Pengikut

Rabu, 24 Oktober 2012

Nice Kyuhyun, Bad Kyunnie Part 5


Cast                      : Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Lee Sungmin, Kim Heechul,
Choi Sooyoung
Rated                   : M
Disclaimer       : It’s contains gay, Boys Love, yaoi, toys! Don’t like? Then just don’t read it!
R-17+



KYUHYUN’S POV

Kaki-kakiku berjalan tak tentu arah setelah aku berpisah dengan Sungmin. Kenapa bisa wajahnya kelihatan senang sekali padahal bagian bawahnya kan terasa sakit? Jujur, aku ingin mengatakan yang sebenarnya padanya. Tapi aku takut menyakitinya. Tidak. Memberitahunya saja sudah pasti membuat hatinya hancur. Aku berhenti melangkah. Ini..Taman yang memberiku kenangan indah bersama Sungmin. Aku memilih duduk di bangku yang sama. “hmmph..” tak ada kejadian lucu, tapi kenapa aku ingin tertawa? Mungkin aku menertawakan nasibku yang menyebalkan. Baru kusadari kalau aku begitu terikat pada Siwon-Hyung. Bahkan tega sekali aku membohongi Sungmin dan perasaannya.
Ciuman waktu itu, meski mampu mendamaikan diriku namun tak bisa mengelabui hatiku. Aku tahu ini salah. Tak seharusnya aku mencintai Hyung-ku sendiri. Karena aku tidak bisa menolak Siwon Hyung, Sungminlah yang kena imbasnya. Choi Kyuhyun, kau orang yang jahat. Tap__langkah kaki itu menyadarkanku. “Heechul ahjussii, sedang apa di sini?”, ia tersenyum dan ikut duduk di sebelahku. “aku habis makan siang di cafe seberang, kenapa sendirian?”, kugigit bibirku. Apa ahjussii bisa membantuku? Akhirnya kuceritakan  semuanya pada dirinya. “maaf,ya, Kyu. Ini gara-gara permintaanku. Tapi jujur padanya sama saja dengan menyakitinya kan?”, tersirat penyesalan di matanya. Aku mengerti itu. Hanya saja… “aku tidak mau berbohong lagi…”
TRINGG… TRIRIING.. Ahjussii merogoh saku celananya. “yoboseyo, ah, okay. Aku akan menyusulmu.” Dimasukkannya ponsel itu kembali ke sakunya dan berdiri. “aku harus pergi. Begini, kau lakukan saja sesuai kata hatimu. Aku dan Siwon pasti menolong jika terjadi sesuatu,” setelah berkata begitu ia meninggalkanku dan melajukan mobilnya yang terparkir tak jauh dari taman. Jika melakukan sesuai hatiku itu mudah, sudah kulakukan dari dulu! Kurasa tak ada gunanya termenung di sini, akupun beranjak pulang.
CKLEK—tak terkunci. “Hyung! Kau di sana?”, dengan hati-hati aku masuk ke dalam rumah. “selamat datang. Aku pulang lebih cepat,” Siwon Hyung mendekati tempatku berdiri. Aku gugup, sebaiknya aku meminta sarannya atau tidak? Peluhku membanjir di sekitar wajahku. Sepertinya hyung bisa membaca pikiranku karena tak lama kemudian ia bertanya, “ada masalah apa? Ceritakan padaku.” Didongakkannya daguku dengan telunjuknya agar aku menatap matanya. Alisku mengerut. Aku bingung sekali sampai-sampai aku tak tahu ekspresi apa yang sedang terpasang di wajahku saat ini. Tiba-tiba Hyung menarik tubuhku dan memelukku erat. Ia menepuk-nepuk kepalaku pelan. “ayolah, aku selalu ada buatmu, Kyunnie,” Kubalas pelukannya. Sebuah pelukan dari Hyung memang yang kubutuhkan sekarang. Hangat. Diciumnya ujung mata, kening, dan pipiku berkali-kali. Mau tak mau aku tertawa geli. “tidak, Hyung. Ayo masuk ke dalam,”  aku menggamit lengannya.
.
.
.
(Night)
Perutku lapar. Makan malam tadi kurang bagiku. Kuputuskan untuk menggeledah isi lemari es. Huh, hanya ada kimbap? Sudahlah, masih bagus daripada aku kelaparan malam ini. Kuhabiskan isi piring itu dalam sekejap. “Kyunnie!” aku terkejut dan menoleh ke sumber suara. “a,ahuu lafaar, Hyung.” Jelasku terbata-bata. Ia memandangku lama. Ah, pasti dia ingin tertawa melihat mulutku yang penuh kimbap, memalukan. “kemari, Kyunnie. Aku ada makanan untukmu!” caranya memanggilku seperti memanggil seekor anjing. Kuturuti perintahya. Dan benar ada sebungkus roti di tangannya. Aku hendak duduk di sofa saat dia mencegahku, “um! Kau duduk di sini,” ditunjuknya kedua pahanya. Pasti Siwon-Hyung ingin mengerjaiku. Karena rasa lapar yang mendesak, aku naik ke pangkuannya dan memakan roti yang ia sodorkan.
good boy,” ucapnya pelan di telingaku dan menggosok punggungku. “mnn.. don’t treat me like a kid!” balasku setengah marah. “hahaha.. kau akan selalu jadi bocah bagiku,” direbutnya sisa roti di tanganku. “Hey, want this? Just get it!” Hyung menggigit roti itu. Wajahku memerah. Sial, aku benar-benar dikerjai olehnya. Dengan sigap aku mencium bibir Siwon-Hyung. Roti di mulutnya berpindah ke dalam mulutku. Aku mengunyahnya sambil tersenyum nakal. Masih terlalu cepat untuk merasa menang, Hyung! Dirinya yang semula cengo sekarang menjilat bibirnya. Glup! Sepertinya aku dalam masalah. “kau belum ‘mengangkang’ kan seharian ini? Lucu sekali melihatmu jadi seme di video.” Ia berbisik dengan nada sesensual mungkin. Membuatku bergidik ngeri.
Tanpa sepengetahuanku, Hyung telah mengaitkan borgol karet di kedua pergelangan tanganku. Aku memberontak kesakitan. Untuk membungkam suaraku, Hyung memasangkan sebuah ball gag—entah dari mana ke mulutku. Dibalikkannya tubuhku sehingga posisiku membelakanginya. Ia membuka satu persatu kancing piyamaku dan menciumi bahu kiriku. “hmm.. anak itu membuat banyak kiss mark,” gumamnya. Aku mengerang tertahan. Apakah ia cemburu? Siwon Hyung mengelus paha luarku dan mengangkatnya ke udara. “milikmu sangat basah, Kyunnie,” ia terus menggodaku dengan meremas penisku dari balik celana. “hauffnnh.. hooeeh..” desahku meminta lebih. Tentu ia tak mengerti artinya.
Jemarinya yang mengganggur menyusup ke dalam piyamaku dan mempermainkan nipple-ku. Terkadang dicubit pelan dan tiba-tiba dipelintir keras. Penisku semakin menegang. Rangsangan di nipple-ku membawa pengaruh besar pada tubuhku. Seolah paham, dilepasnya celanaku beserta dalamannya hingga sebatas lutut. Cairan pre-cum mengucur deras. Lubangku menjadi sasarannya. Dielusnya lubangku,langsung saja aku menggelinjang nikmat. Ia menyeringai dari balik leherku. Seruas jarinya disusupkan memasuki lubangku. Alih-alih memasukkan seluruh jarinya, ia malah mencabutnya. Aku mengerang kecewa.
“anak nakal harus diberi hukuman~” ucapnya sembari menyatukan salah satu pergelangan kakiku dengan pilar di samping sofa menggunakan borgol lainnya. Aku ingin menjerit saat ia menampar pantatku. Lalu tubuh kecilku diturunkan dari pangkuannya. Ia berjalan ke kamarnya dengan santai. “hwuuungg! ghah.. fahh!” panggilku susah payah. Teganya Siwon Hyung pergi saat nafsu bercintaku sedang membuncah. Dengan keadaan terborgol begini, mana bisa aku menyalurkan hasratku, Hyung babo!!! Aku memakinya, tapi yang keluar hanya suara-suara tak bermakna.
30 menit kemudian ia keluar, mungkin berniat mengecek keadaanku. “uuu… Hwunn..ngg..” air mata menyengat di sudut mataku. Salivaku berleleran, wajahku memerah akibat menahan sakit, penisku tegak menjulang berhiaskan pre-cum, dan… lubangku yang berdenyut minta diisi. Aku terlihat kacau. Lagi-lagi ia mengeluarkan seringaian mesum. “kau begitu ingin aku menghajar lubang imutmu itu..?” godanya. Apa yang bisa kukatakan lagi? Kuanggukkan kepalaku mantap. Ditariknya toy di mulutku kasar. Hyung mencium bibirku dengan membabi buta. Aku memekik saat ia melepaskan ciumannya. Ketiga jarinya dimasukkan paksa ke mulutku. Aku mengulum jari-jari itu. Bisa robek lubangku jika tidak dipersiapkan.
Dirasa cukup, ia menarik jarinya yang penuh saliva dan mulai me-rimming lubangku. Berulang kali Hyung membuat gerakan scissor dan in-out. Aku tersentak saat ujung jarinya menekan prostatku. Gotcha! Dikeluarkannya jarinya dan membuka pahaku lebih lebar. “AKKHHH!!” teriakku kala penis besar itu menerobos lubangku. Rasanya seperti terkoyak. Tak mau menungguku beradaptasi, Hyung menarik ¾ penisnya dan menusukkannya kembali. “GUAHH! A, APPO.. hukss,” diredamnya tangisanku dengan ciuman panjang yang lembut.
Tidak berapa lama aku mulai menikmati permainan Siwon Hyung. Penisnya terus menumbuk titik terdalamku. Tangannya beralih memegangi pinggulku. Hentakan-hentakannya membuatku melayang ke langit ke 7. Tetes demi tetes peluhnya jatuh ke atas dadaku. Menandakan ia benar-benar menghayati making love kali ini. Aku mengerang keras setiap twinsball-nya memukul bagian bawahku. Pandanganku mengabur. “Siwonhh.. Hyuunghh! Ke, keluarrr!” jeritku. Kerlap-kerlip cahaya putih membutakan mataku. Punggungku melengkung sempurna saat cairan putih itu memuncrat.
Dinding-dinding rectum-ku berkontraksi meremas penis Hyung kencang. Sesaat kemudian ia juga klimaks. Cairannya tersembur begitu banyaknya di dalam lubangku. Kupejamkan mataku menikmati hangatnya sperma yang masuk. Dengan terengah-engah Siwon Hyung menciumku sekilas, “hah..ah..aku menyayangimu, Kyunnie.hh..”. lalu dicopotnya semua benda yang melekat di tubuhku. Aku sangat kelelahan sampai tak bisa bergerak lagi. Hyung menggendongku dan memegangi kepalaku yang bertumpu di pundaknya. Cairan di pantatku berceceran di telapak tangannya. Aku berpikir sejenak sebelum terlelap, apakah yang kau katakan itu benar? Jika iya, bolehkah aku berusaha untuk mendapatkan hatimu? Akan kuungkapkan segalanya pada Sungmin hingga tak ada lagi yang menghalangiku untuk memilikimu, Siwon Hyung….
.
.
.
~~~To Be Continued~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar