Pengikut

Rabu, 24 Oktober 2012

JUST KISS ME ONCE AGAIN


Main Cast : Cho Kyuhyun, Cho Kyujin (Imagination/not real), Choi Siwon
Other Cast : Lee Donghae, Victoria
Rated : In the middle of T and M
Disclaimer : It’s contains gay, Boys Love, yaoi, Incest! Don’t like? Then just don’t read it! R-17+


NORMAL POV
Seharusnya akulah yang menjadi pelindung hatimu.
Seharusnya lebih dari siapapun, akulah yang paling memahamimu.
Seharusnya akulah yang menuai cinta darimu. Bukan dia.
Tapi kemana saja aku selama ini? Diriku terombang-ambing dalam laksana dimensi yang tak jelas asal-usulnya. Meninggalkan jiwa lelahmu sendirian di bumi. Tak berusaha menggapaimu ketika dia datang dan merengkuhmu dengan kasihnya. Membiarkanmu terbuai dalam manisnya cinta yang ia berikan. Kini aku merasa hampa. Semua yang kulakukan sia-sia bagaikan butiran pasir yang dengan mudahnya tersapu deburan ombak. Cinta tulus dariku bukanlah cinta yang selama ini kau harapkan. Apa daya, namanya telah terpatri di hati kecilmu. Tinggallah aku seorang diri merenungi kasih yang tak berbalas ini.
“Apa, yang benar saja?! Lalu bagaimana denganku?”, Sesosok remaja lelaki berambut merah kecoklatan membentak sumber suara di handphonenya. Keramaian kota tak dihiraukannya. Wajahnya yang tampan dipenuhi dengan emosi. “Aku sudah menunggumu selama sejam di sini dan kau membatalkan kencan kita hanya untuk ekskul bodohmu?!” Tampaknya namja itu sedang bertengkar dengan pacarnya. “Ayolah, aku merencanakan kencan ini sejak lama!” Perdebatan mereka berdua seakan tak akan ada habisnya. Sang pria tak terima jika pacarnya lebih mementingkan kegiatan klubnya. “Sudahlah, terserah kau saja!” Klap! Ia menutup layar ponselnya dengan keras. Dia melangkah lagi di tengah lautan manusia. Berkali-kali ia menabrak orang yang berada di depannya. Namun tanpa sepatah kata maaf ia terus berjalan.
Trrrr…. Trrr… Ponsel di sakunya bergetar. Sebuah senyuman muncul di sudut bibirnya. “Ya, halo?! Kau sudah sadar sekarang?” Ucapnya keras. Yang menelepon di seberang sana hanya terbengong-bengong mendengar ‘kata sapaan’ dari yang ia telepon. “Kau ini bicara apa? Ini aku, Lee Donghae!” Sekarang giliran namja berambut merah yang terdiam. Ternyata ia salah orang. Digeleng-gelengkan kepalanya sambil memijat jarak di antara kedua matanya. Wajahnya agak memerah karena malu. Ia tak bisa berpikir jernih gara-gara pertengkarannya dengan si pacar tadi. “Ah, Mianhae. Kenapa meneleponku?”, Tanyanya. “Hey, Kyujin, kau kerja part time di kedai kopi dekat KFC, ya? Habis dipecat bosmu lagi?” Yang dipanggil Kyujin menaikkan satu alisnya tanda tak mengerti. “Tidak. Aku masih kerja di toko Seohyun Noona kok.” Sergahnya. “MWO?! Tidak mungkin! Aku baru saja melihatmu di kedai itu! Kau jangan bohong!” Donghae berteriak. Kyujin mengusap-usap telinganya yang panas mendengar teriakan temannya itu. “Pasti salah lihat. Dari tadi aku ada di Myeongdong!”, Belanya.

Namja berotot menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Ah, masa sih. Tapi aku benar-benar melihatmu!” Ia masih tak percaya. Timbul kedutan di dahi Kyujin. “Dengar baik-baik, Lee Donghae! Sejak sejam yang lalu aku ada di Myeongdong menunggu pacarku yang  pada akhirnya membatalkan janjinya padaku!” Jelasnya dengan suara yang sedikit bergetar. “Okay, okay, stay cool, man.. Sepertinya aku salah lihat. Akan kupastikan lagi nanti, bye.” Donghae buru-buru memutus teleponnya. “Cih, dasar keras kepala.” Gumam Kyujin pelan lalu mematikan ponselnya. ‘Orang yang mirip denganku? Ada-ada saja.’ Pikirnya sembari memakai headphone yang tersambung dengan Ipod.
.
.
.
“Bos, aku boleh pulang kan?” Tanya namja berkulit putih pucat kepada seorang pemuda yang 2-3 tahun lebih tua darinya. “Pulanglah. Terima kasih bantuanmu, ya.” Namja itu mengangguk dan tersenyum manis. Diambilnya ransel biru di loker bernomor 6. Ia menatap layar ponselnya. 2 missed call. Namja berkulit putih menghela nafas pendek. Dirinya memencet tombol call. “Hyung, aku baru membuka ponsel… Iya, aku segera pulang. Dah,” Ditutupnya ponsel. Klining.. Dia berjalan menuju halte bis yang tak jauh dari tempatnya bekerja. Begitu bis datang, namja itu langsung naik dan menggesekkan kartu langganannya.
.
.
“Mungkin kedai itu yang dimaksud Donghae,” Kyujin melihat ke arah kedai kopi mungil bernama ‘Miracle Coffe’. Seolah tak peduli, Kyujin berbalik dan duduk di kursi halte. Headphonenya senantiasa memainkan lagu Super Junior yang berjudul “SPY”. Tanpa sadar manik matanya menangkap bayangan seorang namja yang berdiri di dalam bis. Namja berkulit putih serta berambut coklat itu menolehkan wajahnya sekilas di kaca. Betapa terkejutnya Kyujin saat menyadari kalau namja itu berwajah persis sama seperti dirinya. Kyujin bangkit hendak melihat lebih dekat, tetapi bis yang namja berkulit putih naiki keburu berangkat. Matanya membelalak kaget bagai melihat setan. Jantungnya berpacu kencang. Apakah yang tadi itu hanya kebetulan orang yang mirip dengannya? Atau halusinasi yang terbentuk karena gelapnya malam ini?
“Aku pulang,” Kyujin membuka pintu kemudian melepas sepatunya. “Kyujin, tadi ada telepon dari Victoria, ponselmu mati, ya?” Wanita berambut pendek sebahu melongokkan kepalanya dari dapur. “Biarkan saja, Eomma. Kami sedang bertengkar.” Jawab Kyujin sekenanya. “Dia sepertinya merasa bersalah,” Sambung wanita cantik itu. “Sudah kubilang, kami sedang bertengkar!” Kyujin menghentakkan kakinya keras-keras lalu menaiki tangga. Tak mau membuat anaknya makin marah, wanita itu tidak bertanya lebih lanjut dan kembali mengiris wortel.
Kyujin menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Menyebabkan bunyi berdebum yang tidak pelan. Pikirannya masih terbebani dengan peristiwa mengejutkan tadi. ‘Siapa dia? Wajahnya serupa denganku, apa kami punya ikatan darah, ya?’ Batinnya. Kemudian ia membuka ponsel, ingin menelepon Donghae, sahabatnya. “Halo, Donghae? Iya, ini aku. Emm, bisa kau temani aku ke kedai yang kau bicarakan itu besok?” Donghae di seberang nampak terkejut. Bukankah sebelumnya temannya itu mati-matian menyangkalnya? “Te, tentu saja bisa. Kenapa mendadak kau ingin ke sana?” Pertanyaan Donghae membuat Kyujin berpikir keras. “… Tadi aku lihat namja yang mirip denganku, aku jadi penasaran, hanya itu.” Jelasnya.  “Okay, kujemput sepulang sekolah, ya!” Kyujin memotong obrolan mereka. Dibenamkannya wajah tampannya di bantal. Ia membayangkan lagi sosok namja misterius itu. Memang kulitnya tidak sama dengan Kyujin, tapi wajahnya sangaaat mirip.
“Kyujin! Makan malam sudah siap!” Teriak ibunya dari lantai bawah. Dihelanya nafas berat. Lalu melangkah menuruni tangga persis di depan kamarnya. Harum masakan langsung menyergap hidungnya. Tanpa dapat dicegah, perutnya berbunyi. “Hihi.. Cepat makan selagi panas,” Ibu Kyujin tersenyum kecil. Mereka berdua duduk dan makan dengan khidmat. Kyujin hanya tinggal berdua saja dengan ibunya. Setiap kali ia menanyakan keberadaan ayahnya, ibu Kyujin selalu menghindar. Jawaban ibunya tak pernah membuat Kyujin puas. Topik tentang ayah menjadi pembicaraan terlarang bagi mereka. Ragu-ragu, Kyujin menghentikan sejenak kegiatan makannya dan menatap sang ibu.
Eomma, aku anak tunggal kan?” Tanya Kyujin. Ibunya hampir tersedak. “Uhuk! Kenapa kau tanya hal seperti itu?” Wajah ibunya memucat. Kyujin merasakan ada sesuatu yang disembunyikan oleh ibunya. “Aku bertemu anak yang serupa denganku di jalan, Eomma tahu sesuatu?” Lanjutnya. Ada jeda panjang di antara mereka berdua. “… Kyujin.. Seharusnya Eomma mengatakan hal ini sejak awal, tapi Eomma takut… takut sekali..” Ibunya mulai terisak. Kyujin bangkit dan memegang pundak ibunya dari samping. “Maaf, aku tidak akan membicarakan ini lagi,” Katanya menyesal. Wanita itu menggeleng keras. “Tidak! Kau memang harus tahu! Selama ini Eomma berbohong padamu, Kyujin! Ayahmu.. dia masih hidup, begitu juga.. Adik kembarmu!” Kedua bola mata Kyujin membulat. “A.. Apa..” Dada namja berambut merah bardetak keras. Selama hampir 17 tahun, Ibunya telah menyembunyikan rahasia penting.
“Hal seperti ini… kenapa Eomma tidak pernah bilang padaku?” Bahu Kyujin agak bergetar. Ibunya meraih tangan anaknya sambil meneteskan air mata. “Maaf, maafkan Eomma! Seharusnya tidak kunikahi pria itu! Ayahmu adalah penjahat, setiap hari Eomma hidup dengan menderita. Saat kalian lahir, Eomma tidak bisa berpikir jernih dan bermaksud melarikan diri bersama kau dan adikmu, tetapi ayahmu tahu dan merebut Kyuhyun dari dekapanku! Tidak ada yang bisa Eomma lakukan selain hanya membawa dirimu seorang.. Sampai sekarang, Eomma selalu dihantui perasaan bersalah karena meninggalkan Kyuhyun!” Ia menjambak rambutnya, frustasi. Air mata meleleh di pipinya. “Eomma, apa kau tidak pernah mencari Kyuhyun?” Tanya Kyujin miris. “Tentu saja aku mencarinya, namun ayahmu juga selalu berpindah-pindah tempat tinggal, hingga aku berhenti mencari Kyuhyun..” Leher Kyujin tercekat.
Ia ternyata memiliki seorang adik kembar bernama Kyuhyun. Namja yang kebetulan ia lihat bisa jadi adalah adiknya yang hilang. Tangis ibunya makin menjadi-jadi. Tak henti-hentinya dia menggumamkan kata maaf di sela-sela isakannya. “Ini salahku, kenapa kutinggalkan adikmu di tangan pria itu?”, Kyujin memeluk tubuh ibunya yang berguncang hebat. “Kumohon, jangan menangis lagi.. Eomma tidak perlu menanggung segala beban. Ada aku di sini, biarkan aku ikut membantu Eomma mencari Kyuhyun, adikku.” Ibunya masih menangis. “Kyuhyun…”
.
.
.
Matahari pagi menyapa dirinya yang masih terlelap. Tidak ia hiraukan cahaya yang merambat masuk menyinari wajah tampannya. Tanpa disadari, sebuah tangan menyusup ke helaian rambut belakangnya melalui lehernya. Sesaat namja ini merinding dibuatnya. Bibir ranumnya dikecup lembut oleh bibir sang pemilik tangan. “mmn..” Desahnya manja. Jari-jari lentik si ‘pengganggu tidur’ mengelus tengkuknya. Kemudian menekannya agar ciuman mereka semakin dalam. Lumatan demi lumatan tak khayal membuat namja berambut coklat membuka matanya. “Hymmphh!” Ia hendak memprotes. Celah bibirnya yang terbuka memberi kesempatan bagi pria di depannya untuk memasukkan lidahnya. Dijilatnya langit-langit mulut Kyuhyun yang basah. Membuat sang empunya kegelian. Disapanya daging kenyal dalam rongga mulut Kyuhyun. Tanpa membuang waktu, ia mengajak daging kenyal itu untuk saling membelit.
Saliva memuncrat keluar tiap kali kedua lidah mendorong mencoba unjuk kebolehan. Belitan lidah pria di depan Kyuhyun makin ganas. Ia berusaha mendominasi namja yang lebih kecil. Lidah Kyuhyun terdesak mundur sedemikian rupa hingga akhirnya pertarungan dimenangkan si ‘pengganggu’. Tercipta bunyi ‘Plop’ kecil ketika kedua bibir dan lidah itu terpisah. “hh.. hahh.. Ini kan masih pagi..” Desah nafas Kyuhyun tidak beraturan. Pria yang lebih kekar tersenyum sembari menjilat sudut bibirnya yang terciprat saliva Kyuhyun. “Ka.. Humph?!” Mulut Kyuhyun dibungkam dengan ciuman lain dari pihak yang diprotes. “Hen.. Berhenti, Siwon Hyung!” Dipukulnya dada bidang orang yang ia panggil Hyung. “Hanya ucapan selamat pagi dariku, Kyu,” Ucapnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Namja berkulit putih pucat menyeka bibirnya dengan wajah cemberut. “…keterlaluan,” Cibir Kyuhyun.

“Hm? ‘Keterlaluan’ katamu? Bagaimana kalau…” Ia menggantung kalimatnya. “Ini?” Bertepatan dengan lanjutan kalimatnya, Siwon menyingkap kaos kedodoran Kyuhyun dan menciumi dada ratanya. “Hyung..!” Jerit Kyuhyun keras. Siwon menjilati salah satu benda kecoklatan di dada Kyuhyun, menyalurkan getaran-getaran nikmat ke seluruh tubuh namja ini. Kyuhyun mengerang saat gigi Siwon bergesekan dengan putingnya yang sensitif. Dengan cepat, Siwon menghisapnya kuat-kuat secara bergantian sampai kedua dada Kyuhyun nampak agak menggembung serta memerah. “Ahngg.. Ber.. henti..” Kyuhyun menarik-narik rambut Hyungnya. Akhirnya Siwon menghentikan pekerjaannya. Dielusnya rambut Kyuhyun dengan mesra. “Kau kelelahan kan kemarin? Sudah kubilang kau tidak perlu bekerja,” Katanya dengan senyum yang tersungging.
Kyuhyun diam dan memilin rambutnya. “Tapi aku tidak mau merepotkanmu, Hyung. Dan juga aku ingin membebaskan ayah dengan uangku sendiri.” Akunya polos. Dengan gemas Siwon memeluk tubuh kecil itu erat-erat dan mengecupi dahinya. “Beruntung sekali ayahmu itu. Padahal ia sudah berbuat jahat padamu.” Bisiknya, masih bisa didengar Kyuhyun. Dari dulu kala, Kyuhyun sadar kalau ayahnya adalah penjahat. Ia berulang kali memukul Kyuhyun dan terkadang tidak memberinya makan. Hidupnya kacau hingga ayahnya masuk ke dalam penjara. Awalnya ia bingung harus tinggal dimana. Untungnya Siwon, seorang polisi kaya yang baik hati ini bersedia menampung Kyuhyun. Tidak hanya itu, Kyuhyun bahkan dilengkapi semua kebutuhannya. Akan tetapi tetap saja ada perasaan segan sehingga namja ini memilih untuk bekerja. Ia tidak ingin dipandang orang sebagai ‘kucing liar’ yang sudah diberi tempat berteduh tetapi hanya enak-enakan saja.
“Aku sudah senang kau tinggal bersamaku, Kyu.” Siwon menempelkan jidatnya ke jidat Kyuhyun. Wajah namja yang lebih muda bersemu merah. “A, aku tetap akan bekerja.” Kyuhyun memutuskan. Siwon hanya bisa menghela nafas. Namja satu ini benar-benar keras kepala. “Baiklah. Tapi dengan satu syarat.” Ujar Siwon dengan jari telunjuk teracung di udara. Kyuhyun menelengkan kepalanya bingung. “Kau harus mandi denganku sekarang!” Siwon menggendong badan Kyuhyun dan dibawa pergi ke dalam kamar mandi. “Siwon Hyung, aku harus sekolah!! Nanti aku bisa terlambat!!” Teriak Kyuhyun. Ia tahu jika Siwon sudah mengajak mandi seperti ini, pasti bukan sekedar membasuh badan masing-masing yang ia maksudkan. “Nanti akan kuantar,” Kilah Siwon. Bibirnya menunjukkan seringai buas. Tanpa bisa menolak lagi, Kyuhyun pasrah digendong oleh Hyungnya itu.
.
.
.
Baby, aku kan sudah minta maaf~” Victoria menggamit lengan Kyujin. Namun pria itu terus saja merajuk. Tidak mau membuka suara. “Kita kencan saja nanti. Kau mau kan?” Pinta Victoria manja. “Tidak bisa. Aku ada perlu dengan Donghae nanti!” Tolak Kyujin. Victoria diam dan mempoutkan bibir peachnya. “Urusan dengan Donghae nanti saja, pokoknya kita kencan dulu, ya?” Bujuknya lebih lanjut. Kyujin menatap Victoria garang. “Kemarin kau membatalkan kencan kita, sekarang malah mengajak balik, waktunya sedang tidak tepat, Victoria!” Tanpa sadar Kyujin membentaknya. “Huh? Kau ini aneh sekali, Kyujin! Aku berbaik hati padamu, tapi dengar apa yang kaukatakan padaku!” Victoria berlari meninggalkan Kyujin sendirian di lorong. Kyujin sedikit menyesal sudah menolak permintaan pacarnya. “Paling juga besok minta maaf padaku,” Gumam Kyujin seraya melenggang pergi.
Donghae berdeham kecil di depan kasir pembayaran. “Hey, mm.. bisa kau suruh namja yang ada di sana untuk menemuiku sepulang kerja?” Diangkatnya jempol kanannya ke arah Kyuhyun yang tengah menyodorkan segelas latte ke meja customer. Yeoja yang diajak bicara menggelengkan kepalanya mantap. “Tidak bisa, Tuan. Kau harus minta izin langsung darinya.” Jelas si gadis. Donghae menoleh ke belakang dengan wajah memelas. ‘Yakinkan dia dengan cara apapun!’ Kyujin memberi isyarat dengan menggerakkan bibirnya tanpa bersuara. Donghae kembali berdeham. “Well, You know.. actually, Aku menyukai anak itu, aku ingin mengungkapkan perasaanku padanya. Percayalah.”  Matanya berbinar-binar memandang gadis kasir. Yang dipandangi mengerutkan alisnya, menimbulkan ekspresi jijik. Jantung Donghae berpacu cepat. ‘Ayolah, ayolah,’ Katanya dalam hati.

“B, Baiklah, Tuan. Akan kuberitahu dia,” Donghae mengayunkan tangannya menjabat tangan gadis penjaga kasir. “Kamsahamnida! Katakan saja ada yang mencarinya, jangan beritahu ciri-ciriku!” Setelah berkata begitu Donghae berlari keluar. Klining… Kyujin menoleh ke asal suara. Yang didapatinya adalah sahabatnya yang berwajah hampir merah sempurna dan berkeringat. Ia menyeringai. “Jadi kau berhasil, ya? Alasan apa yang kau pakai?” Tanya Kyujin jahil. “KAU KEJAM SEKALI PADAKU!” Kyujin menutupi kedua telinganya. “Aku mengaku sebagai gay agar gadis di kasir itu mau menyampaikan pesanku!” Donghae menguncang bahu Kyujin. “Hahaha.. maaf, maaf..” Kyujin tak bisa berhenti tertawa. “Ehem. Terima kasih, ya. Seperti yang kau dengar sebelumnya, ada kemungkinan dia adalah adik kembarku. Aku harus memastikannya.” Ungkap Kyujin. Namja berambut hitam menarik nafas. “Kali ini aku membantumu, tapi jangan harap aku mau berakting lagi seperti tadi!” Ancam Donghae dengan kesal. Kyujin tersenyum lebar memperlihatkan gigi-giginya.
Tap. Tap. Kyuhyun melihat ke sekelilingnya. Gelap. Tidak ada orang. Sunyi. Ia mendengus. ‘Kerjaan orang iseng,’ Batinnya. “Hai, Kyuhyun.” DEG! Jantungnya berdentum kuat. Lidahnya terasa kelu. Entah ini ilusi atau apalah namanya, manusia di hadapannya terlihat berparas sama dengannya. “Kaget? Aku juga begitu. Bagaimana, ya.. Aku sebenarnya adalah kakak kembarmu, Kyujin.” Ia mengulurkan tangannya menyentuh tangan Kyuhyun yang notabene lebih mungil. Bulir-bulir keringat berjatuhan dari sudut leher namja yang lebih kecil. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. “Ka..kak?” Ulangnya ragu. Kyujin tersenyum dan mengangguk. Kyuhyun menggigit bibirnya. Dikepalkan telapak tangannya. “Jangan bohong padaku.” Katanya sengit. “Tunggu, aku tidak bohong! Aku betul-betul kembaranmu, ayah dan Eomma berpisah saat kita bayi karena ayah adalah seorang penjahat!” Pernyataan Kyujin menyebabkan tubuh Kyuhyun menjadi kaku. Kakinya seolah sulit untuk digerakkan saking kagetnya. Memang benar kalau ayah mereka berdua adalah penjahat. Buktinya, sekarang orang itu berada di sel tahanan. Ia ketahuan membobol kunci mobil di supermarket. “DDari mana kau tahu ayahku adalah seorang penjahat?” Suara Kyuhyun bergetar.
Eomma yang bercerita padaku, ia berharap sekali kau ditemukan, Kyuhyun..” Seumur-umur, Kyuhyun belum pernah merasakan kasih sayang ibunya. Yang ia tahu, ia terlahir tanpa seorang ibu. Walaupun sesekali ia membayangkan seperti apa dekapan seorang ibu, ia tidak berani untuk berharap lebih. Mengingat ayahnya yang begitu kasar, mana ada wanita yang mau menikah dengan ayahnya. “Pergilah.” Usir Kyuhyun. “Walau kita saudara, lebih baik kita menjalani hidup masing-masing seperti biasa. Toh, ada atau tidaknya kau dan ibumu, hidupku baik-baik saja.” Kata namja berkulit pucat sarkastis. “Apa yang kau katakan?! Kita adalah kakak adik, seharusnya kita tinggal bersama!” Kyujin menggenggam tangan Kyuhyun erat. “Hentikan, aku tidak mau bertemu denganmu lagi!” Dia mengibaskan tangannya dan berlari kencang. Sedangkan Kyujin mengejar di belakangnya. “Tunggu, Kyuhyun!! Dengarkan aku dulu! Ibu mencemaskanmu!” Suara Kyujin membahana. “Aku tidak peduli!” Diambilnya jalan pintas kemudian bersembunyi di balik semak-semak. Nafasnya terengah-engah. Ia berjongkok sependek mungkin agar Kyujin tidak dapat menemukannya. Terdengar langkah kaki mendekat ke arahnya. Dengan was-was ia membungkukkan punggungnya lebih dalam. “Kyuhyun..” Suara Kyujin melemah. Dengan semangat yang agak menguar, Kyujin berbalik dan menyerah untuk mengejar namja berkulit putih.
Namja mungil menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Paru-parunya membutuhkan udara sebanyak mungkin. Dirabanya sekujur tubuhnya. Gawat, tasnya tertinggal di kedai kopi. Jam segini pintu sudah dikunci oleh si Bos. Ia bangkit dan memilih untuk terus pulang saja dengan jalan kaki. Dompet dan ponselnya ada di dalam tasnya sih. Selama perjalanan, ia merenungi kata-kata Kyujin. Ibu? Kakak kembar? Omong kosong. Sejak bisa mengingat, Kyuhyun selalu berusaha untuk tidak memikirkan ibunya. Dan sekarang, ada seorang namja yang mirip dengannya bilang kalau ibu cemas padanya? Itu terdengar mustahil.
.
.
Kyuhyun duduk memeluk lututnya di atas sofa. Sulit untuk tidak memikirkan kejadian tadi. Berkali-kali ia menghela nafas. “Kau kenapa?” Siwon datang membawa dua gelas coklat panas. Kyuhyun menggeleng pelan. “Minumlah. Tubuhmu pasti kedinginan.” Diangsurkannya salah satu gelas ke tangan mungil Kyuhyun. Namja berambut coklat menerimanya dan meminumnya seteguk. “Hyung..” Dia membaringkan kepalanya ke bahu Siwon. Yang dipanggil merangkul leher Kyuhyun dan memilin helaian rambut halus itu. “Kau bersikap aneh. Apa yang terjadi hari ini?” Tanya Siwon. Kyuhyun enggan membicarakan masalah pribadinya pada pria berlesung ini. Sekali lagi ia menggeleng dan membenamkan wajahnya ke bahu Siwon.

“Kyujin, apa kau berhasil menemukan Kyuhyun?” Tanya seorang wanita. “Iya, aku menemukannya. Tapi aku belum bisa meyakinkannya.” Kyujin mendesah lemas. Wanita tadi tersenyum pahit dan mengusap rambut anak lelakinya. “Kau sudah berusaha, besok Eomma akan menemanimu, ya.” Kyujin membelalak. “Eomma! Biar aku saja, kalau dia sudah percaya, baru Eomma boleh bertemu dengannya!” Perintah Kyujin. Ia tak mau ibunya sakit hati jika mendengar ucapan pedas dari Kyuhyun. “Baiklah kalau itu maumu. Eomma akan menunggu.” Ibu Kyujin bangkit dan meninggalkan kamar Kyujin. Namja bersurai kemerahan memijat keningnya. ‘Bagaimana caranya aku dapat menyakinkan Kyuhyun?’ Pikirnya.
.
.
.
“Kyuhyun, layani orang itu!” Teriak wanita berpakaian maid. Kyuhyun menoleh sekilas. Sebuah tangan melambai-lambai ke arahnya. Kyujin mengenakan mantel tebal dan masker untuk menutupi wajahnya. ‘Orang itu lagi.’ Batinnya. “Bos, sudah jam 19.00, aku boleh pulang kan?” Kyuhyun beranjak mengambil tasnya. “Temui dia dulu. bersikap baiklah pada pelanggan!” Cegah sang bos. Dengan malas, Kyuhyun berjalan ke meja Kyujin. “Apa pesanan anda?” Tanya Kyuhyun datar. Kyujin melihat-lihat daftar menu dan tersenyum lebar. Diraihnya tangan Kyujin. “Aku memesan dirimu. Boleh kan?” Tanya Kyujin polos. Muncul kedutan di dahi Kyuhyun. “Aku tahu siapa dirimu. Menyerahlah, aku tidak akan percaya padamu.” Jelas namja berkulit putih. GRAK! Kyujin bangkit dan berlutut memegangi kaki Kyuhyun. “Ikutlah denganku sekali saja, ayolah!” Kyuhyun menatap horor ke pelanggan lain yang memperhatikan mereka berdua. Mulai terdengar desisan dan komentar dari orang-orang di sekitarnya. Dengan wajah berkeringat, Kyuhyun mengangkat kakinya dan melangkah pergi. Tapi Kyujin tidak menyerah begitu saja. Ditariknya lagi kaki pemuda itu hingga hampir terjungkal. “Akan kulepaskan kalau kau ikut denganku!” Ancam Kyujin. Perdebatan mereka menjadi tontonan gratis bagi para pengunjung kafe. “Cho Kyuhyun! Selesaikan urusanmu dengan pria itu, baru kembali lagi ke sini!!” Seorang pria membentak Kyuhyun dan mendorongnya keluar. Klining.

Dengan wajah cemberut Kyuhyun melepas masker ‘kakak’nya. “Berhenti menggangguku!” Tanpa berkata apa-apa lagi, Kyujin menggenggam tangan Kyuhyun dan menyeretnya untuk ikut. Kyuhyun meronta-ronta saat dipaksa masuk ke dalam bis. “Diamlah. Kau membuat kita terlihat mencolok.” Kata Kyujin. “Kalau begitu le..”, “Tidak mau! Setidaknya temui dulu Eomma sekali!” Bentak Kyujin pada adiknya. Kyuhyun membeku. Dirinya belum siap untuk bertemu dengan Ibu kandungnya. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Kyujin terus menggenggam erat tangannya, tak membiarkan celah sedikitpun untuknya kabur. Psssshh.. Pintu Bis terbuka. Kyujin menyeret lagi Kyuhyun untuk turun. Kali ini Kyuhyun diam dan mengikuti Kyujin dengan patuh.
Ketika mereka berhenti di sebuah rumah bercat biru, Kyuhyun mengepalkan tangannya. Sang kakak merasa ada yang janggal dengan adiknya. “Kenapa? Ayo masuk!” Kyujin menarik Kyuhyun yang mendadak kaku. “Eomma, aku berhasil mengajak Kyuhyun!” Wanita berambut pendek tersentak seketika. PRANG! Terdengar piring pecah dari arah dapur. Segera saja kedua pemuda itu berlari kencang. “Eomma tidak apa-apa?!” Kyujin membangkitkan tubuh ibunya yang sedang berjongkok memunguti pecahan piring. Sedangkan Kyuhyun berdiri di sudut ruangan dan menelan ludahnya. ‘Itukah ibu kandungku?’ Pikirnya dalam hati. “Eo, Eomma tidak apa-apa. Dimana Kyuhyun?” Wanita itu berbalik. Matanya membelalak kaget. Wajah yang serupa dengan anaknya yang seorang lagi, dan kulit putih pucat yang mirip seperti dirinya. Ia berjalan perlahan menuju tempat Kyuhyun berdiri. Dibelainya pipi bulat anaknya. Air matanya berjatuhan. “Kyuhyun.. Anakku.. Maafkan Eomma, ya, Nak. Eomma menelantarkanmu sendiri..” Ia memeluk tubuh Kyuhyun yang masih tak bergeming. Tak bisa dipungkiri, wanita ini adalah ibunya. Mau bagaimanapun, wajah keduanya sama persis. Dengan wajah memerah menahan tangis, Kyuhyun membalas pelukan ibunya. Kini ia percaya kalau ia masih memiliki seorang ibu.
“Ceritakan padaku tentang semuanya, Kyuhyun.” Ibunya bertanya pada Kyuhyun. Digaruknya kepalanya yang tidak gatal. “A, Aku tidak tahu harus bercerita darimana.” Aku Kyuhyun. Ibunya tertawa kecil dan mengusap rambut Kyuhyun lembut. Hatinya bahagia melihat anaknya yang jujur. Sudah bertahun-tahun ia tak pernah membesarkan Kyuhyun, kini adalah saatnya ia menebus kesalahannya. Dengan memberi kasih sayang pada pemuda mungil itu. “Ceritakan padaku dimana tempatmu tinggal.” Kyuhyun menggigit bibirnya. Apa dia harus bilang kalau sekarang ia hidup menumpang pada orang lain? GREP! Kyujin merangkul pundak Kyuhyun. “Eomma, dia lelah. Biarkan dia tidur di kamarku,” Ajak Kyujin. Kyuhyun diam dan menggeser tangan Kyujin dari tubuhnya. “Ah, benar. Tidurlah kalian berdua.” Wanita berambut pendek bergegas mengambilkan bantal dan selimut cadangan.
Kedua mata Kyujin tak mau terpejam. Ia merasa asing tidur seranjang dengan orang yang notabene baru ia kenal. “Ehem.” Dehamnya. “Apa?” Tanya Kyuhyun ketus. Ternyata pemuda itu juga belum tidur. “Kau.. tinggal dimana?” Kyujin membalikkan tubuhnya menghadap Kyuhyun. “Bukan urusanmu,” Kyuhyun berkilah. Dengan bibir yang dikerucutkan, Kyujin mendudukkan dirinya. “Tentu saja urusanku! Aku adalah kakakmu, aku ingin adikku terlindungi dari orang jahat!” Pipi Kyuhyun memerah mendengarkan pernyataan blak-blakan dari kakaknya. Ditutupinya seluruh wajahnya dengan selimut dan kembali tidur. Ia tak menghiraukan guncangan dan teriakan Kyujin yang memekakkan telinga.
Pagi hari yang cerah. Kyujin mengantarkan Kyuhyun pulang setelah sarapan. Kyuhyun berjalan berputar-putar. Dari satu gang ke gang lain, dan berhenti di sebuah minimarket. Selesai berbelanja kebutuhannya, Kyuhyun kembali berjalan—dengan Kyujin. Di jalan ia membelok ke taman dan memberi makan seekor kucing hitam yang dimasukkan ke dalam kardus buangan. “Itu kucingmu?” Tanya Kyujin. Tak ada jawaban. Kyuhyun beranjak melangkah kembali. Bukannya menunjukkan rumahnya, Kyuhyun kembali melakukan hal-aneh-tak-jelas lainnya. Ia melangkah berputar-putar dan mengembalikan mereka berdua pada posisi semula, taman. Hilang kesabaran, Kyujin menarik lengan adiknya. “Kau ini!! Dimana rumahmu sebenarnya?!” Kyuhyun tersenyum manis kepada kakaknya. “Aku tidak punya rumah. Jadi, sebaiknya kau pulang saja,” Ucapnya santai. “Kalau kau bercanda terus, akan kupaksa bosmu untuk memberitahu tempat tinggalmu, Kyuhyun!” Kyujin mengancam—lagi. Namja berkulit putih memanyunkan bibirnya. Mau tidak mau ia harus menunjukkan rumahnya. Bisa gawat kalau bosnya memecat dirinya.

Kyuhyun berbalik dan berjalan lagi. Kali ini dia benar-benar pergi ke arah yang benar. Ia menoleh ke Kyujin saat mereka berdua sampai. Kyujin meneliti papan nama yang terpasang, “Choi”. ‘Dia tinggal di sini?’ Batinnya ragu. Ting. Tong. Terdengar derap langkah kaki yang cepat. “Kyuhyun?!” Sesosok pria tampan berteriak dan memeluk Kyuhyun erat-erat. “Kau pergi kemana? Aku khawatir padamu!” Pria tadi mencium pipi kemerahan Kyuhyun dengan mesra. Kyujin membelalakkan matanya dengan mulut menganga. Merasa tak enak pada kakak barunya, Kyuhyun mendorong tubuh Siwon menjauh. “Ah, hm. Ini Siwon Hyung,” Kyuhyun memperkenalkan Siwon. Pria berlesung pipi melotot melihat wajah yang serupa dengan kekasihnya. “Ka, kalian..” Ucapnya terbata-bata. “Iya, namaku Cho Kyujin. Aku kakak kembarnya,” Kyujin mengulurkan tangannya. Dengan bingung Siwon menjabat tangan itu.
“Hahaha.. Jadi begitu. Syukurlah kalian bisa bertemu lagi. Ya kan, Kyuhyun?” Siwon mengelus rambut kecoklatan di sampingnya. “Biasa saja.” Kata Kyuhyun tegas. Tangannya terlipat memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap kakak barunya. Kyujin menggaruk kepalanya, ada yang ingin ia tanyakan sebetulnya. “Aa.. Bagaimana, ya.. kalian se, sepasang kekasih?” Tanya Kyujin tiba-tiba. Siwon dan Kyuhyun terdiam. Siwon memandang namja kecil bersurai almond. Yang dipandang mengendikan bahunya dan bangkit mengambilkan minuman. Siwon tersenyum dan mendekatkan tubuhnya ke Kyujin. “Kalau iya, kau mau menyerahkan adikmu padaku?” Goda Siwon. “Siwon Hyung!! Jangan berkata yang tidak-tidak!” Teriak Kyuhyun yang mengintip dari balik dapur dengan sebelah tangan menggenggam sendok. “Hahahaha, Aku sangat menyayangi adikmu, dia itu lucu sekali,” Siwon tertawa terbahak-bahak. Buliran keringat membasahi dahi Kyujin. Baru kali ini dia bertemu dengan pasangan homo, yang betulan. Ia tak tahu harus berkomentar apa lagi.

“A, aku harus pergi. Hari Minggu biasanya Eomma menyuruhku bersih-bersih rumah.” Kyujin beralasan agar tidak lebih lama berada di kediaman Siwon. Diminumnya segelas sirup yang barusan dibuatkan Kyuhyun dan pamit pulang. Ceklek. Begitu pintu tertutup, ekspresi Siwon berubah seketika. Ditariknya pinggang Kyuhyun sampai ia jatuh terduduk di paha Siwon. “Kenapa tidak menghubungiku semalam?” Tanya Siwon dengan nada posesif. Kyuhyun mengalihkan tatapannya agar tidak bertemu dengan mata Siwon. Pria yang lebih kekar mengulurkan kedua lengannya memeluk namja kecil. “Aku takut kau meninggalkanku,” Siwon membenamkan hidungnya di ceruk leher Kyuhyun. Pipi namja berkulit putih memerah malu. “Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan terus berada di sisimu, Hyung.” Kyuhyun mencium pelipis Siwon. Pria berlesung menyunggingkan senyum dan mencium bibir penuh di hadapannya.
.
.
.
(In the night)
“Kyujin, tolong bawakan makan malam ini ke rumah Kyuhyun, ya.” Titah Ibunya. Kyujin mendesah pelan dan mengambil bungkusan yang disiapkan ibunya. “Jangan cemberut begitu. Kyuhyun juga pasti ingin merasakan masakan Eomma bukan?” Ibunya tersenyum sedih. Tak tega melihat Ibunya bersedih, Kyujin segera pergi ke rumah Kyuhyun, dan Siwon. Headphone di telinganya kembali menyenandungkan “SPY”. Tak berapa lama dirinya tertawa sendiri. Geli rasanya kalau mengingat caranya membujuk Kyuhyun kemarin lusa. Ia nampak seperti stalker gila. Padahal baru sehari yang lalu mereka benar-benar bersama layaknya saudara, namun sudah timbul perasaan aneh di dada Kyujin. Namja bersurai kemerahan menghentikan langkahnya. Dirabanya dadanya. Jantungnya berdegup kencang tiap dia mengingat wajah namja berkulit putih itu. Senyumnya, wajah jahilnya, dan wajah cemberutnya. Baru kali ini ia melihat ada namja yang sebegitu cantiknya. Bahkan melebihi pacarnya yang cantik, Victoria.
Digelengkan kepalanya cepat-cepat. Pipinya terasa panas. Apa mungkin ia tertarik dengan pesona adik kembarnya sendiri? Dipercepat langkahnya ke tujuan. Tap. Kakinya berhenti bergerak. ‘Kucing itu..’ Pikirnya. Ia mendekat ke sekotak kardus usang yang ditaruh di bawah pohon maple. “Meong.. Meong..” Kucing berbulu hitam tak henti-henti mengeong. Kyujin tersenyum dan membawa kardus itu beserta isi di dalamnya. “Kyuhyun pasti senang kalau kucing ini kupelihara,” Gumamnya gembira.  Ia separuh berlari agar segera sampai rumah adiknya.
“Ngghh.. H.. Hyung..” Kyujin terpaku. Suara yang didengarnya, ia tahu benar itu suara Kyuhyun. Diletakkannya kardus berisi kucing di samping pagar rumah. Dengan jantung berdebar-debar, Kyujin mengendap-endap ke pintu depan. “Ah! Jan, jangan.. mm..” Desahan itu makin jelas. Tangan Kyujin bergetar. Ia ragu, apakah benar bayangan di benaknya kini? Diraihnya gagang pintu dan diputar perlahan. Ceklek—tak terkunci. Menelan ludah, Kyujin memberanikan diri masuk ke dalam rumah. DEG. Ia merasa hatinya hancur menjadi butiran debu. Pemandangan tak lazim yang ada di depannya, telah memusnahkan seluruh akal sehatnya. Butiran keringat mengalir melewati dagunya. Suara yang hendak ia keluarkan menghilang bagai ditelan bumi.

“Kyu.. Kyuhyun.. you’re mine,” Siwon mendesah di telinga Kyuhyun.  “Yahh.. Oh, Hyung..” Kyuhyun menaik-turunkan tubuhnya dengan liar. Mengapit penis Siwon yang besar dengan erat. Dilahapnya bibir seksi Siwon. Tangan pria kekar tak lantas diam begitu saja, jemarinya bergerilya di tubuh seputih susu itu. Dipencetnya puting kiri Kyuhyun yang mengeras. Kyuhyun melepaskan ciumannya kemudian mengerang keras. Siwon menyeringai buas. Diangkatnya pinggang Kyuhyun dan dihantamkan kuat-kuat ke penisnya. Lidahnya masih berdomisili di sekitar wajah tampan Kyuhyun. Air liurnya membasahi setiap inci pipi namja mungil. “I will come, Hyung.. ahhh!” Cairan kental berwarna putih menyemprot dari lubang ureter Kyuhyun. Begitu banyak dan lengket. Tubuh kecil itu tak sanggup menopang dirinya sendiri dan jatuh menumpu bahu Siwon. Dengan lembut Siwon menepuk-nepuk punggung Kyuhyun yang kelelahan.
Tangan Kyujin mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Amarah yang di dasar hatinya memuncak. Dengan kecepatan tinggi ia berlari tanpa menutup pintu yang barusan ia buka. Hatinya panas membara. Ia tak menyangka jika kedua orang itu telah sampai pada tahap yang sangat intim. Sesaat ia terpikir untuk menerjang masuk dan merebut adiknya dari dekapan Siwon, namun ia tak melakukannya. Karena ia melihat wajah Kyuhyun yang dillingkupi dengan kepuasan.
.
.
.
Good morning, my angel,” Siwon menyibak poni yang menutupi mata Kyuhyun. “Hoahmm..” Ia menguap bak anak kecil. Siwon tertawa dan pergi membuatkan sarapan. Kyuhyun melangkah ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Mengenakan kaos putih panjang selutut, Kyuhyun keluar dari kamar mandi. Dia mengernyit ketika duduk di kursi. “Siwon Hyung, aku akan menginap di rumah Eomma hari ini, boleh tidak?” Kyuhyun meminta izin. Siwon memalingkan kepalanya. “Tentu saja. Tinggallah selama yang kau mau,” Siwon tersenyum. Kyuhyun membalas senyuman Siwon dan meminum jusnya.
“Aku berangkat.” Kyuhyun membuka pintu rumah. Matanya membulat. ‘Kenapa kucing ini bisa ada di sini?’ Batinnya. Dia menengok ke kanan dan ke kiri. Tak ada siapapun. ‘Jangan-jangan… Kyujin? Sejak kapan ia meletakkan kucing ini di sini?’ Kyuhyun agak cemas karena sejak kemarin dia dan Siwon Hyung terus berhubungan tubuh. Ia  khawatir kalau Kyujin telah memergoki mereka berdua. Dengan tampang pucat ia memasukkan kucing itu ke rumah dan segera pergi ke sekolah.
.
.
.
“Aku pulang.” Kyujin melenggang ke ruang makan. Dia terkejut mendapati Kyuhyun yang duduk manis bersama sang ibu. “Ganti pakaianmu, dan kita makan bersama, Kyujin.” Ibunya memeluk bahu Kyuhyun. Kyujin mengerutkan alisnya. Dia berpikir lama dan menggigit bibirnya. ‘Sudah kuduga dia mengetahui aktivitas kami,’ Kata Kyuhyun dalam hati. Tingkah tak wajar yang diperlihatkan Kyujin di meja makan sudah cukup untuk menjelaskan semuanya.
Kyujin berulang kali memindah posisi tidurnya. Ia gelisah sebab sekarang Kyuhyun sedang tidur di sampingnya. “Kau mengganggu tidurku.” Kata Kyuhyun dengan mata terpejam. “Maa…” Tubuh Kyujin ditarik dengan kuat. “Katakan saja padaku apa yang kau ingin kaukatakan,” Kyuhyun berkata dengan wajah serius. Namja berambut kemerahan menelan ludah. Apa ia harus mengatakannya di situasi begini? “A, aku.. sepertinya aku.. jatuh cinta padamu.” Kyujin mengalihkan pandangannya dari mata indah itu. Kyuhyun mengatupkan bibirnya. Ia tak salah dengar bukan? Tubuhnya bergetar hebat. “GYAHAHAHA! Kau lucu sekali, Kyujin!!” Tawa Kyuhyun meledak. Kyujin menganga melihat kembarannya yang tertawa. “Aku serius padamu, Kyuhyun! Hey, dengarkan aku!” Kyujin membangunkan tubuh Kyuhyun sehingga mereka berdua duduk berhadapan. Namja berkulit putih tersenyum menggoda. “Maafkan aku. Sudah ada orang lain yang aku sukai.” Ungkap Kyuhyun. Hati Kyujin serasa dihamtam. “Apakah polisi itu yang kau sukai?” Tanya Kyujin dengan wajah tertunduk. “Kau benar.” Kata-kata Kyuhyun membuat Kyujin tak bisa mengendalikan diri. Ingatan saat kedua orang itu bercinta mencuat di ingatannya. Entah setan apa yang merasukinya, ia berkeinginan untuk menyentuh tubuh kecil itu.

BRUK! Ditindihnya tubuh Kyuhyun. Kedua tangannya memerangkap pergelangan tangan Kyuhyun. “Aku tak bisa menerimanya, kau harus menjadi milikku!” Mata Kyujin menyiratkan kemarahan. Tapi hal itu tak membuat Kyuhyun gentar. “Kau boleh memilikiku. Tetapi hatiku tidak akan pernah menjadi milikmu.” Ucap Kyuhyun mantap. Dengan penuh kebencian Kyujin mencium paksa adik kembarnya. Digigitnya bibir bawah Kyuhyun sampai mengeluarkan darah. Dia menjilat cairan merah di bibir Kyuhyun dan menelusupkan lidahnya ke dalam rongga hangat itu. Kyuhyun tak melakukan perlawanan terhadap lidah Kyujin yang mengajaknya bermain. Merasa tak mendapat respon, Kyujin meremas penis Kyuhyun yang terbungkus celana. “Engh!” Erang Kyuhyun. Namja berkulit hampir kecoklatan menyeringai dan mengocok daging di sela paha Kyuhyun. Kecepatan kocokannya meningkat seiring dengan pemberontakan yang dilakukan Kyuhyun.
Karena Kyuhyun semakin menjadi-jadi, Kyujin sempat kesulitan dibuatnya. Untuk mengurangi perlawanan Kyuhyun, namja berambut kemerahan mengobrak-abrik kotak obat di meja belajarnya. “Akan kubuat kau diam,” Kyujin menyeringai seram. “Tidak, Lepaskan!! Gulp!” Kyujin berhasil memasukkan pil tidur ke dalam mulut Kyuhyun. “Uhuk! Uhuk!” Kyuhyun berusaha memuntahkan obat itu, namun tidak bisa. Mendadak kepalanya terasa berat dan pandangannya mengabur. Matanya merasakan kantuk yang amat sangat. Bluk. Ia tertidur di dekapan Kyujin. Dengan wajah senang, Kyujin menciumi leher Kyuhyun. Dilihatnya sudah ada kissmark yang terpahat di pundak Kyuhyun. Ia tak menyukai ‘miliknya’ disentuh orang lain. Dengan kukunya, ia mencakar-cakar tanda itu hingga menjadi guratan-guratan luka. Ia kembali menyeringai.
Dibukanya seluruh pakaian Kyuhyun hingga namja itu sama polosnya dengan dirinya. Saat ia hendak melebarkan paha Kyuhyun, ia mendengar isak tangis. “Hiks.. Hyung.. Siwon Hyung..” Kyuhyun mengigau dalam tidurnya. Dengan keringat bercucuran, Kyujin melepaskan Kyuhyun dan memandang ke kaca yang persis berada di hadapannya. Matanya menangkap sesosok makhluk jahanam yang tidak lain dan tidak bukan adalah dirinya sendiri. Badannya gemetaran hebat. Dijambaknya rambutnya dan menunduk dalam-dalam. Hampir saja ia mengambil kehormatan adik kembarnya. Dosa apa yang telah ia perbuat sampai ia tenggelam dalam lumpur kekhilafan hasrat dan nafsu? Diusapnya air mata Kyuhyun dengan ibu jarinya yang masih gemetar.
.
.
.
“Ughh.. sakit..” Kyuhyun memegangi kepalanya yang pusing. Ia sedikit kaget mendapati tubuhnya sudah terbalut pakaian yang baru. Tidak dia rasakan perih di tubuh bagian bawahnya. Ternyata Kyujin menghentikan kegiatannya semalam. “Kyuhyun..” Ia menengok ke sumber suara. Kyujin berdiri mematung. “Aku minta maaf. Tadi malam aku sedang gundah. Aku butuh tempat pelampiasan.” Ujarnya menyesal. Kyuhyun tersenyum dan mendekati kakaknya. “Aku mengerti, Kyujin.” Hati Kyujin melengos lega. “Kenapa kau mencintai pria itu?” Tanya Kyujin. Sekali lagi Kyuhyun tertawa kecil. “Mencintanya tak butuh alasan. Aku membutuhkannya dan dia membutuhkanku. Itu saja sudah cukup.” Kyujin terdiam mendengar jawaban namja itu.
“Kyuhyun, ada yang mencarimu!” Ibunya memanggil dari lantai bawah. “Iya, aku ke sana!” Jawab Kyuhyun. Langkahnya terhenti. Dia menoleh ke belakang. Pergelangan tangannya dipegang oleh Kyujin. Ia menatap bingung kakak kembarnya. “Kyuhyun, Aku masih mencintaimu.” Aku Kyujin. Kyuhyun hendak membuka suara, tetapi terpotong lanjutan ucapan Kyujin. “Karena itu, beri aku sebuah ciuman. Dan aku akan melupakanmu.” Kyujin tersenyum getir. Entah didorong rasa kasihan atau memang ia tulus mematuhi permintaan kakaknya, Kyuhyun mencium lembut bibir merah Kyujin. Begitu kedua bibir itu terlepas, mereka berdua tertawa bersama. “Haha, terima kasih.”
Kyuhyun tersenyum lebar melihat Siwon yang duduk di kursi tamu. “Siwon Hyung!” Panggilnya sebelum memeluk tubuh kekar itu. Siwon terkejut menerima pelukan mendadak dari namja kecil. “Hihi.. Kalian berdua terlihat manis sekali,” Ibunya terkikik geli. Kyujin muncul belakangan. Awalnya ia masih tak paham apa yang menarik pada diri Siwon—di samping wajahnya. Namun lambat laun ia pasti dapat memahami kenapa Kyuhyun memberikan hatinya kepada pria itu. Senyum mengembang, Kyujin berlari menubruk sepasang kekasih itu. “Aku juga ingin bermesraan!!” Katanya manja. Suara tawa memenuhi kediaman Cho yang semula sepi.
~~~~~ FIN ~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar