Nama : Lusy Zanita (@lusyznt)
Judul Cerita : Happy Birthday, My Rival!
Tag (tokoh) : Cho Kyuhyun, Park Hyu-Ri (OC)
Genre : Friendship, romance
Rating : General
Length : One Shot (1297 words)
Catatan Author : FanFiction ini pernah di publish di blog pribadi http://choisiwonlusyworld.wordpress.com/ dan beberapa blog lainnya.
Don’t bashing this story if you not like it! And Don’t be a PLAGIATOR!
This story is ©Lusy Zanita 2012, and cast on my story belong to God.
***
“Mustahil.” Seorang gadis menatap papan pengumuman dengan tatapan tak percaya. Kedua bola matanya tak berkedip mendapati namanya berada di urutan pertama di antara daftar nama-nama siswa dan siswi Busan International High School yang diurutkan sesuai peringkat.
“Ini tidak mungkin, mustahil!”
“Kau berhasil Hyuri~ah!” teriak gadis berambut coklat yang panjangnya sebahu. Ia melompat-lompat girang sambil memeluk Hyuri seolah-olah namanyalah yang berada di posisi tersebut.
“Kau menjadi juara umum kali ini Hyuri~ah, akhirnya… setelah sekian lama kau bisa mengalahkan Cho Kyuhyun.” Sooyoung –nama gadis itu- masih saja memeluk tubuh Hyuri sambil menyusuri koridor menuju gerbang sekolah. Bahkan namanya sendiri pun tak dipedulikan, ini sebuah keajaiban! Kemenangan Hyuri atas Kyuhyun adalah kabar yang sangat sangat sangat bagus! Dua tahun berturut-turut, tepatnya setelah si maniak game itu pindah ke sekolah ini adalah bencana bagi seorang Park Hyuri. Selalu saja menjadi si nomor dua, padahal awalnya Hyuri adalah murid terpandai se-angkatannya. Tapi kini walaupun telah berusaha mati-matian untuk mengalahkan nilai lelaki itu tetap saja Kyuhyun tak terkalahkan. Menyebalkan.
“Itu hanya sebuah keburuntungan. Namaku bisa berada di peringkat pertama hanya karena si maniak game itu sakit,” ucap Hyuri sinis.
“Mau keberuntungan atau apalah, sekarang yang terpenting adalah kau telah mengalahkannya. Mengalahkan Cho Kyuhyun.”
“Aku tetap tidak puas! Aku tidak mau menang karena melawan lawan yang lemah!” ucap Hyuri gusar.
“Siapa yang kau bilang lemah, huh?” Bulu kudu Hyuri langsung meremang begitu mendengar suara yang muncul di balik punggungnya. Begitu berbalik, ia telah mendapati pemuda tinggi yang tengah menatapnya tajam.
“Cho Kyuhyun!” teriak Sooyoung kaget melihat siapa orang yang berada di belakang mereka. Jujur ia khawatir jika saja lelaki itu mendengar apa yang baru saja ia katakan pada Hyuri sebelumnya.
“Aduh! Tiba-tiba perutku sakit, aku pergi ke toilet dulu ya. Sampai jumpa Hyuri~ah!” Sooyoung cepat-cepat melarikan diri. Dasar.
“Kau. Memang siapa lagi?” tantang Hyuri. “Baru ikut camping selama 4 hari saja sudah jatuh sakit, mana harga dirimu yang selangit itu?”
“Jaga bicaramu itu bodoh! Sembarangan kalau bicara,” tukas Kyuhyun sinis.
Sebenarnya Hyuri juga tahu penyebab Kyuhyun jatuh sakit sebelum hari ujian adalah karena maagnya kambuh, dan bukan karena acara camping yang sekolah adakan. Hanya saja, mana mungkin Hyuri mengatakannya, itu sangat menyenangkan untuk jadi bahan ejekan lelaki itu. Belakangan ini Kyuhyun memang kurang memperhatikan pola makan, sehingga dia jatuh pingsan di hari kedua camping dan sempat rawat inap di rumah sakit selama 3 hari sebelum ujian.
“Apa? Kenapa diam?” tanya Hyuri heran karena Kyuhyun tak mengatakan sepatah kata apapun setelahnya.
Kyuhyun menghela nafas berat, kemudian berkata, “Kau… kau ingin kutraktir apa?”
“Eh? Traktir?”
“Ya.”
Sebelum ini Kyuhyun memang pernah berjanji kepada Hyuri akan mentraktirnya makan apa saja jika Hyuri berhasil mengalahkan nilainya. Kyuhyun menjanjikan itu setelah memergoki Hyuri hampir menangis sendirian di sudut perpustakaan setelah mendapat kritikan tajam dari guru karena nilainya yang kurang memuaskan.
“Tidak, aku tidak menang. Lebih baik simpan saja uangmu.” Lagi, Hyuri menolak karena ia merasa memang tidak sepantasnya menang. Tidak di atas penderitaan orang lain.
Hyuri kembali melanjutkan langkahnya, namun segera disusul oleh Kyuhyun.
“Tidak bisa begitu! Aku kan sudah berjanji akan mentraktirmu makan apa saja jika kau berhasil meraih peringkat pertama.” Tiba-tiba Hyuri menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Kyuhyun.
“Baiklah, kalau begitu aku ingin makan Shabu-shabu. Bagaimana?”
Mata Kyuhyun membulat, makanan yang baru saja disebutkan Hyuri adalah salah satu makanan yang paling diincar oleh penikmat kuliner saat ini. Bahkan untuk mendapatkannya saja harus rela merogoh kocek yang cukup banyak.
“Yang benar saja! Itu kan mahal sekali!” keluh Kyuhyun.
“Tadi kau bilang ‘apa saja’. Jadi penuhi janjimu sekarang, jangan mengeluh! Dasar maniak game!”
Kyuhyun mengerucutkan bibirnya seolah berkata, “Dasar perampok!”
Melihat wajah seperti itu Hyuri tak bisa menahan tawanya. Gadis itu tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk-nunjuk hidung Kyuhyun.
“Heeeii! Apa yang kau tertawakan! Niat baikku jangan ditertawakan.”
“Wajahmu sangat jelek! Baiklah, aku hanya bercanda.” Hyuri berhasil mengendalikan diri, “Kalau begitu traktir aku kimbap yang dijual di dekat taman Yongdusan, sekalian aku ingin berjalan-jalan di tengah musim semi.”
“Apa bagusnya sih musim semi,” cibir Kyuhyun.
“Cerewet! Jadi mentraktirku tidak?” seru Hyuri yang telah melangkah lebih dulu meninggalkan Kyuhyun.
Kyuhyun tak menanggapi, lelaki itu kemudian pergi untuk mengambil motornya dan menjemput Hyuri di depan gerbang sekolah.
***
“Kita makan di sini?” tanya Kyuhyun setelah mereka sampai di kedai kecil yang menjual kimbap. Terlalu banyak orang berlalu-lalang melewati taman itu, tempat yang sangat ramai menurut Kyuhyun. Dan Kyuhyun tidak suka keramaian.
Hyuri tak menanggapi pertanyaan Kyuhyun. Ketika menoleh ia mendapati gadis itu sedang termangu menatap pohon sakura yang kelopaknya telah berguguran.
“Sayang sekali,” gumam Hyuri tanpa sadar.
“Kau bilang apa?” tanya Kyuhyun memastikan.
“Ah… tidak, hanya saja sayang sekali pohon sakuranya berguguran,” jawab Hyuri.
“Tentu saja! Sebenarnya sudah berapa lama kau tinggal di Korea, huh? Ini sudah memasuki akhir bulan Mei, tentu saja sudah berguguran,” ucap Kyuhyun ketus. Hyuri pun hanya bisa mengomel dalam hati.
“Ayo!” ajak Kyuhyun kemudian.
“Mau pergi kemana?” tanya Hyuri bingung.
“Kita cari tempat makan yang enak, dan akan kuperlihatkan sesuatu padamu.”
“Sesuatu? Apa?”
“Sudah tidak usah cerewet! Diam dan ikuti saja oke?”
Hyuri menurut meskipun masih sebal dengan sikap lelaki itu. Gadis itu kemudian membonceng setelah Kyuhyun siap dengan motornya. Mereka meluncur meninggalkan taman Yongdusan yang masih saja ramai menuju ke arah matahari.
Rute yang mereka lalui belum pernah Hyuri lewati sebelumnya. Jalur itu begitu asing bagi gadis itu. Baru saja ia akan bertanya ke mana tujuan Kyuhyun sebenarnya, matanya telah dibuat takjub oleh pemandangan di depan sana. Pantai yang tampak begitu indah dengan bulir-bulir pasir putih yang membentang, terlebih lagi pantai itu tak ramai dengan pengunjung. Kyuhyun menghentikan laju motornya tepat di atas pasir-pasir putih itu. Hyuri melompat turun dan berlari-lari tak tentu arah. Gadis itu membentangkan kedua tangannya di udara, matanya berbinar diterpa oleh langit sore.
“Hei, jangan lupakan makananmu!” seru Kyuhyun.
“Bagaimana kau bisa tahu pantai ini? Indah sekali,” ucap Hyuri begitu ia kembali. Gadis itu menjatuhkan dirinya duduk di samping Kyuhyun yang setia menunggu di dekat motornya.
“Ini tempat favoritku, pantai yang sepi. Sungguh menenangkan, sangat indah saat matahari terbenam.” Tepat saat Kyuhyun menyelesaikan kalimatnya matahari mulai menyembunyikan wujudnya. Sunset.
Keduanya terdiam menikmati indahnya lukisan Tuhan itu, wajah keduanya diterpa oleh sinar matahari jingga.
“Happy Birthday Park Hyuri,” ucap Kyuhyun tiba-tiba setelah terdiam beberapa saat.
“Eh?” Hyuri tak bisa menutupi keterkejutannya sekalipun Kyuhyun tak bisa melihatnya.
“Bagaimana kau bisa tahu hari ini adalah ulang tahunku?”
“Bukan pertanyaan yang harus kujawab,” ucap Kyuhyun datar.
Hyuri mendengus kemudian memukul bahu Kyuhyun pelan, “Dasar maniak game!” guraunya.
“Bisakah kau berhenti memanggilku begitu?”
Hyuri mengangkat bahu, “Baiklah kalau itu maumu, maniak game.”
“Heeiii!” Kyuhyun kesal setengah mati karenanya, lelaki itu lalu membuang muka ke arah lain.
“Baiklah…baiklah…aku hanya bercanda oke? Aku hanya bercanda Cho Kyuhyun. Kau puas?”
“Ya, puas sekali,” ucap Kyuhyun sinis.
“Ngomong-ngomong, terima kasih atas kado ulang tahunnya Kyuhyun~ah. Aku sangat menyukainya,” ucap Hyuri kemudian. Sadar atau tidak, wajah gadis itu memerah, entah karena malu atau entah karena efek cahaya matahari tenggelam.
“Tahun depan kau harus ikut denganku pergi ke perayaan kembang api di Yeoido. Itu pun kalau kau masih ingin melihat keindahan bunga sakura-”
“Tentu saja aku mau!” potong Hyuri cepat sebelum Kyuhyun sempat menyelesaikan ucapannya. Terdengar seperti ajakan kencan memang, tapi Kyuhyun menyampaikannya secara tidak langsung, dan gadis itu tak menyadarinya. Bagus.
Kyuhyun merasa bahunya sedikit berat, ketika menolehkan kepalanya, ternyata kepala Hyuri telah bersandar dengan nyaman di bahunya. Gadis itu tertidur dengan wajah polos, sangat jauh berbeda ketika ia sadar dengan wajah galak khas seorang Park Hyuri. Kyuhyun menatap lembut wajah Hyuri, matanya kemudian tertuju pada bibir tipis Hyuri, menatap dengan wajah tak terbaca. Lelaki itu memajukan wajahnya, mendekatkan wajahnya ke wajah Hyuri. Cup. Bibirnya menyentuh lembut kening Hyuri, mengecupnya lama. Hyuri menggeliat kecil dalam tidurnya. Kyuhyun kemudian menarik kembali wajahnya, menyenderkan kepalanya di atas kepala Hyuri, lalu tersenyum manis, senyum paling manis yang ia punya, dan senyum paling manis yang tidak pernah Hyuri lihat. Kyuhyun hanya berharap waktu berhenti saat itu juga.
~The End~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar