Pengikut

Kamis, 04 Oktober 2012

Gyeoureun Namja 4 of 5


ffcover 
 

Title : Gyeoureun Namja
Author : Han Airen
Length : Chaptered (4 of 5)
Main Cast : Lee Sungmin; Cho Kyuhyun; Eunhyuk; Kim Ryeowook
Genre : Romance (Genderswitch)
Warnings : Typo and OOC
Summary : Waktuku terhenti, musimku tak berganti, dan sepanjang aku meraba yang ada adalah Dingin
.
.
.

“Kyu-ya, aku menyukaimu. Jadilah namchin-ku.” Pintamu.
“Kau bercanda, Ming?” Tanya Kyu bingung.
“Tidak, aku serius. Jadilah pacarku, ne?” Pintamu lagi sedikit memaksa.
“Aku juga menyukaimu, tapi kupikir kau …”
“Kau tidak ingin jadi pacarku, eoh?” Tanyamu sendu.
Aniyo, bukan seperti itu Ming.” Ucap Kyuhyun gugup sambil melambaikan kedua tangannya di depanmu. “Aku juga menyukaimu, Ming. Bahkan sejak pertama kita bertemu. Aku hanya tidak percaya kau memintaku untuk menjadi kekasihmu.” Ucap Kyuhyun menjelaskan kepadamu.
“Jadi mulai sekarang kita pacaran?” Tanyamu sambil tersenyum dan memiringkan kepala.
Kau melihat Kyuhyun tersenyum dan mendekatimu, menghapus jarak di antara kalian. Kau sedikit tersentak saat menyadari dia memelukmu. Kau membiarkan Kyuhyun menghirup aroma vanilla yang selalu menguar dari tubuhmu. Perlahan dengan sedikit keraguan, kau membalas pelukan Kyuhyun.
“Aku mencintaimu, Ming. Dan karena kau telah menyerahkan dirimu, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Ingat itu.” Ucapan Kyuhyun memang sangat pelan, tetapi kau bisa merasakan ketegasan di dalamnya. Dan entah kenapa kau merasa sedikit, errrr– menyesal.
Kau membiarkan Kyuhyun memelukmu lama, sangat lama hingga membiarkan seseorang melihat semua kejadian itu dengan pandangan terluka.
.
.
.
.
.
.
“Jadi kau benar-benar berpacaran dengan Kyu?” Tanya Hyukie dengan nada kecewa yang tertangkap oleh gendangmu.
Kini kalian sedang berada di halaman belakang Kirin Arts High School. Kau yang sedang menunggu Kyuhyun menyelesaikan kegiatan klubnya, secara paksa dibawa oleh Hyukie.
“Seperti yang kau inginkan.” Ucapmu tegas tanpa melepaskan tatapan yang menusuk di iris hitam Hyukie.
“Ming, mianhae. Jangan seperti ini.” Mohon Hyukie kepadamu.
“Kau tidak ingin memberiku selamat?” Tanyamu tak acuh, menghiraukan permohonan Hyukie.
“Ming …”
“Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, aku pergi. Aku tidak ingin membuat kekasihku mencariku.” Ucapmu menekankan pada kata ‘kekasih’. Dan tanpa menunggu kau langsung membalik tubuhmu untuk kembali kepada Kyuhyun.
“Ming …” Kau merasakan tangan hangat Hyukie menahanmu. Kau segera menghadapkan kembali tubuhmu ke arah Hyukie.
“Aku hanya ingin memberitahumu satu hal.” Kau sengaja memotong kalimatmu untuk memastikan Hyukie dapat mendengar kalimat selanjutnya dengan jelas.
Gyeoureun namja-ku adalah seseorang yang sangat menyukai musim dingin hingga tanpa sadar berlari menuju sebuah taman hanya untuk menikmati salju pertama.” Kau kembali memotong kalimat, sekedar menikmati wajah terkejut Hyukie.
“Bahkan salju pertama membuatnya terlalu girang hingga dia tak sadar hanya menggunakan kaos belel di udara musim dingin yang begitu menusuk kulitnya.” Lanjutmu.
“Tapi apa kau tahu yang membuatku jatuh cinta padanya?” Tanyamu menuntut.
Kau memalingkan wajahmu dari Hyukie berusaha menarik kembali ingatan saat perkama kali kalian bertemu. Sebuah senyuman tercetak jelas di bibir cherry-mu kala ingatan itu mulai memenuhi pikiranmu.
“Senyumnya begitu hangat dan ceria, benar-benar mempesona hingga menggetarkan hatiku.” Kau tersenyum mengakhiri sebuah penjelasan yang sukses membuat jantungmu berdegup kencang dan mata memanas karena butiran air yang berontak ingin keluar, tetapi kau menahannya– tak ingin terlihat lemah.
Sementara kalimat terakhirmu telah sukses membuat Hyukie kehilangan kesadaran, pandangannya kosong dan tubuhnya bergeming. Dengan perlahan kau melepaskan pegangan Hyukie yang sempat menahanmu. Sebelum pergi, kau sempat membisikkan kalimat yang mampu menghancurkan perasaan namja yang kau cintai itu.
“Aku akan bahagia dengan Kyu.” Ucapmu kemudian berlalu meninggalkan Hyukie dengan air mata yang mengalir dari mata kelamnya.
OoooOoooOoooO
Kau merapikan penampilanmu melalui cermin, dress soft pink selutut dan tanpa lengan melekat sempurna di tubuh mungilmu. Tak ketinggalan mengikat rambut lurus panjangmu ke belakang menggunakan pita yang juga berwarna pink– terang. Setelah selesai dengan semua itu kau mengenakan sepatu kets yang berwarna senada dengan pita yang kau kenakan. Style yang pas dan sangat girlie di musim yang cukup panas ini.
Kau bergegas turun ke lantai satu rumahmu untuk menemui Kyuhyun. Hari ini adalah tepat tiga bulan kebersamaan kalian sebagai sepasang kekasih sehingga kalian berencana menghabiskan akhir pekan dengan kencan bersama.
Senyummu mengembang ketika mendapati Kyuhyun sedang menatapmu dengan senyum yang menghiasi bibir tebalnya. Namun senyummu menghilang seketika saat menyadari ada seorang namja yang tengah duduk di sebelah Kyuhyun.
“Kenapa Hyukie ada di sini?” Tanyamu tanpa berniat mendudukkan tubuhmu di sofa ruang tamu.
“Hari ini kita akan double date, jagi. Setelah ini kita akan menjemput Wookie.” Jawab Kyuhyun masih dengan senyum sembari mendekatimu.
“Aku tidak mau. Aku hanya ingin pergi berdua denganmu.” Ucapmu tegas dengan pandangan tajam ke arah Hyukie, sementara yang kau pandang hanya mampu menundukkan kepalanya lemah.
“Jangan begitu, jagiya. Kita sudah lama tidak pergi berempat bukan?” Bujuk Kyuhyun yang kini sedang memegang kedua bahumu dan menatap lembut.
Kau terdiam sejenak merasa aneh dengan kalimat Kyuhyun karena seingatmu dua minggu yang lalu kalian berempat pergi bersama ke sebuah mall untuk bermain ice skating. Lagipula ini perayaan tiga bulan kalian jadian, mana mungkin menghabiskan waktu bersama orang lain, terlebih orang itu adalah sumber kesakitanmu.
Kau menghela nafas dan mengalihkan pandanganmu kepada onyx Kyuhyun, “Terserahlah.”
“Baiklah, ayo kita berangkat.” Ajak Kyuhyun sembari menuntun tangan kananmu untuk mengikutinya.
Saat kau melewati Hyukie, ekor matamu dengan jelas menangkap wajah cemburu darinya. Hatimu bergemuruh, tak mampu menyangkal letupan bahagia karena kecemburuan Hyukie. Namun dengan cepat kau menepis semua perasaan itu karena yang kau tahu, Hyukie menyukai Kim Ryeowook, sahabatmu.
.
.
.
Lotte World pukul 10am KST
“Wuuahhhh, ramai. Kita mau naik apa sekarang?” Kau tersenyum melihat Wookie penuh semangat. Tak ingin kalah kaupun dengan semangat menunjuk permainan pertama yang ingin dinaiki.
“Yang itu.” “Aku mau itu.”
“Eh?” Kau dan Hyukie menoleh bersamaan saat menyadari kalian memilih permainan yang sama, jet coaster.
“Aiiissshhh, aku tidak mau permainan ekstrim itu, jagiya.” Ucap Kyuhyun memutus kontak matamu dan Hyukie.
“Ini masih pagi Ming, Hyukie. Cari permainan yang lebih tenang sedikit.” Wookie berusaha mendukung keinginan Kyuhyun.
“Tapi …” Lagi-lagi kalian bicara bersamaan.
Gaja! Kita cari permainan yang lebih tenang.” Ajak Kyuhyun sembari menarik tanganmu.
Kau mencelos kecewa, bukan hanya karena keinginan permainan ektrim yang tertunda, tetapi juga karena tanpa sengaja kau melihat Hyukie menggenggam tangan Wookie– cemburu.
.
.
.
Kau kelelahan setelah puas bermain selama enam jam dengan wahana-wahana yang ada di Lotte World. Kini kau memilih menyandarkan tubuhmu di salah satu bangku taman bermain sambil menunggu kekasihmu membeli minuman. Kau ingin memejamkan matamu untuk mendapatkan sedikit ketenangan, tetapi matamu terlanjur menangkap pemandangan yang cukup menyakitkan, Wookie dan Hyukie sedang bercanda sambil sekali-kali saling memeluk.
Kau begitu serius memperhatikan interaksi Wookie dan Hyukie hingga tak menyadari kehadiran Kyuhyun yang kini tengah memelukmu dari belakang.
“Jangan melihatnya terus, Ming. Kau sudah memilikiku.” Ucap Kyuhyun pelan, namun tegas.
Kau tersentak, tetapi mampu segera mengembalikan ketenanganmu, “Aku tidak mengerti maksudmu, Kyu.”
“Jangan kau pikir selama ini aku tak menyadarinya, Ming. Kau selalu mencuri pandang ke arah Hyukie, aku tidak suka.” Ucap Kyuhyun penuh penekanan.
Kau masih bergeming, “Aku masih tidak mengerti maksudmu, Kyu.”
“Kau yang menyerahkan dirimu kepadaku, Ming. Dan aku tidak akan mudah melepaskan apa yang telah menjadi milikku. Ingatlah itu baik-baik.” Kyuhyun menegaskanmu kembali sembari mengecup mesra pipi chubby-mu.
“Terserah.” Ucapmu dingin.
Saranghae, Lee Sungmin.” Kini Kyuhyun mengecup mesra lehermu.
Kau tetap bergeming tak mempedulikan pengakuan maupun aksi Kyuhyun, yang ada di benakmu saat ini adalah rasa bahagia saat melihat Eunhyuk memalingkan wajahnya darimu. Sekali lagi tampak di iris foxy-mu gurat cemburu seorang Lee Hyukjae. Kau menarik tangan Kyuhyun untuk mengikutimu tanpa berniat menjawab pengakuan cintanya.
“Ayo kita menyusul mereka.” Ajakmu tanpa menyadari tatapan terluka dari kekasihmu.

OoooOoooOoooO
Asia Pacific International High School pukul 4pm KST
Waktu berakhirnya jam sekolahmu telah berlangsung dua jam yang lalu, tetapi kau tak kunjung beranjak dari area parkir sekolah. Matamu sibuk mencari seseorang yang sudah berjanji ingin menjemputmu. Andaikan tanda-tanda kehadirannya belum muncul kau mungkin hanya akan menunggunya di kelas atau kantin sekolah tanpa harus bersusah payah mengelilingi area parkir untuk mencarinya. Kenyataannya tidak seperti itu.
Dia yang ingin menjemputmu telah mengabari bahwa dia sudah sampai 10 menit yang lalu, bahkan Audi Sport Putih-nya tengah bertengger mewah di area parkir sekolahmu. Namun, 10 menit pencarianmu kau tak kunjung menemukan sosoknya hingga sebuah sileut yang kau kenal sebagai sahabat mengalihkan pencarianmu. Segera kau menghampiri sahabatmu, Wookie, yang tengah berada di rest room area parkir.
“Tidak bisakah kau hentikan sikap kekanakanmu itu?” Kau mendengar perkataan Wookie, meskipun samar kau bisa menangkap emosi dalam perkataannya.
Kau penasaran dengan siapa Wookie berbicara sehingga mendekatinya sambil mengendap, tak ingin mengganggu. Kini kau bersembunyi dekat jendela di balik dinding yang memisahkan kau dengan Wookie. Sekalipun kau belum bisa melihat dengan siapa Wookie bicara, namun itu cukup untuk sekedar mendengar pembicaraan mereka.
“Kau terlalu ikut campur.” Sebuah suara yang tak asing menyusup ke telingamu, namun suara itu dingin dan tak hangat seperti biasanya.
“Aku tak akan ikut campur jika kalian bukan sahabat yang kusayang.” Ucap Wookie masih dengan emosi.
Rasa penasaran menuntutmu mengintip untuk sekedar memastikan seseorang yang menjadi lawan bicara Wookie. Kedua alismu mengernyit ketika mendapati siluet kekasihmu yang menjadi lawan bicara sekaligus penyebab naiknya emosi Wookie.
‘Apa yang mereka bicarakan? Kenapa Wookie terlihat begitu tegang dan emosi?’ pikirmu. Belum selesai keherananmu atas kejadian ini, kalimat Wookie selanjutnya mampu membuatmu ikut menegang.
“Kau tahu Hyukie sangat menyukai Ming bukan? Bahkan dia mencintai Ming, tapi kenapa kau selalu mengumbar kemesraan dengan Ming dihadapannya. Tak tahukah kau itu menyakitinya?” Ucap Wookie memburu.
Kau yang terkejut mendengar itu hanya bisa tertegun, berusaha mencerna maksud perkataan Wookie.
“Aku hanya ingin menunjukkan kenyataan padanya kalau Ming adalah milikku. Jadi dia tidak boleh berharap lagi.” Jawab Kyuhyun dengan nada yang kau dengar begitu dingin dan menusuk.
“Dia sepupumu Kyu, dari kecil kalian menghabiskan waktu bersama layaknya saudara, tak bisakah kau mengerti perasaannya sedikit saja? Hyukie telah memilih untuk mencintai Ming dalam hati, dia tidak akan merebut Ming darimu. Haruskah kau menyakitinya lebih dalam lagi?” Kini suara Wookie terdengar memelas di telingamu.
“Salahkan dirinya yang memilih menjadi orang lemah. Aku tidak akan berhenti sampai Hyukie berhenti mencintai Ming karena aku tidak ingin menjadi pihak yang terluka. Ming milikku, dan selamanya akan tetap begitu.” Ucap Kyuhyun tegas.
Perkataan Kyuhyun sukses membuatmu membebaskan air mata yang sejak tadi kau tahan. Kau memilih pergi dari tempat itu karena sudah tak sanggup mendengar lebih banyak lagi mengenai kenyataan yang semakin membuatmu bodoh, merutuki keputusan lalumu yang didasari cemburu. Kecemburuanmu kepada Wookie membuat orang yang kau cintai terluka sangat dalam, begitu pikirmu.
‘Baboya. Babon yeoja. Babo.’ Kau mengumpat dirimu, merasa benar-benar bodoh dan– jahat.
Mianhae, hiks… Jeongmal Mianhae, Hyukie-ah… Mianhae, hiks…” Kau menangis semampumu sambil mengucapkan maaf yang bergaung di salah satu bilik toilet. Kau benar-benar menyesalinya, menyesali tindakanmu yang telah menyakiti namja yang kau cintai.
.
.
.
To Be Continue
.
.
.
Prok.Prok.Prok. Kasih selamat buat Hyukie yang berhasil buat Ming jatuh hati, keke.. Dan kabar baiknya Ming gak bertepuk sebelah tangan, hoho.. Dan Kyu di sini gak jahat kok, Kyu cuma mau mempertahankan hak-nya. Sekalipun sahabat ataupun saudara, kadang kita bisa egois kan hanya untuk mempertahankan hak kita? ~^^
Satu chapter lagi bakal beres, mudah-mudahan masih pada semangat bacanya dan nunggu kelanjutan kisahnya ~^^
.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar