Halloha~~
Ada yang Req FF KrisHan yaaaa~ #ayo unjuk gigi XD
nah ini aku selesai buatin ~
Mianhae kalau rada aneh yaaaaaa~
RCL ne chinguuuuuu XD
#tebar poppo ~
[ONE SHOOT]
“Our Love like a LIE”
Main Pair : Kris (Wu Yi Fan) – Xi Luhan
Other : Zhang Yi Xing
Support : Park Chanyeol – Byun Baekhyun – Kim Jongin
Did you know that?
Did you realize that?
Did you hear that?
Did you ever think about me?
Did you even know my cry?
Did you see my tears?
This love you given to me
love like this way you create to me
and
You teach me to know more about sorrow of love
About Lies and misery.
Luhan POV
Namja tampan
yang selalu jadi pusat perhatian. Kaya dan seperti jelmaan pangeran
disetiap dongeng yang pernah kalian baca. Hanya orang- orang tertentu
yang dapat menjadi temannya. Dilihat saja sudah beruntung apalagi
menjadi temannya. Begitu tanpa celah dan sempurna.
Semua itu adalah gambaran dari namja yang kini tengahku perhatikan.
Wu Yi Fan atau Kris.
Namja itu duduk bersama teman- temannya yang menyilaukan. Xiumin, Chen, Chanyeol, dan… Lay.
Xiumin dan Chen adalah sahabat dekat Kris sejak masih bersekolah disekolah dasar.
‘Sahabat Kris’ berarti mereka bukan orang biasa.
Chen adalah anak pemilik yayasan college ini. Sedangkan Xiumin adalah anak pejabat Negara.
Chanyeol
adalah teman Kris sejak masuk college. Tapi jangan salah, Chanyeol
adalah atlet basket kebanggaan Korea dan orang tuanya adalah pengusaha
sukses dibidang computer.
Dan yang terakhir… Lay.
Kekasih Kris.
Aku
memperhatikan mereka yang sedang asyik berbicara dari jendela kelas yang
ada dilantai 3. Mereka sedang duduk ditaman yang ada disamping gedung
college. Nampak sangat sempurna dan tidak tersentuh.
Kris… Namja yang merebut perhatiaanku sejak pertama kali bertemu.
Namun aku tahu..
Aku sadar.
Aku bukan siapa- siapa.
Sungguh tidak tahu diri jika aku berharap lebih dari keadaanku sekarang. Sungguh memalukan.
Jika kita
perhatikan, Kris nampak sangat menyayangi Lay. Beberapa kali aku lihat
mereka berciuman dan berpelukan. Chanyeol, Xiumin dan Chen nampak
terbiasa melihat kedua sejoli perfect yang kini tengah bercumbu.
Aku menunduk. Berhakkah aku mengatakan kalau hatiku sakit?
Berhakkah?
Ya Tuhan! Aku tahu sekali..
Aku paham sekali kalau Kris tidak akan jadi milikku secara utuh. Menyayangiku secara terus terang.
Bahkan.. Aku hanya pelampiasan sesaatnya karena ia tidak bisa menyentuh Lay selain berciuman.
Ia terlalu takut menyakiti Lay. Itu yang ia katakan padaku.
Aku tersenyum tipis. Ya… Dia tak akan pernah memikirkan perasaanku sedikitpun.
Karena…
Aku hanya kekasih gelapnya.
End Luhan POV
Luhan memutuskan duduk dibangkunya daripada melihat Kris yang masih berciuman dengan Lay.
Ia tidak
bisa protes karena ia sendiri sudah sangat mengetahui akibat dari
pernyataan cinta yang ia layangkan pada Kris sebulan yang lalu.
Mungkin
terkesan memaksa namun Luhan mengatakan pada Kris bahwa ia tidak
keberatan menjadi yang kedua. Walau awalnya Kris menolak, Luhan
meyakinkan Kris dengan berjanji tidak akan mengatakan apapun pada orang
lain dan bersedia melakukan apapun untuk Kris.
Asal Luhan bisa bersama Kris.
Hanya itu yang Luhan minta dan dengan acuh Kris menerimanya.
Bodoh?
Bagi Luhan inilah cinta yang ia dambakan. Cinta yang penuh dengan kobohongan.
Membuat Luhan dibutakan oleh cintanya dan bersedia menjadi ‘budak’ Kris.
>>>
-Malam harinya-
“Luhan!” panggil Kris saat melihat namja manis itu baru saja datang di caffe tempat mereka janjian.
“Kris..”
Luhan duduk berhadapan dengan Kris. Senyuman manis nampak terlihat jelas
pada wajah cantik Luhan. Ia sangat bahagia. Akhirnya datang juga waktu
ia bisa bersama dengan Kris. “Haruskah memakai topi dan kaca mata?”
tanya Luhan sambil mempoutkan bibirnya.
Kris mengangkat bahu. “..Kau mau semuanya ketahuan, oeh? Bagaimana kalau seseorang menyadari kita bertemu disini?”
Luhan
menghela nafas panjang kemudian tersenyum tipis. “Tidak akan ada yang
curiga kalau kita hanya bertemu, kan? Siapa sangka kalau kita…
berpacaran?” Luhan mengecilkan volume suaranya saat mengatakan kata
‘berpacaran’.
“Aku tidak mau ada yang melihat kita bersama.” ujar Kris tegas.
“Baiklah.” Luhan mengangguk pasrah.
“Kau sudah memesan?” tanya Kris mencairkan suasana. Luhan memutar bola matanya.
“Tentu saja belum. Aku kan baru sampai.”
Kris menggaruk kepalanya. “..Iya sih. Kalau begitu kita akan kemana sehabis ini?”
“Kau mau kemana?” Luhan menatap Kris dengan tatapan nakal.
“Aish! Berhentilah menggodaku dengan tatapanmu itu.” Kris mencubit pipi Luhan gemas.
“Mengggoda? Bukannya kau yang mudah tergoda?! Heran deh kau malah tidak menyerang Lay sampai saat ini.”
“Lay tidak
pantas mendapat perlakuan tidak senonoh. Lagipula aku tidak tega
melihatnya menangis. Dia terlalu murni.” Wajah Kris melembut saat
membicarakan Lay dan selalu begitu. Siapapun yang melihatnya pasti akan
tahu kalau ketulusan hati Kris.
Ketulusan yang membuat Luhan tersiksa dan tersakiti.
Kris menyadari kalau ekspresi wajah Luhan berubah murung.
“Kau yang memulainya, Luhan.” Ucap Kris sambil menghela nafas.
Jujur saja
ia tidak tega juga melihat wajah Luhan yang nampak begitu terluka. Kris
selalu berharap Luhan menyimpan perasaan sesaat padanya. Namun wajah
Luhan yang selalu terluka jika menyangkut soal Lay selalu mematahkan
harapan Kris.
Kris tahu kalau Luhan sangat serius dengan perasaannya.
Ia tulus.
Dan hal itulah yang membuat Kris takut.
>>>
Luhan POV
Silau.. Sudah pagi?
Aku berusaha menggerakkan tubuhku yang terasa sangat letih. Kini mataku sudah terbuka sepenuhnya.
Kamar hotel.
Ya.. Tempat
inilah yang selalu kami kunjungi jika Kris dan aku bertemu. Tempat
dimana hanya ada aku dan Kris. Tempat dimana Kris akan melihatku
seorang. Tempat dimana aku bisa melihat sosok Kris yang tidak pernah ia
perlihatkan pada orang lain.
Ekspresi yang hanya ia perlihatkan padaku.
Dan aku menang satu hal dari Lay. Itu yang membuatku bahagia dan.. bertahan.
Aku lirik ia yang tertidur disampingku. Wajah pangerannya tidak pernah lepas. Tampan dan tanpa celah.
Kadang aku bertanya didalam hati.. Apakah Kris itu benar- benar ada? Namja sesempurna ia benar- benar ada?
Ia masih tertidur.
Kami memang tidak dalam posisi berpelukan namun aku sudah cukup puas bisa tertidur disampingnya.
Ia tidak
pernah memelukku. Walau kami melakukan berbagai hal, ia tak akan pernah
memelukku. Ia menciumku seperti ia mencium Lay, malah lebih dari sekedar
ciuman biasa.
Ia melampiaskan semua hasratnya padaku dimana ia tidak bisa melakukannya terhadap Lay.
Namun… Ia tidak pernah memelukku.
Aku berusaha
bangun walau kakiku masih terasa sangat sakit. Perlahan aku turun dari
ranjang dan memungut bajuku yang berserakan dilantai kemudian berjalan
dengan menahan sakit kedalam kamar mandi.
End Luhan POV
Blam
Kris terbangun ketika mendengar bunyi pintu kamar mandi yang tertutup.
“Hnngg…”
Kris mengucek matanya pelan dan tidak menemukan Luhan disampingnya.
“..Luhan kau dimana?” teriak Kris sambil bangkit dari ranjang.
“Aku dikamar mandi.” Sahut Luhan yang mendengar teriakan Kris.
Kris
berjalan memunguti pakaiannya dan memakai celana panjangnya terlebih
dahulu. Namun nampaknya Kris masih mengantuk dan memutuskan kembali
tidur tanpa memakai bajunya.
Ceklek
Luhan keluar dari kamar mandi. Ia sudah berpakain dan mencuci wajahnya. Ia lihat Kris yang tertidur tertelungkup diatas ranjang.
“Kris?” panggil Luhan seraya naik keatas ranjang.
Senyuman
menghiasi bibir Luhan saat tahu kini Kris sudah kembali terlelap. Pelan
ia usap rambut Kris dengan lembut. Luhan tergoda untuk mencium pipi
putih Kris dan ia melakukannya.
“Saranghae, Kris. Yeongwonhi.” Bisik Luhan tepat ditelinga Kris kemudian memutuskan untuk ikut tidur disamping Kris.
>>>
Keesokan
harinya di college, Luhan kembali melakukan aktifitas seperti biasa. Di
college, Kris dan Luhan tidak akan saling tegur. Bahkan Kris tidak akan
melirik Luhan jika mereka tidak sengaja berpapasan.
Menyakitkan
memang, namun Luhan juga tidak mau hubungan diam- diam dia dengan Kris
terbongkar. Jika semuanya terbongkar, Kris pasti akan memutuskannya. Dan
yang paling menyeramkan, Kris akan membencinya.
Demi Tuhan, Luhan tidak mau hal itu terjadi.
Deg
Mata Luhan
menangkap sosok Kris kini berlalu bersama Lay tepat didepannya dan
seperti biasa, Kris sama sekali tidak melirik Luhan.
Sekali lagi hatinya sakit bukan main.
Tersenyum tipis Luhan kembali melangkahkan kakinya dan menaiki tangga kelantai 3 menuju kelasnya.
Luhan tidak tahu kalau sesaat, hanya sesaat, Kris memperhatikan namja itu dari sudut matanya.
Kris memperhatikannya.
>>>
“Kau masih bertahan dengan hubungan gilamu?” tanya Baekhyun saat mereka sudah pulang kuliah.
“…Kalau iya
kenapa?” tanya Luhan sambil memutar bola matanya. Ia memang memberi tahu
apapun pada Baekhyun. Sahabat dekatnya sejak TK atau mungkin sejak
mereka lahir. Itu karena orang tua mereka adalah sahabat dan rumah
Baekhyun-pun tepat disamping rumah Luhan.
“Aku hanya takut kau lebih… tersakiti..” Baekhyun melanjutkan pembicaraannya sambil berjalan menelusuri koridor bersama Luhan.
Luhan
tersenyum dan menghela nafas panjang. “Percintaanku tidak semujur
percintaanmu, Baekhyunnie.. Siapa sangka Park Chanyeol, seorang atlet
basket kebanggaan Korea mengejarmu mati- matian dan akhirnya kalian
pacaran. Tanpa berjuang kau sudah mendapatkan Chanyeol yang sebenarnya
sudah lama kau taksir.”
Baekhyun langsung menyenggol lengan Luhan dan mem-pout-kan bibirnya. “Ya! Tentu saja aku berjuang!”
“Apanya?
Kulihat Chanyeol lah yang selalu memperlihatkan perasaannya padamu.
Siapa yang mempersiapkan pesta ulang tahunmu yang melibatkan para dosen
dan seisi college? Siapa yang bersedia memperbaiki laporan akhirmu yang
kau buat salah semua dalam waktu semalam? Siapa yang selalu mengantar
jemputmu? Siapa yang-“
“Oke Cukup!!!” sergah Baekhyun cepat.
Luhan
tersenyum kemudian membelai rambut Baekhyun pelan. “Syukurilah dan jaga
baik- baik kekasihmu. Ia sangat tulus padamu Baekhyunnie.”
“Akan selalu kulakukan Luhannie. Aku sangat mencintainya.” Wajah Baekhyun nampak memerah, malu.
Kalau boleh
jujur. Luhan sebenarnya iri pada sahabatnya itu. Baekhyun begitu lugu
dan polos. Mungkin karena itu ia dicintai oleh namja yang baik seperti
Chanyeol.
Sedangkan dirinya? Harus berpuas diri dengan status ‘Kekasih gelap’ Kris.
Baekhyun tiba- tiba menghentikan langkahnya dan menarik tangan Luhan untuk berbalik arah.
“Lho? Kenapa?” tanya Luhan aneh melihat tingkah Baekhyun.
“Ki..Kita kekantin dulu, ya.. Hehe..”
Luhan membalikkan badannya kembali dan melihat sosok itu. mata Luhan membulat dan matanya memanas.
Kris dan Lay nampak sangat mesra duduk dibangku taman bersama Chanyeol.
“Aish!
Makanya kita berputar arah saja.” Bisik Baekhyun yang menyadari
perubahan ekspresi Luhan secara drastis saat melihat Kris dan Lay.
Luhan
mengangguk dan saat mereka akan melanjutkan jalan mereka. Sepasang
tangan memeluk pinggang Baekhyun erat dan mencium tengkuk Baekhyun.
“Ya!! Park
Chanyeol!!” Baekhyun meyadari namjachingu mesumnya sedang memeluknya
dari belakang. Luhan seketika itu hanya tersenyum tipis melihat
kemesraan BaekYeol.
“Chagiya~ Kenapa kau tidak menyapaku malah berbalik pergi?” nada bicara Chanyeol terdengar sangat merajuk.
“Ah..Hahahaha~
Aku tidak melihatmu tadi.. Iyakan, Luhannie?” Baekhyun memegang tangan
Luhan erat. Alhasil Luhan hanya mengagguk pelan membantu Baekhyun.
Chanyeol
menatap tajam tangan Baekhyun dan Luhan yang berpegangan sangat erat.
Seakan tidak mau kalah, Chanyeol melepas pelukannya dan menarik tangan
Baekhyun yang sebelah lagi.
“Yaah! Mau kemana?” tanya Baekhyun yang ditarik oleh Chanyeol.
“Kesana. Ketempat teman- temanku!”
Karena tangan Luhan sipegang oleh Baekhyun, otomatis Luhan ikut mendekat kearah Kris dan Lay.
“Mati aku!!” pekik Luhan didalam hati.
Kris dan Lay
menatap Chanyeol yang menarik dua namja manis sekaligus. Kris nampak
diam melihat Luhan yang menunduk kini berada didepannya. Tangan Baekhyun
terlihat menggenggam tangan Luhan erat.
Berbeda
dengan Kris yang berusaha cuek. Lay menatap Luhan tajam dan penuh
selidik kemudian menatap Kris sekilas. Nampaknya Lay menyadari perubahan
ekspresi wajah Kris. Mungkin yang lain tidak sadar, namun Lay sadar.
“Nah! Baekhyun kini ada disini, lho! Jadi kalian jangan coba bercumbu lagi deh.” Chanyeol mencibir pada Kris dan Lay.
“Marahi saja
Wu Fan-gege. Dia yang selalu memulainya.” Lay mem-pout-kan bibirnya.
Kris tersenyum manis dan membelai rambut Lay lembut.
“Jadi kau tidak mau kucium lagi?”
Lay mencibir
dan Kris langsung memeluk pinggang Lay dengan posesif. Sangat posesif
dan terkesan melindungi. Lay nampak sangat disayang oleh Kris.
Dan itu membuat Luhan kembali hancur.
Baekhyun
yang menyadari mata Luhan mulai memerah langsung menarik tangannya yang
digenggam kuat oleh Chanyeol. Namun sia- sia, kekuatan Chanyeol jauh
lebih kuat.
“..Channie~ Bisakah aku pulang duluan?” Baekhyun berbisik.
“Kenapa?” tanya Chanyeol sedikit kecewa.
“Aku ingin istirahat. Kau tidak mau kalau aku lelah kemudian jatuh sakit, kan?”
Wajah Chanyeol langsung panik dan ia menggeleng cepat. “Tidak, aku akan mengutuk Tuhan jika kau sampai sakit!”
Baekhyun langsung melongo mendengar ucapan Chanyeol yang SANGAT LEBAY!
“..A..Ahahaha~
Kalau begitu aku pulang dulu, ya.” Baekhyun merasa tangan Chanyeol
mulai melemah dan tangannya bisa dengan mudah bebas.
“Baiklah… Tapi cium dulu.”
Baekhyun mendesah pelan kemudian menyuruh Chanyeol agar sedikit menunduk.
Ciuman
lembut mendarat dibibir Chanyeol. Ciuman singkat yang sangat tulus.
Chanyeol tersenyum manis dan mengacak- acak rambut Baekhyun pelan.
“Hati- hati, chagiya~ Hmm.. Hati- hati juga Luhan-sshi.” Ujar Chanyeol sopan sambil tersenyum.
Luhan
mengangguk dan kemudian tersenyum pada Lay dan Kris. Sekedar berbasa-
basi walau tidak terlalu ditanggapi oleh Kris padahal Lay sempat
mengatakan dengan lembut agar Luhan dan Baekhyun berhati- hati dijalan.
Lay memang namja lembut yang baik hati.
>>>
Baekhyun dan
Luhan kini sudah sampai dirumah Luhan. Baekhyun merasa tidak bisa
meninggalkan Luhan yang nampak terluka. Ia memang tidak menangis namun
matanya menyiratkan kepedihan sejak bertemu dengan Kris dan Lay tadi.
Baekhyun
duduk diranjang Luhan sedangkan Luhan membaringkan diri disamping
Baekhyun. Mata Luhan menatap langit- langit kamarnya dalam diam.
“..Luhan… Hentikan saja. Ia bahkan tidak menanggapimu.” Ujar Baekhyun pelan tanpa menatap Luhan.
“Seandainya aku bisa.. ” bisik Luhan dan tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja.
Baekhyun membelai rambut Luhan. “Aku tahu kau begitu mencintainya. Tapi… Kau harus sadar, Luhan… Dia milik orang lain.”
Luhan
menggeleng pelan kemudian duduk disamping Beakhyun. “..Tapi dia dan aku
sudah jadi satu, Baekhyun. Lay tidak pernah merasakan sentuhan Kris dan
aku… Aku lebih berhak!”
“..Coba kau ada diposisi Lay. Dia namja yang baik dan sangat lembut… Kau juga bisa mendapat namja yang lebih baik Luhan..”
“Kris jauh lebih baik dibandingkan Sehun yang pernah mencampakkanku.” Desis Luhan pelan.
“Jangan samakan Kris dengan mantanmu itu.” Baekhyun memutar bula matanya.
“Aku tahu kalau ini egois. Namun ini kebahagiaanku, Baekhyun. Tidak bolehkah aku mempertahankan kebahagiaanku?”
Baekhyun menghela nafas panjang. “…Semoga kau tidak terluka jauh lebih dalam Luhan.”
Luhan tersenyum miris. “Semoga..”
>>>
Kris POV
“Hati- hati dijalan.” Ujar Lay saraya keluar dari mobilku. Aku tersenyum dan mengamati Lay hingga masuk kedalam rumah.
Setelah memastikan Lay masuk, aku kembali mengendarai mobilku dengan kecepatan standar.
Luhan.
Namja cantik itu kembali menguasai pikiranku.
Aku tidak
akan bohong jika aku mulai terhanyut dengan ketulusan namja itu. Luhan
bisa melakukan apapun untukku. Ia memegang teguh janjinya untuk
merahasiakan hubungannya denganku. Itu memandakan bahwa ia benar- benar
tidak mau kehilanganku.
Dan aku tersentuh dengan semua usahanya.
Beberapa
kali aku melihat wajah terlukanya saat aku bersama Lay. Dan anehnya aku
menikmati wajah sedihnya. Itu menandakan ia sangat cemburu dan
menginginkan diriku seutuhnya.
Apa dia tahu kalau aku begitu ingin memeluknya tadi saat ia mengampiriku?
Apa dia tahu kalau perasaanku seakan terus membesar padanya?
Hari demi hari aku semakin menginginkannya.
Namun aku tidak mau menyakiti Lay.
Apa yang harus kulakukan?
Author POV
Lay menghela
nafas masuk kedalam kamarnya. Ia duduk sedikit menghempaskan dirinya.
Ia gapai beberapa foto yang ada didalam laci meja kecil yang ada
disamping tempat tidurnya.
“Wu Fan… Walau ia berkaca mata dan memakai topi.. Aku tahu betul ini Wu Fan..” bisik Lay menahan tangis.
“Kenapa kau menduakanku? Hiks…”
Foto- foto
itu terjatuh dari tangan Lay. Air matanya masih mengalir. Rasa sakit
didadanya tidak bisa ia sembunyikan. Kris yang begitu ia percayai
bermain dibelakangnya.
Ia tahu siapa namja yang menjadi kekasih gelap Kris, ia tahu dan ia bahkan ia sudah menyelidikinya.
Luhan, namja
yang tadi bersama dengan Baekhyun dan Chanyeol. Namja cantik yang
bahkan ia pesankan untuk berhati- hati saat pulang.
Namun Lay tidak bisa marah.
Lay tidak tahu mengapa. Ia hanya merasa kalau namja cantik itu juga menderita.
Karena dari wajah namja cantik itu terlihat kepedihan saat menatap Kris.
Bukan kebahagiaan.
>>>
Lay akan
masuk kedalam kelasnya dengan langkah cepat. Wajahnya nampak ceria
seperti biasa. Namun itu hanya tameng menyembunyikan sakit hatinya. Ia
akan terus berpura- pura tidak tahu.
Tapi apakah ia bisa?
Jujur saja ia tidak mau hubungannya dengan Kris hancur. Namun jika Kris memang ingin menyudahi hubungan mereka, Lay sudah siap.
“Lay-sshi!”
Lay membalikkan badannya dan melihat namja tampan mendatanginya. Namun ia sama sekali tidak mengenal namja itu.
“Siapa ya?” tanya Lay sambil tersenyum.
“Na..Namaku Kim Jongin.. Kau bisa memanggilku Kai.” Ujarnya cerah.
“Ah.. Baiklah.. Kau tadi memanggil nama kecilku.”
Kai menggaruk kepalanya. “Mianhae.. Apa terkesan sok akrab ya?”
“Gwechana.. Tapi kenapa kau bisa mengetahui nama panggilanku?”
“Siapa yang tidak mengenal, Lay-sshi disini? Namja manis yang sangat lembut.”
Deg
Lay jadi deg- degan mendengar pujian dari namja yag baru saja ia kenal itu. Namja bermata tajam dengan senyuman polos.
“Bisa saja.. Oh ya, ada apa memanggilku?”
Kai menghela nafas panjang dan memberikan sebuah surat pada Lay. Mata Lay mengerjap lucu dan menatap Kai bingung.
“Ji…Jika tidak keberatan bisakah Lay-sshi membacanya nanti dan memberi jawabannya besok?”
“He?” Lay tambah bingung namun ia mengambil surat itu dan memandanginya.
“Aku tunggu besok ditaman belakang jam 3 sore.”
Lay hanya mengangguk pelan. Kai tersenyum manis dan berjalan menjauhi Lay.
Mengangkat bahu Lay memasukkan surat berwarna hijau daun itu kedalam tasnya dan masuk kekelas.
>>>
Keesokan harinya, tepat saat pada waktu yang dijanjikan. Kai dan Lay berdiri berhadapan.
Lay sengaja berbohong pada Kris dan alhasil ia tidak pulang bersama Kris dan menemui namja bernama Kai itu.
Lay menggenggam surat yang sudah dibacanya tadi malam. Surat cinta.
Kai menghela nafas pelan dan menunduk.
“Mianhae.. Lay-sshi pasti kaget menerima surat cinta dariku.”
Lay ikut menunduk. Ia tidak berani menatap wajah Kai. Jujur saja ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
“Kai-sshi tahu kalau aku…kekasih Kris-gege?”
“Aku tahu…
Aku tahu sejak dulu. Namun Lay-sshi selalu menghantui pikiranku. Aku
merasa aku harus jujur pada Lay-sshi walau aku harus menerima semua
akibatnya… Namun perasaanku tulus. Aku tak bisa membohongi diriku
sendiri.” Ujar Kai terdengar sangat lembut.
Deg
Deg
Lagi- lagi
Lay merasakan dadanya bergemuruh. Perasaan nyaman yang menyelimuti
hatinya membuatnya ingin menangis, karena perkataan Kai begitu menusuk
hatinya.
Ketulusan yang menjadi nilai sebuah kekuatan dari cinta sejati. Dan Lay melupakan hal itu.
Kebohongan yang ia lakukan dengan berpura-pura tidak tahu dengan kelakuan Kris dibelakangnya.
Bukankah itu sama saja?
Bukankah ia jadi tidak ada bedanya dengan Kris?
“Kai-sshi.. Xie xie…” Lay tersenyum manatap Kai dengan mata berkaca- kaca.
“Lay-sshi…” Kai mendekati Lay dan mengusap pipi Lay lembut. Menghapus jejak air mata yang baru saja jatuh dari mata lembutnya.
“Xie xie.. Karena ucapanmu barusan, aku sadar akan sesuatu.” Bisik Lay.
“Eh?”
“Maukah kau memberiku kesempatan untuk memperbaiki semuanya dulu?”
Kai tersenyum manis dan mengangguk. “Aku akan menunggumu sampai kapanpun.”
Lay mengangguk mantap. “Xie xie.. Kai..”
>>>
Seminggu kemudian.
Kris dan Lay
duduk ditaman biasa tempat mereka bertemu. Tempat favorit mereka
sepulang kuliah. Chanyeol baru saja melihat Baekhyun dan langsung
mengejarnya. Xiumin dan Chen berada dikantin.
Jadinya Kris dan Lay tinggal berdua saja.
Tidak seperti biasanya Lay hanya diam menatap langit siang. Kris merasa aneh dengan Lay yang ia anggap tidak seperti biasanya.
Kris memegang dagu Lay dan mencium lembut bibir namjachingu-nya itu.
Masih merasa aneh karena Lay tidak merespon, Kris memutuskan untuk bertanya.
“Ada apa, chagiya?” tanya Kris sambil membelai rambut Lay.
Lay menghela
nafas sesaat kemudian mengepalkan tangannya. “Aku hanya berfikir Wu
Fan-gege… Kalau kau meninggalkanku suatu saat nanti apa aku akan
bahagia..?”
Deg
Mata Kris membesar saat Lay mengatakan hal itu. “Apa yang kau bicarakan!”
Lay
tersenyum simpul. “…Aku hanya ingin gege bahagia. Jika aku tidak cukup.
Gege boleh memilih yang terbaik.” Nampaknya Lay sudah memutuskan apa
yang harus ia lakukan.
Kris menggeleng pelan. “Jangan bodoh!”
Lay
merasakan tangan Kris memeluk pundaknya erat. Bisa ia rasakan tangan
Kris bergetar. Tanda ia sedang panik dan takut. Lay kembali tersenyum
manis dan menatap mata Kris.
“Gege..
Entah mengapa aku merasakan cinta kita seperti kebohongan.” Lay berdiri
dan menatap Kris yang mematung mendengar ucapan Lay.
Jantung Kris tidak stabil karena menghadapi kenyataan bahwa sebentar lagi ia akan kehilangan Lay.
Lay menghela
nafas panjang dan tersenyum miris. “Gege lebih memilih namja itu, kan?
Aku akan baik- baik saja, kok. Jangan khawatir.”
“La-“
“Awalnya aku
mau berpura- pura tidak tahu saja namun… Aku tidak mau menjalani cinta
yang seperti ini. Hanya kebohongan dan tidak ada ketulusan lagi.”
Kris berdiri dan memeluk tubuh Lay. “Tidak, Lay! Jangan mengatakan hal seperti itu! Jika disuruh memilih aku akan memilihmu!!”
Lay melepas
pelukan Kris dan menggeleng pelan. “..Jika gege sampai berselingkuh
berarti aku ini tidak cukup, kan? Dan artinya namja yang menjadi
selingkuhan gege memiliki sesuatu yang aku tidak punya.”
“Kenapa kau
berfikir seperti itu!” Kris menangkup wajah Lay dengan tangannya dan
seketika itu hati Kris sakit. Ia melihat air mata Lay.
“Maaf gege… Selamat tinggal!!” Lay menepis tangan Kris dan berlari masuk kedalam gedung college.
Kris merasakan tubuhnya melemah. Kakinya seakan tidak bisa menopang berat badannya dan ia kembali terduduk dikursi taman.
Matanya
berkaca- kaca. Ia masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Lay memutuskan hubungan mereka. Dan parahnya Lay mengetahui Kris
bermain belakang.
Demi Tuhan ia ingin minta maaf dan menjelaskan semuanya. Namun.. Ia tidak tahu harus berbuat apa.
Puk
Kris mendongakkan wajahnya melihat siapa yang baru saja memegang pundaknya.
“Luhan…” bisik Kris pelan.
Ya.. Luhan ternyata melihat pertengkaran Lay dan Kris dari jauh. Wajah Luhan nampak basah. Ia menangis.
“Mianhae.. Kris.. Kejarlah Lay..” ucap Luhan pelan.
Kris menggeleng. “Untuk apa? Kau senang, kan?! Kau senang Lay memutuskanku, kan!!” teriak Kris keras. Luhan menggeleng.
“Aku.. Hiks…
Aku minta maaf.. Bukan hal seperti ini yang ingin kulihat. Aku
mencintaimu Kris.. Dan aku hanya ingin kau bahagia.. Hiks..”
Kris berdiri dan memeluk tubuh Luhan erat. Kaget, Luhan hanya bisa membulatkan matanya.
“K..Kris..”
“Berjanjilah kau tidak akan melepaskanku seperti Lay melepaskanku.” Bisik Kris ditelinga Luhan. Suara Kris terdengar bergetar.
Kris menangis pilu.
Luhan mengerjapkan matanya mengakibatkan air matanya kembali jatuh. “..Kris.. Maksudmu…”
“Aku akan menjadikanmu nomor satu mulai dari sekarang.”
Luhan
tersenyum manis mendengarnya. Betapa senang hatinya, kini impian dan
usahanya berbuahkan hasil yang manis. “Berjanjilah jangan selingkuhi
aku.”
Kris tersenyum dan mengangguk. “Aku tidak pernah menemukan namja setulus kamu.”
Luhan
menepis air matanya dan menepis air mata Kris. Namja tinggi itu
menempelkan dahinya dengan dahi Luhan. Mereka tidak berciuman namun
mereka tertahan dalam posisi itu cukup lama. Seakan meresapi lebih dalam
hati masing- masing yang mulai menyatu.
Baekhyun dan Chanyeol menatap dalam Luhan dan Kris dari jauh. Senyuman terpampang jelas diwajah Baekhyun.
“Aku tidak menyangka Kris bisa menduakan Lay..” Chanyeol mengeleng- gelengkan kepalanya.
Baekhyun tersenyum miris. “Chanyeol… Cinta itu seperti apa sih?” tanya Baekhyun pelan sambil terus memandang Kris dan Luhan.
Chanyeol tersenyum. “Cinta itu perjuangan.”
Baekhyun
menatap Chanyeol dan mencium pipi Chanyeol lembut. “Walaupun penuh
kebohongan namun akhirnya cinta tetap yang paling murni ya.”
“Semua akan
indah pada akhirnya jika cinta dilandasi ketulusan walau awalnya
dibangun dengan cara yang salah.” Chanyeol memeluk Baekhyun dan belakang
dan mencium pundak namja manis itu.
“Kuharap
semua memang berakhir bahagia.” Baekhyun melirik Lay yang menangis
didalam pelukan Kai tidak jauh dari tempatnya dan Chanyeol berada.
Nampak Kai mengusap punggung Lay lembut dan terus berusaha memenangkannya. Kai terlihat sangat sabar dan menyayangi Lay.
“Semua memang akan indah pada waktunya.” Ujar Baekhyun lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar