Terdengar Baekhyun menghela napas panjang.

”Mianhae..” lirih Baekhyun. Digenggamnya tangan Chanyeol yang ada di lehernya.

Chanyeol mendongak, lalu menatap Baekhyun.

”Mianhae, Yeollie.. Jeongmal mianhae..” Baekhyun menatap mata namja di hadapannya dengan pandangan penuh penyesalan. Chanyeol tersenyum senang lalu memutar kursi Baekhyun—sehingga sang main vocalist itu berhadapan dengannya—dan menarik tubuh kecil itu ke dalam pelukannya.

”Gwenchana, Baekhyunnie..” Baekhyun membalas pelukan Chanyeol. ”Saranghae..”

”Nado saranghae, Yeollie..” bisik Baekhyun tepat di telinga Chanyeol.

Chanyeol melepaskan pelukannya, lalu membingkai wajah manis Baekhyun dengan kedua tangannya. Perlahan jarak antara mereka semakin menipis. Baekhyun sudah memejamkan mata, seakan pasrah dengan apa yang akan dilakukan Chanyeol.

”Ya! Silakan ke kamar kalian sendiri kalau mau bermesraan, Hyung!”

Baekhyun terlonjak kaget, sehingga tanpa sengaja dahinya berbenturan dengan dahi Chanyeol. Keduanya merintih, lalu dengan cepat Chanyeol berbalik dan menatap Kai dan Kyungsoo yang berdiri di depan pintu.

”AKU AKAN MENGHABISIMU, KIM JONG IN!”

###

Tidak ada komentar:

Posting Komentar