Cast : Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Lee Sungmin, Kim Heechul, Choi Sooyoung
Rated : M
Disclaimer : It’s contains gay, Boys Love, yaoi, toys! Don’t like? Then just don’t read it!
R-17+
KYUHYUN’S POV
“tapi… kau harus bisa mendapatkan partner dan berhubungan dengannya.”
Apa yang ada di kepalamu, Hyung? Bukankah hal ini sangat beresiko? Lagipula, siapa yang bisa kujadikan partner? Aku mendesah pelan. Mungkin aku harus berjalan di kota dengan pakaian minim bak wanita jalang agar pria-pria di luar sana mau menuruti perintahku. Tapi mereka pasti pintar dan bisa saja mengancamku untuk menjadi budak sex mereka. Pada akhirnya aku harus mencari pria polos dan bodoh. Memikirkannya saja sudah membuatku muak! Dasar Siwon-Hyung bodoh! Kau tak sayang pada…. TRAK! “sakit..kenapa aku dilempar kapur?”,keluhku sambil mengusap-usap kepala. “Choi Kyuhyun, jangan sampai aku melihatmu melamun lagi di sisa pelajaranku!”, teriak Pak guru dari depan papan tulis. “baik, Pak..”, aku menunduk malu.
Yang pasti aku tidak akan memilih orang seperti pak guru untuk menjadi partner-ku.Baru mengajaknya saja bisa-bisa aku mati dilempari kapur. Sebuah tangan mengelus kepalaku__bagian yang sakit. Aku menoleh ke belakang. “apa masih sakit, Kyu?”, aku terdiam. Lee Sungmin, selama ini aku hanya menganggapmu teman biasa. Sebenarnya aku tahu kau telah menyukaiku dari SMP. Dari mana aku tahu? Hey, tatapanmu sudah lebih dulu mengatakannya. Benar, kenapa aku tidak memanfaatkannya saja? Toh, dia juga tak rugi jika berhubungan denganku. “Minnie, kepalaku masih sakit..”, aku menggenggam tangannya yang hendak berhenti mengelus kepalaku. Wajahnya memerah. “ehmm.. kau mau jalan denganku pulang sekolah nanti, Minnie?”, Sungmin tampak berpikir keras. “oh, ayolah..”, aku memelas. Ia mengangguk ragu. Masa bodoh, yang penting dia setuju. aku mengeluarkan senyumku yang paling manis untuknya.
.
.
.
Kami berdua duduk bersama di sebuah bangku taman. Diangsurkannya satu cone ice cream untukku. “terima kasih,” kataku. Namja gigi kelinci itu mulai menceritakan tentang orangtuanya yang sangat over-protective terhadapnya hingga hobinya mendengarkan lagu. Baru kali ini aku mendengar Sungmin bercerita tentang dirinya sendiri. Ternyata ia cerewet juga,ya. Tapi aku sedikit iri mendengar kisah tentang orangtuanya. Dulu saat orangtuaku masih hidup mereka selalu bekerja dan menelantarkan aku dan Siwon-Hyung. Jadi, sebenarnya tak ada bedanya dulu maupun sekarang karena aku selalu hidup berdua saja dengan Hyung. Asyik melamun, tanganku bergerak sendiri memasukkan ice cream ke mulutku. Tentu saja ice cream itu malah membuatku tersedak. Aku terbatuk-batuk memuntahkannya kembali. Sungmin segera memijat tengkukku. Fuhh.. aku mendongak kearah Sungmin.
Sesuatu yang luar biasa terjadi. Namja itu mengusap bibirku yang basah dengan ibu jarinya. Gerakannya sangat seduktif. Aku memalingkan wajahku. Kenapa aku merasa malu? Hyung saja biasanya menciumku. “kemarin itu siapa?”, Sungmin tersenyum hambar. Aku tahu dia cemburu. “itu Hyung-ku. memangnya kenapa?” ujarku sambil menendang-nendang pasir. “Kalian berpelukan mesra sekali..”, kali ini aku bisa melihat raut marah di wajahnya. Menggemaskan. “kau mau aku memelukmu juga, Minnie?” , belum sempat ia menjawab aku sudah memeluknya. Melihatnya bengong begitu aku malah semakin ingin mengerjainya. Kucium bibir Sungmin lembut. Rasanya berbeda dengan bibir Hyung. Tak ada seorangpun di antara kami yang menuntut lebih, hanya…. Hanya ada kedamaian. Kulepaskan bibirku darinya. Wajahku memerah sama dengannya.
Ada yang aneh dengan ciuman tadi. Aku baru pertama kali merasakannya. Jantungku langsung berdebar-debar. Hanya sebuah ciuman dan wajahku sudah semerah tomat. Sungmin berdeham. “Mi, Minnie, aku mau pulang. Kau mau ikut?”, kuraih tasku dan berdiri seketika. ia memegang telapak tanganku erat. “aku ikut. Aku takut ada yang mengganggumu di jalan,” Uhh.. kalimatnya membuatku melting. Kugandeng juga tangannya di perjalanan.
“hahaha.. kau jangan bohong padaku!”
“aku tidak bohong. Kau menawan.”
Tunggu. Sedang apa wanita itu di depan rumahku?. Tubuhku membeku. Hyung, kenapa dia menyentuh pipi yeoja itu? Siwon-hyung tak pernah membawa wanita ke rumah. Oh, jangan sampai pikiran burukku menjadi nyata. Tanganku berkeringat. Aku yakin itu karena tiba-tiba Sungmin memandangku__khawatir. Aku melangkah dengan berat hati. “a, aku pulang, Hyung,” ucapku lemas. Mereka berdua menoleh. “Wah, kau Kyuhyun,ya? Kau lebih imut dari cerita kakakmu! Perkenalkan, aku Choi Sooyoung, teman Siwon.” Wanita itu mengulurkan tangannya. Aku hanya diam mengeratkan genggamanku di tangan Sungmin. Enggan menyalami yeoja itu. Siwon-Hyung merangkul bahunya, “dia agak pemalu, Sooyoung. Kyunnie, tumben kau membawa teman. Siapa dia?” aku masih shock. Apa-apaan mereka berdua, seperti suami-istri. Sungmin menggantikanku menjawab, “Lee Sungmin, apa kabar, Hyung,”. “kau sudah tahu siapa aku kan? Boleh aku bicara dengan Kyunnie sebentar?” aku mengikuti Hyung ke dalam rumah.
“jadi, dia partnermu? Pilihan bagus. Aku akan memblur wajahnya di video nanti,” ia berujar santai. Tanganku mengepal menahan amarah. Hanya itu yang bisa Hyung katakan padaku? Kukira kau akan menjelaskan tentang keberadaan wanita itu di sini. Kau tahu, hatiku sakit saat ini. Seperti ditusuk ribuan jarum dari dalam. Hyung selalu saja menanyakan perihal ‘tugas’yang kujalani. Tidak memikirkan diriku sama sekali. Kemarahan ini selalu kupendam dalam dada bagaikan bom yang tak kunjung meledak. Tak tahan, aku berlari keluar dan berhenti persis di depan Sungmin dan wanita itu. Aku ingin menyuruh Namja gigi kelinci itu untuk pulang saja. Tapi tak sepatah katapun keluar dari mulutku. Air mataku semakin merebak tatkala wanita itu memandangku aneh. “baiklah, sampai jumpa di sekolah besok, Kyu.”, Sungmin mengerti dan tersenyum meninggalkanku.
Hanya mereka berdua dan aku di sini. Kuakui, Siwon-Hyung dan wanita itu terlihat serasi bagai lukisan. Kugigit bibirku kuat-kuat. Aku membungkuk seolah memberi salam dan kembali berlari menuju kamarku. Kuhempaskan tubuhku ke atas kasur. Berusaha tidak menangis. Aku bukan anak kecil lagi, aku tidak bisa menangis tanpa alasan. Itu membuatku terlihat menyedihkan. Aku tak suka itu. Walau begitu tetap saja aku memikirkan hubungan wanita itu dan Hyung. Tidak kelihatan seperti teman biasa menurutku. Krek__pintu dibuka. Kututupi wajahku dengan bantal.
“Dia sudah pulang,” Siwon-hyung duduk di tepi ranjang. Aku tak berani menanggapinya, takut suaraku akan bergetar. “ada apa denganmu? Kau aneh hari ini, Kyunnie,” Hyung memeluk tubuh mungilku. Gampang sekali ia memelukku setelah tangan itu sebelumnya ia gunakan untuk mengelus pipi yeoja itu. Aku menggeser kasar tangan Hyung yang melingkar di perutku. Siwon-Hyung tak mau kalah, dia mengangkat tubuhku ke pangkuannya. “kenapa diam saja?”, digosoknya pinggangku. “Kyunnie, singkirkan bantal itu!”, suaranya meninggi. Aku menaruh bantal itu pelan-pelan, tak mau membuatnya tambah marah. “keluarkan suara indahmu, aku ingin mendengarnya,” dihisapnya leherku. Aku merinding menahan sensasi. Bercak-bercak merah mulai tampak. “Hyungghh.. Siwonn.. Hyu..nghh!” aku hanya mampu mengeluarkan desahan.
Terselip tangis di setiap desahan yang kukeluarkan. Kenapa, kenapa kau memperlakukanku seperti ini? Di satu sisi aku bahagia bersamamu, tapi di sisi lain aku sadar bahwa aku hanya mainan pelepas stressmu kan, Hyung? kau mengangkatku tinggi-tinggi dan menjatuhkanku tepat saat itu juga. Kumohon, cintai aku. Beri aku lebih dari sekedar harapan palsu…
.
.
.
~~~To Be Continued~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar