author : shofi-jong (woon/in)
genre : romance, friendship
main cast : Baekhyun, Chanyeol, Gi Na, Azura
support song : Super Junior – your eyes
Annyeong chingudeul yang juga termasuk para exotic yang kece kece termasuk saya, ehem perkenalkan choneun Shofi imnida. keundae kalian panggil aja shofi-jong ! ingat ‘jong’ ya bukan ‘zonk’ -___-. OKE ! JONG itu nama nama suami author, Jong Woon (yesung) dan Jong In (Kai) . haha *heh author siapa juga yang nanya LO?!* okelah readers ini FF memang bukan castnya bias author di Exo tapi suka merasa lucu aja sama karakter kedekatan Baekhyun dan Chanyeol. diharapkan NO BASH, NO FLAGIATOR, NO SILENT ! meski FF dipandang rendah tapi pasti reader yakin bahwa FF juga salah satu karya tulis yang patut kita jungjung tinggi !
HAPPY READING !!!!!!!!!
***
“entahlah Yoon Gi Na, aku tidak tahu, Ppali ! lempar bola itu!!” sahut lagi namja berambut keriting keemasan di barisan penonton (ppali—cepat)
Yeoja yang dari tadi diteriaki oleh kedua namja sekaligus itu mendelik tajam pada namja keriting yang sekarang ciut duduk kembali di kursinya setelah sempat berdiri karena kesal dari tadi permainan bola kasti di jam pelajaran olahraga, sedikit terhambat karena yeoja -bernama Yoon Gi Na- melamun mendapat bola dari Baekhyun.
“aish, arraso tadi aku hanya sedikit pusing ! bersiaplah Byun Baekhyun !” ujar Gi Na dengan seringainya kembali menoleh kepada Baekhyun yang sudah mengangkat tongkat kastinya untuk memukul bola yang dilempar Gi Na. (arraso—baiklah/ aku mengerti)
Gi Na meniup bola yang dipegangnya seakan bola itu adalah kunci kekesalannya kepada Baekhyun yang dari tadi memasang muka masam disaat dirinya melamun tentang Baekhyun pula yang diam diam dia sukai semenjak duduk di bangku 2SMP.
Setelah pekerjaannya selesai membuat jimat pada bola itu lantas Gi Na melempar bolanya tepat setelah dia teriak “hiyaaaaaaaaaaaaaaaaaa” sontak Lkastinya itu sendiri.
Baekhyun kini memejamkan mata indahnya karena tidak bisa melihat bola yang akan dipukulnya tidak jelas terlihat, dengan keyakinan yang berasal dari hatinya Baekhyun mengayunkan tongkat kastinya ke depan sambil tetap terpejam. Si namja rambut keriting –alias- Chanyeol mengumpat mati matian dengan sikap tolol Baekhyun yang seakan akan bisa melihat bola kilat itu diantara gelap matanya yang terpejam. Benar ! Chanyeol semakin merutuk kesal ketika pukulan Baekhyun meleset tidak mengenai bola, bola itu bukan mengarah ke bawah sebagaimana mestinya dan secara otomatis pula akan tertangkap oleh orang yang berada di belakang Baekhyun. Dengan mulus bola itu melayang di atas dan ohoooow mengenai alis kanan Baekhyun.
Semuanya ber’aigo’ria melihat “tragedi bola menyentuh alis Baekhyun”. Para gadis pun begitu. Mereka iri mengapa bola bisa menyentuh bagian tubuh Baekhyun? Padahal mereka sendiri sejaripun tak pernah. Tapi diantara mereka yang menyukai Baekhyun hanya seorang gadis yang berbahagia, iya dia Yoon Gi Na yang membuat “tragedi bola menyentuh alis Baekhyun” itu. Dia sangat kesal dikatai bodoh oleh namja yang dia sukai, oke dia masih bisa terima dengan sikap dingin dan angkuh namja itu tapi masa iya dibilang dia gadis ‘bodoh’?
Kembali kepada senyuman picik Gi Na priiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttt!!!!!!!!!!!!!!
Yoon Gi Na POV
Priiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttt !!!!!!! aish suara periwit siapa itu? Guru olahraga kan sedang ada urusan? Aku menengok ke kanan dan ke kiri di lapangan. Senyum kemenanganku yang dari tadi mengembang kini terjatuh lagi . bagaimana tidak? Lihat bung ! si Baekhyun yang tadi mengataiku ‘bodoh’ itu masih berdiri angkuh.
“Gi Na-ya ! kenapa kau senyam senyum sendiri? Lempar bolanya !” teriak dari arah sampingku.
Heheh heheh aku hanya tersinyum kikuk memegang perutku, ternyata aku sudah kedapatan dua kali melamun di dalam lapangan. Bekhyun? Ah aku tidak berani lagi menatapnya. Dia hanya mendengus kesal. Lalu si Chanyeol masih saja meniup niup periwit yang tadi telah membangunkan khayalku. Sialaaan !!
“ah mianhae, aku ingin ke belakang ! rasanya perutku… awwhh !” rintihku pura pura memegangi perutku . (mianhae—maafkan aku)
Semuanya mendesah kecewa, aku yakin Azura temanku nantinya akan terbahak bahak akan sandiwaraku ini. semua orang telah menanti nanti dari tadi pukulan maut dari Baekhyun lewat lemparan bolaku, tapi sayangnya semua itu harus terkubur oleh lamunanku tadi. Buru buru aku beringsut dari lapangan dan menuju kamar mandi sebelumnya membawa tas perlengkapanku dari loker ke kamar mandi. Sepanjang perjalanan aku hanya terus memegangi perutku tanpa melihat jalan, saat masuk wc aku sangat lega.
Ku tatap pantulan diriku di cermin besar di depan washtafle dengan seksama “Yak ! Yoon Gi Na, tidakkah kau terlalu cantik untuk ukuran Baekhyun yang kau sukai?” tanyaku pada bayangan cermin itu. Karena tidak mendapat jawaban aku membasuh mukaku lalu mengeringkannya dengan tisu yang ada di tas perlengkapanku yang kuambil tadi.eh? omo? Apa ini? eye liner? (omo=omg).
Kenapa benda ini ada di dalam tas perlengkapan kecantikanku? Pasti eomma yang menaruhnya. Maunya apa sih? Aku memakai vinny saja itu sudah terbilang ‘lumayan’ menurutku (eomma—ibu)
Seketika aku teringat pada sesosok namja yang selalu memakai eye liner, yaaaaaaa Baekhyun ! aku menyukainya karena matanya, saat itu kami menginjak kelas 2SMP . pada saat itu aku dan dia sama sama sedang di hukum karena terlambat ke sekolah. Ditengah hukuman kami saling menoleh dan pandangan kami bertemu, aku langsung terpaku melihat olesan garis hitam di bawah matanya. Kyeopta ! (kyeopta—cakep, lucu, menggemaskan). Tapi dia malah berteriak “Yak ! Apa yang kau lihat? Kau ini yeoja kelas 2SMP tapi terlalu polos seperti anak SD !” huh menyebalkan, padahal waktu itu dia juga baru kelas 2SMP? Masa iya dia merasa bahwa tampangnya itu berupa orang dewasa? Padahal mukanya sangat lucu seperti anak TK.
Kreekk !!
Suara pintu kamar kecil ini terbuka, aku kembali terhenyak meratapi kepanikanku. Disini banyak sekali tempat buang air kecil berdiri untuk namja? Berartiiii.. tanpa berfikir panjang aku masuk ke salah satu bilik kamar kecil untuk buang air besar. Nafasku terengah dan duduk di atas kloset yang tertutup.
“yeol-ah, apakah kau berfikir yeoja itu lucu?” suara siapa itu? Jangan bilang itu suara …. Aku menengok ke celah bawah pintu bilik kamar kecil dan melihat sepatu yang dikenakan suara namja yang berbicara tadi. Itu sepatu Baekhyun. Aku tahu persis. Aaaah eottoke? (eottoke—bagaimana).
“ne, kurasa begitu. Tahukah kau Hyun-ah? Haha mukanya polos sekali menghadapi kenyataan bahwa dia telah dicium olehku” aish menjijikan ! itu pasti suara si keriting domba Chanyeol itu *dibakar Chanyeol*. Mereka hening, hanya lenguhan dan suara air gemericik yang terdengar, ah pasti mereka sedang buang air kecil. Ya Tuhan, eomma dan appa ampunilah telinga anakmu ini (appa—ayah).
“Baekhyun, bukankah si Gi Na itu teman se SMP kita kan?” apa apa? Chanyeol membicarakan tentangku pada Baekhyun? Ku siapkan telingaku yang lebar ini untuk mendengarkan *dibakar Gi Na*.
“ah aku tidak ingat pasti, tapi kenapa kau menanyakan teman teman SMP kita? Kita kan sekarang sudah kelas 3 SMA?”
“haha benar lupakan saja, aku hanya mengingat wajahnya” HAHA muak sekali ketawamu Chanyeol-ah “eh? Hyun-ah kau membawa eye liner kesini?”
“aniya, itu milik siapa ya? Sampai ada di sini” mulutku sedikit menganga ah itu pasti eye liner eommaku yang tadi aku tinggalkan di dekat washtafle. (aniya/aniyo/ani—tidak).
“aku pikir itu punyamu. Siapa lagi coba cowok yang suka pake eye liner di sekolah ini selain kau”
“enak saja! Sehun juga selalu memakainya” mendengar percakapan mereka aku sih udah gak tahan pengen ketawa ketawa. Ternyata bukan hanya yeoja yang suka berbicara tentang make up. Ckckck.
“oh begitu? Terus aku harus bilang WOW padamu Baekhyun-ah? Haha”
“diam kau ! tapi mungkin saja ini milik Sehun, kalau aku kan meskipun pakai eye liner tapi hanya memakainya sekali. Perlu kau tahu, aku kan pandai merawat dan memakai eye liner” bangga sekali Baekhyun ini tentang keahliannya. Meskipun banyak segudang keahliannya yang bisa membuatku berdecak kagum tapi ternyata diantara keahliannya itu aku sangat tertarik dengan keahliannya yang satu ini.
“ah kau ini banyak bicara Hyun-ah. Apakah ada lip liner agar bibirmu juga mempunyai garis hitam sama dengan matamu” Chanyeol aku bersumpah kalau aku tidak sadar sedang bersembunyi pasti aku akan tertawa mendengar banyolanmu .
Pletakk ! suara pukulan kah itu? Yak ! awas kau Chanyeol berani memukul Baekhyun “sudah cepat ! kita bawa saja benda ini nanti kalau bertemu Sehun kita kembalikan”
“Yak ! Baekhyun babo, kenapa kau memukul kepalaku?” oh ternyata Canyeol yang dipukul, arraso. chukkae Canyeol (chukkae—selamat).
Aku masih mematung melihat lantai di bilik wc ini, suara pintu tertutup meyakinkanku untuk keluar. Eng-ing-eng betapa membosankannya mendengar percakapan seseorang yang kita idolakan tanpa harus berbuat apa apa. Tapi masalahnya kini eye liner itu bukan milik Sehun, tapi milikku. Ottoke? Ah biarkan saja, Baekhyun mempunyai kartu mati di tanganku .
Sekarang jam berapa? Ah aku harus buru buru keluar, setelah berhasil keluar aku sempatkan dulu melihat pintu wc tadi aku masuk. Dan benar, aku salah masuk wc aigoooo (aigo—ya ampun).
Byun Baekhyun POV
“Canyeol coba kau kantongi eye liner ini dalam kantong celanamu” pintaku setelah kita duduk di kelas.
“sirheo, aku bukan E.L.G arrachi?” tolak Canyeol dengan muka sebalnya (sirheo—tidak mau) (arrachi=arraso).
“kau ini !” saat ingin menjitaknya kembali ternyata Shin Seonsangnim sudah masuk ke kelas (seonsangnim—guru).
“annyeong, jwesonghamnida seonsangnim. Aku tadi ke toilet dulu !” (jwesonghamnida—mohon maaf(formal)).
“ne, kau duduklah cepat !”
Gadis itu duduk di bangkunya yang berada di sisi kiri Chanyeol, ah yeoja babo itu. Apa urusannya di kamar mandi dari tadi sehingga baru selesai sekarang?
“yeol-ah, maksudmu apa tadi? E.L.G?” aku masih penasaran dengan yang tadi Chanyeol katakan, maka dari itu saat Shin Seonsangnim sedang menerangkan aku berbisik di telinganya.
“ah itu? Sebuah singkatan, Eye Liner Gank” seketika hatiku melengos merasa menyesal telah bertanya pada orang macam Chanyeol, baboya kau Baekhyun mau saja penasaran dengan singkatan aneh made in Chanyeol, dia hanya nyengir menanggapi candaannya sendiri.
Selama pelajaran berlangsung aku jujur saja tidak memperhatikan, aku agak tidak suka dengan pelajaran Biologi. Bayangkan saja pembahasannya selalu mengenai organel yang ukurannya termasuk mikro, biarlah Tuhan yang hanya tahu bentuk pasti organel tersebut janganlah kita sebagai manusia sok tahu tentang bentuk organel yang bukan ciptaan kita sendiri. Aku selalu geli melihat gambar gambar yang berada di papan tulis, emm ceritanya itu adalah sebuah tiruan tapi karena kemungkinan Shin Seonsangnim itu tidak mempunyai bakat menggambar jadilah gambar yang selalu kuberi nama seperti : epidermis gaje, korteks gaje, bunga karang gaje, ahh pokoknya gambarnya gaje deh (gaje—gak jelas *wkwk).
Kriiiinnggg !!! yeah bel istirahat ternyata tak terasa berbunyi. Chanyeol yang berada di sisiku langsung beringsut ke kantin. Aku biasanya selalu diajak tetapi karena tadi setelah aku menyebutkan sumpah serapah untuk tidak menegurnya hari ini setelah penjelasan E.L.G dia tidak berani dekat dekat dengan mukaku yang masam tiap kali menoleh padanya.
Kulihat ke sisi kiri. Eoh? Kenapa yeoja bernama Yoon Gi Na itu nyengir kepadaku yang sedang kebetulan menoleh padanya. Aku memang sudah terbiasa dengannya yang selalu mencuri pandang padaku tiap pelajaran di kelas berlangsung, tetapi dia baru kali ini nyengir seperti itu. Hiii aku jadi ngeri.
“waeyo? Kau menyengir kepadaku?” tanyaku sekenanya. Memang iya dia tersenyum padaku, di kelas hanya ada aku dan dia. Saat aku kembali menoleh padanya dia mengangguk cepat (wae/waeyo—kenapa?)
Dia menengadahkan tangannya meminta sesuatu, aku mengernyitkan mataku meminta penjelasan atas kelakuannya.
“eoddiga?” tanyanya sambil terus menengadah tangannya ke arahku (eoddiga—dimana?).
“mwo? waeyo?” aku balik bertanya dengan sedikit kesal (mwo—apa?).
“eye linerku !”
“Yak ! eye liner yang ma—“ sejenak aku teringat pula “kaukah masuk ke toilet namja?”
“ne ! WAE? Cepat kembalikan !” pintanya membentakku, ku serahkan segera eye liner itu.
“igo ! untung saja aku memungutnya dan tidak jadi memberikannya kepada Sehun” (igo—ini).
Dia beridiri dan mengambil eye liner miliknya ditanganku, tapi kenapa dia tersenyum penuh arti? Lalu kenapa pula dia tahu bahwa yang memungut eye liner itu adalah aku? Apa dia…
“kau gadis bodoh ! kau sembunyi disaat aku dan Chanyeol berada di wc?”
“kalau iya, kenapa? Coba Hyun-ah, ajarkan aku untuk memakai dan merawat eye liner dengan baik..” jinjja ! dia mendengar percakapanku. (jinjja—benar benar)
“aish, mati kau ditanganku !!”
“wah? Aku takut sekali Hyun-ah, kalau aku membocorkannya kepada semua orang pasti akan menjadi trending topic di sekolah kita” ejeknya berusaha menghindari kejaranku. Alhasil, aku dan gadis ituberlari mengelilingi bangku bangku di kelasku demi mendapatkan segenggam tangannya untuk kupatahkan.
Aku tahu kemampuan berlari yeoja tak akan sebanding dengan namja, saat aku mencoba memancingnya dengan gerakan lambat lari otomatis dia ikut memperlambat pergerakannya. Tapi sayang, ketika ikan lengah maka kucing akan mencengkram mangsanya. Aku pojokkan tubuhnya di salah satu sudut tembok, aku tak habis pikir jika kejadian ini terjadi ketika kelas ramai maka yang ada hanyalah salah paham semua teman temanku.
Aku mencengkram kedua tangannya, aku memang tidak mempunyai hati kepada setiap yeoja yang menaruh simpati padaku. Jadi untuk mematahkan tangannya saat ini tak perlu berfikir ulang, yang aku sesalkan jika aku mematahkan tangannya maka yang muncul pada pertanyaan orang lain adalah ‘apa motif seorang Byun Baekhyun mematahkan tangan Yoon Gi Na?’, jadi kuurungkan niatku demi menjaga rahasia dan harga diriku.
Dia menatap mataku yang hanya berjarak 15cm dengan matanya, tampaknya ada rasa takut dan kagum. Ah sudah kuduga kalau gadis ini telah lama menyukaiku dan salah satu dari bagian yeoja yang menggilaiku. Padahal namja di sekolah ini masih ada Sehun yang jauh lebih tampan dariku, tapi kenapa yeoja yang menyukaiku lebih menyusahkan.
“katakan apa yang kau inginkan?” tanyaku dingin padanya masih terus memandanginya, kini nafasnya yang terengah membelai pipiku. Segera kulepaskan cengkramanku dan menjauh dari tubuhnya.
“a-apa yang kuinginkan?” tanyanya mengulang pertanyaanku “aku kan sudah bilang ajari aku memakai eye liner ini. kau belum tuli kan?”
Tanpa basa basi lagi aku mengambil eye liner yang berada di tangannya dan secara perlahan mengoleskan cairan hitam itu di garis bawah matanya “diam, dan jangan protes apa yang akan ku lakukan” dia diam saja, dan begitu selesai aku menjauhkan tanganku juga mengembalikan lagi eye liner itu.
“gomawo..” ujarnya lirih dan menunduk (gomawo—terimakasih).
“seharusnya kau tidak perlu memakai eye liner, lingkaran matamu itu cukup besar dan tanpa perlu bantuan eye liner lagi” memang benar, matanya sudah sangat sempurna untuk apalagi dia menambah kosmetik semacam ini? hey aku mengakui matanya sempurna. Jangan biarkan ini, mata(adalah)garis hati. Ah sudahlah.
Author POV
Baekhyun pun pergi melenggang ke luar kelas, karena sebelum orang lain masuk dia tidak mau tertangkap kedapatan berdua dengan Gi Na.
Yoon Gi Na POV
Kenapa dia? Ahh mataku panas sekali ingin menangis bahagia. Tadi Baekhyun menggenggam pipiku, tanganku, aaa jangan biarkan ini hanya mimpi.
“Gi Na-ya, gwaechanayo?” (gwaenchana—tidak apa apa).
“ah gwaenchana. Kau dari mana?”tanyaku menghilangkan rona bahagiaku pada Azura.
“aku? Ke kantin. Tidakkah kau tadi ku ajak, kan kau bilang sendiri kalau kau ingin di kelas saja”
“ne, aku lupa !”
Akupun kembali berjalan untuk duduk di kursi bangkuku, Azura juga duduk di bangku samping kananku yang ditempati oleh Chanyeol.
“aku tidak salah kan? Kau memakai eye liner eoh?”
“ne, bagus tidak?” tanyaku dengan muka berseri seri bersiap untuk mendengarkan komentarnya.
“ah itu terlihat rapih bagaimana kau memakainya?” jujur apa aku harus mengatakan bahwa Baekhyun yang membantuku? “Gi Na-ya, kau tidak usah memakai itu. Matamu bagus dan bulat, pasti Baekhyun yang mengerti soal eye liner akan mengomentari habis habisan eye liner yang tertera di garis matamu itu”
Aku mengerutkan keningku, Baekhyun juga mengatakan bahwa mataku tak perlu memakai eye liner. apa itu tandanya dia mengakui keindahan mataku seperti apa yang dikatakan Azura? Haha benarkah?.
“YAK ! kau tidak waras senyam senyum sendiri..” aku tidak peduli kau berbicara apa Azura, aku senang. Batinku. Tapi kesenanganku menghilang ketika melihat Azura yang sedang membaca isi pesannya di iPhone-nya. Pasti dari Baekhyun.
-♥-
Hari ini aku pulang sendiri, Azura di jemput oppanya. Betapa enaknya yang diantar oleh kakak atau pacar mereka. Aku hanya mematung di depan halte menunggu bus datang.
“Gi Na-ya !!!!” suara siapa itu? Chanyeol?
“wae gurae?” tanyaku ketus saat dia berada di hadapanku. (wae gurae—kenapa?)
“aish biasa saja kalau kau melihatku. Aku ngeri pada matamu dan mata Baekhyun, sama sama tajam !” aku sebenarnya senang dibilang begitu tapi kembali pada apa urusannya sekarang sampai menyusulku kesini dengan motor gedenya.
“cepat katakana apa urusanmu !”
“iya aku baru saja akan mengatakannya. kembalikan eye liner punya Sehun !” eh ?! mau aku jitak kepalanya ini? dia menganggap aku mencuri eye liner orang lain?
“eye liner itu milikku yang ketinggalan di kamar kecil namja, bodoh !” pasti Baekhyun yang memberikan informasi sepotong sepotong pada namja selengean ini *dihujam Chanyeol*.
“tapi Baekhyun bilang …. Aaaiishh kenapa aku tidak dengar dengan baik?” terserah kau saja Chanyeol, melihatmu frustasi sekarang membuatku ingin tertawa.
“makannya ketika temanmu berbicara pandangi dia dan amati kata perkata, bukan karena ingin menyelesaikan masalahmu lalu kau sok belaga pahlawan kesini menyusulku !” aku tahu sekarang alasannya kesini, ya pasti karena ingin memperbaiki kesalahannya untuk mengantongi eye liner tersebut.
Mereka kan tadi berantem bisik bisik di sisiku, baboya !
“kenapa kau tahu alasanku ?” tanyanya dengan muka tanpa pahala .
“karena bangku kita bertetangga tuan Park !”
“ah iya, aku lupa ! Ck, kau pasti tidak habis pikir Baekhyun marah padaku gara gara tidak mau mengantongi eye liner yang kami duga itu adalah milik Sehun. Lucunya dia malah berusaha menyembunyikan sepatu footballku hanya karena masalah ini !”
“aku tidak peduli dengan deritamu Chanyeol, bagiku itu tidak penting !” lagi lagi aku berketus ria padanya saat dia turun di atas motornya dan malah berdiri berdampingan denganku. Apa dia bersikap seperti ini kepada semua orang?
“baiklah, aku tahu. Hey, kau juga alumni SMP Gangnam junior high school kan?” kenapa dia masih saja bisa mengenal wajahku lima tahun silam? “aku rasa kau menyukai Baekhyun dari SMP, karena tadi saja saat pelajaran olahraga kau mematung dengan pipi merahmu saat kau dapat giliran dengannya”
“siapa dirimu hah? Peramal? Jinjja Chanyeol-ah kenapa kau malah berbicara panjang lebar padaku? Seharusnya kau sudah pergi karena urusanmu itu sudah selesai !” entah kenapa merasa hatiku ditebak aku akan merasa panas dan mencapai kesabaran yang klimaks gara gara satu kepala ini ah tidak.. satu lidah ini yang tidak berhenti mengoceh “siapa suruh pula kau sebagai pelatih gadungan malah mempasangkan aku bermain dengannya, sudah tahu aku sangat sebal dan sangat ingin marah padanya!”
“ah arra, mungkin wajahmu merah karena menahan marah. Oh iya, satu hal yang ingin kutanyakan sebelum aku pergi”
“mwo? cepat katakan !”
“kenapa kau tadi ada di kamar kecil namja?” blush wajahku memerahkah?
“i..i..tu aku… aish aku salah masuk kamar mandi karena sakit perutku yang tak tertahankan !”
“oh begitu? Berarti kau mendengarkan pembicaraan kami soal eye liner?” mendengar pertanyaan itu aku sedikit berdehem menahan tawa, lalu ku gosokkan tanganku ke tengkukku seolah aku bergaya cool menunda jawaban.
“YAK ! kau menyebalkan !” umpat Chanyeol membuatku melongo, aku tanpa ingat kejadian tadi yang begitu cepat terjadi hanya mengerjapkan mata berkali kali. Bagaimana bisa Chanyeol setengah memelukku ketika ada sebuah motor nakal yang mengendarainya sangat kencang, jika Chanyeol tidak menggiringku untuk lebih merapat ke sisi jalan mungkin aku akan terserempet.
“apa yang kau lakukan !” dengan kesal aku masuk ke dalam bis sialan yang aku tunggu tunggu dari tadi dan baru datang sekarang.
-♥-
“kau sudah pulang chagiya?” tanya eomma melihatku dengan lesu memasuki ruang tamu. (chagiya—sayang)
“ne..” jawabku dengan nada lesu, ketika akan berlalu ke kamar aku seakan teringat sesuatu. Segera ku rogoh saku rok seragamku dan menghampiri eomma menyimpan benda itu ke tangannya.
“waeyo?”
“eomma jangan sekali kali melakukan hal menyusupkan itu lagi ke dalam tasku, aku hampir gila hari ini beberapa orang menyebut nama benda itu !” aku mengerucutkan bibirku tanda tidak suka.
“baiklah, eomma minta maaf. Sepertinya matamu juga tidak cocok dengan benda ini. buktinya meskipun kau memakainya dengan rapih tapi terasa hambar karena matamu lebih bagus tanpa itu !” aku yakin sekarang. Telingaku benar benar muak mendengar kalimat itu sudah tiga kali meluncur di bibir orang yang berbeda.
Well aku sangat lelah, dan tidak tahu apa yang terjadi besok. Kurasa mulai besok aku akan kubur dalam dalam rasa sukaku pada Baekhyun.
Author POV
“appa, ghamsahamnida sudah mengantarkanku pagi ini. annyeong ~” dengan senyum mengembang Gi Na keluar dari mobilnya setelah pamit pada appanya yang mengantarnya pergi ke sekolah.
Dari kejauhan Baekhyun dan Chanyeol duduk di bangku depan lapangan basket, dengan wajah kusut Baekhyun memperhatikan langkah Gi Na yang melompat lompat girang menuju ruangan kelasnya.
“Hyun-ah, kenapa kau tidak bilang bahwa eye liner itu memang milik Gi Na?”
“aku kan sudah bilang ! telingamu kemana saja?” Baekhyun sebenarnya malas menanggapi pertanyaan Chanyeol seputar masalah itu, tapi dia juga tidak bisa tidak melampiaskan kekesalannya pada sahabatnya itu.
“issh, kau masih marah padaku? Kan eye liner itu sudah dikembalikan ke tangan yang tepat, lagipula urusan itu bukan urusan kita lagi” Chanyeol bersungut saat menyadari tampang Baekhyun yang acuh tak acuh berbicara dengannya.
“jatuh ke tangan pacarmu maksudmu?” tiba tiba saja Baekhyun melontarkan kata yang membuat kedua halis Chanyeol bertaut.
“pacar? Pacarku?” Chanyeol mengulangi kata kata Baekhyun “demi tuhan Baekhyun, Gi Na bukan pacarku !”
“berpelukaaaan !!” Baekhyun lebih aneh memeragakan seolah dirinya itu berseru seperti Teletubbies yang akan berpelukan dengan tubbie lainnya.
“darimana kau tahu aku memeluknya?” Chanyeol teringat kejadian di halte kemarin.
“aku kemarin menyusulmu saat kau mengatakan ‘hah? Ada di Gi Na? baiklaah aku akan menyusulnya dan mengambil eye liner itu secepatnya dan mengembalikan itu pada Sehun. Kau tenang saja, asalkan sepatuku kau kembalikan aku akan melakukan apapun!’ dan itu seperti kesalah pahaman. Tapi yang ku lihat kau sedang bermesraan dengannya di halte” entah tanpa sadar Baekhyun menjelaskan dengan membuang muka di hadapan Chanyeol.
“begitukah?” PRENG ! Chanyeol merasa mengerti namun merasa ada yang janggal jika Baekhyun bertingkah malas bertemu dengannya hanya karena kejadian kesalah pahaman tentang ucapannya “aku pikir saat kau mengatakan ‘eye liner-nya ada di Gi Na!’ itu karena Gi Na yang akan mengembalikannya jadi aku menyusulnya supaya aku dimaafkan olehmu”
Setelah beputar putar tentang kekeliruannya Chanyeol mengangguk ngangguk dan diterima dengan tatapan sekilas Baekhyun yang lalu berdecak kesal lagi membuang muka. Chanyeol membelalak matanya heran.
“YAK ! kau kenapa? Kalau aku peluk gadis itu kenapa?” Chanyeol mengguncang guncangkan bahu Baekhyun agar menghadap ke arahnya “aish kau cemburu padaku?”
“ANIYO ! untuk apa aku cemburu pada kalian berdua?” dengan cepat kali ini Baekhyun menoleh ke Chanyeol dengan wajah panik.
“eeeeyyy Byun Baekhyun, kau .. ah itu keren, kau sedang jatuh cinta !” goda Chanyeol membuat berjuta asap ingin tercipta di hadapan Baekhyun demi menutupi wajahnya yang merah.
Baekhyun membuang mukanya dan lebih memilih melihat ke bawah memandangi sepatunya yang sangat tidak apa apa jika tidak dipandanginya.
“Baekhyun, jawab aku ! kau suka padanya?” Chanyeol terus memandangi wajah Baekhyun yang menunduk.
“entahlah, ketika aku melihat matanya aku merasa dadaku berdetak tidak karuan. Tahukah kau? Aku merasa dia wanita biasa yang menyukaiku” jawab Baekhyun dengan jujur . karena untuk apa dia menyembunyikannya? Dia rasa tidak akan bisa berbohong pada Chanyeol.
“itulah, makannya kau dengarkan kata kataku sejak dulu. Mata itu adalah rantai hati, dan bisa dibilang mata dan hati itu akan di hubungkan oleh sebuah garis yang disebut insting” Chanyeol memang tidak sedingin Baekhyun, jadi sangatlah mudah bagi Chanyeol untuk peka dengan semua yang ada di sekitarnya “haha kau merekam kata kataku tadi tidak Baekhyun? Bukankah itu terdengar sangat syahdu untuk dijadikan lagu ?”
“bodoh !” umpat Baekhyun menanggapi candaan tidak bermutu dari bibir Chanyeol yang tentu saja merusak suasana serius diantara mereka.
“meskipun aku bodoh, tapi aku tampan ! kau harus tahu itu”
Chanyeol POV
Bodoh? Kau yang bodoh Baekhyun. Perasaanmu sendiri saja harus gengsi. Dengar, itu adalah cinta pada pandangan pertama. Ah ani, sebenarnya bukankah Baekhyun dan Gi Na sering bertemu? Bahkan kita sekelas. Ditambah pula kita pernah menjadi anggota organisasi yang sama ketika di SMP dulu.
Mungkin cupid mempertemukan pandangan mereka. Kan Baekhyun juga bilang perasaannya muncul ketika matanya bertemu dengan mata Gi Na. haha terlintas pikiran berlian di otakku untuk menyatukan Baekhyun dan Gi Na, kurasa tidak susah. Yang ku tahu Gi Na adalah salah satu fans setia Baekhyun semenjak SMP, mungkin hanya saja Gi Na tidak se agresif gadis lain yang secara terang terangan memuja Baekhyun. Lalu sekarang Baekhyun juga mulai suka pada Gi Na, buktinya dia cemburu.
Siapa ya yang akan ku ajak kompromi? Ayollaaaahh jarang jarang si Bacon suka pada seorang gadis apalagi kepada salah satu fansnya. Ah dia? AZURA ! gadis berketurunan Jepang yang kini sedang berdiri di depan madding.
“Hyun-ah, aku harus pergi !”
“eoddiga?”
“ke tempat yang lebih menyenangkan. Anyyeong ~”
Ah masa bodoh sekarang Baekhyun melongo bak bayi keselek jengkol, aku hanya terus berjalan santai menghampiri gadis yang juga sekelas denganku dan Baekhyun. Aku sering melihat dia bercanda ria dengan sahabatnya yang juga sekelas. Ya siapa lagi kalau bukan Yoon Gi Na !
“Azura-ya !!” aku menepuk pundaknya yang sedang menghadap mading.
“YAK ! kau mengagetkanku. Waeyo? Mau pinjam buku kimia?”
“aish, kau menuduh saja. Aku mau meminjam kau !” cengirku yang mendapat tamparannya.
“kau pikir aku yeoja macam apa?” hah? Dia salah mengartikan. Aku memegang pipiku yang panas. Dapat kupastikan Baekhyun yang tidak jauh dari tempatku berdiri akan terbahak melihat kejadian ini.
“kau ini salah paham. Dengarkan dulu maksudku !”
“waeyo?”
“kau itu teman dekatnya Gi Na kan?”
Dia mengernyitkan matanya memiringkan kepalanya, gadis ini kenapa? Apakah tampangku ini memusingkan hingga dia berputar putar kepala seperti itu?
“kenapa menanyakannya?” tanyanya masih ketus padaku, dia beralih lagi ke depan papan mading sambil mengamati sebuah pamphlet yang tertempel disana.
“aku ingin memastikan dia itu benar benar suka pada Baekhyun atau tidak?” bagai sebuah magnet perkataanku berhasil membuat matanya menoleh padaku. Huh siapa yang tidak terkejut kalau seorang teman Baekhyun akan bertanya seperti ini? biasanya aku sama tidak menanggapinya yeoja yeoja yang mendekati Baekhyun, tapi entahlah aku ingin membantu Baekhyun kali ini ah ani membantu yeoja itu untuk bisa bersama Baekhyun.
“mollayo Canyeol-ah .. “ meski tidak ada nada ketus tapi bicaranya seakan datar. Ada apa lagi ini?
Author POV
“wae?” Chanyeol menyelidik pandangannya pada Azura yang kini beringas kembali.
“aish, ….. “ tanpa menjawab pertanyaan Chanyeol, Azura berjalan tergesa meninggalkan segurat kebingungan yang melingkupi Chanyeol.
-♥-
Jam pulang sudah terlewat lima menit yang lalu, tapi Gi Na dan Baekhyun belum pulang karena mereka kebagian piket untuk hari besok. Gi Na dari tadi hanya menyapu sebagaimana mestinya, tapi tidak bagi Baekhyun dia bertugas menghapus papan tulis dan mengangkat bangku tapi pandangannya tidak beralih dari Gi Na yang menunduk memandangi lantai yang disapunya.
“Baekhyun-ah, Gi Na-ya, aku pulang dulu ya. Tugasku hanya mengelap lantai, jadi biar besok aku datang kesini lebih pagi” ujar Lee Ah Ra teman yang juga kebagian piket dengan Gi Na dan Baekhyun.
“ne, tepati tugasmu itu !” sahut Baekhyun, tapi Gi Na tidak menanggapinya dan terus menekuni kegiatan menyapunya. Ah Ra mengangguk cepat dan berlari keluar kelas.
Baekhyun kembali menatap Gi Na, tapi tak ada perubahan dia masih tetap menunduk dan menyapu. Baekhyun pun mengambil ember untuk diisi air agar besok Ah Ra tinggal mengepel tanpa harus membawa air.
Gi Na POV
Hah akhirnya dia keluar juga, aku bisa bisa sesak nafas jika dia terus berada disini. dari tadi aku hanya menatap lantai berkonsentrasi menyapu, aku yakin jika aku menatap wajahnya barang sedikit pasti akan salah tingkah. Andai rumahku dekat dengan sekolah seperti Ah Ra, pasti aku akan lebih memilih besok datang pagi untuk mengerjakan piketku.
Dulu aku sangat senang ketika wali kelasku membagikan jadwal piket dan aku kebagian bersama Baekhyun, tapi rasanya sekarang aku ingin pindah piket untuk menghindari intensitas bertemu dengannya seperti ini. berdua? Aku baru sadar pula kalau saat ini aku hanya berdua dengannya. Padahal aku sedang berusaha untuk tidak menyukainya lagi, bukan hanya karena aku sudah lelah tetapi belakangan kemarin Azura bilang kalau dia suka pada Baekhyun sejak pertama masuk SMA, ya aku sudah terlebih dulu bilang pada Azura kalau aku menyukainya dari kelas 2SMP. Azura sadar bahwa kita menyukai orang yang sama, dia bilang untuk bersaing secara sportif .
Azura sama denganku tidak terlalu fanatik pada Baekhyun, tapi diam diam Azura selalu mengirim pesan singkat pada Baekhyun dengan nama yang disamarkan. Azura selalu memberi perhatian pada Baekhyun meski Baekhyun hanya membalas pesannya dengan dua kata ‘ne gomawo’. Tapi setidaknya Azura telah maju beberapa langkah denganku.
Tak terasa aku menyapu hampir selesai dan tinggal mencari tong sampah untuk dibuang, ketika memungut sampah sampah itu untuk dimasukan ke dalam tong sampah tiba-tiba ada tangan lain yang juga ikut memungut. Aku melihatnya, ya dia Baekhyun yang sudah kembali setelah tadi dia membawa air. Tapi aku buru buru menunduk lagi dan menggelengkan kepalaku. Jujur aku gugup. Aku takut jika kejadian kemarin saat dia menghimpitku di tembok akan terulang. Aish kenapa aku seperti mengharapkan lagi kejadian itu?
“biar aku yang membuangnya..” ujarnya sambil berdiri dan meraih kantong kresek besar di tanganku.
“tidak usah, ini pekerjaanku !” aku merebut lagi kresek itu dan berlalu pergi tanpa memandang wajahnya lagi.
Setelah selesai membuang aku mencuci tanganku dan beralir jalan ke kelasku, kulihat pintu kelas sudah tergembok. Aigoo bagaimana ini? tasku ada di dalam.
“tasmu sudah ku bawakan. Igo !” suara Baekhyun mengagetkanku dari belakang, akupun menerima tasku dari uluran tangannya.
“gomawo..” balasku pelan bersiap pergi tapi tangannya menahanku.
“kau lupa sesuatu .” ucapnya membuatku menoleh tapi masih tetap tidak melihat wajahnya, aku hanya mampu melihat sepatunya.
“mwo?”
“kau lupa memandangku, bisakah aku melihat matamu?” DEG ! kenapa dia? Apa dia hanya membuatku GR? Aniyaa mungkinkah dia ingin mempermainkanku karena dia tahu aku menyukainya . tapi siapa yang memberi tahunya? LALU KENAPA PULA DIA TAHU SELAMA INI AKU SELALU MEMANDANG MUKANYA?? Jantungku terasa berdetak kuat, malu.
“kumohon, simpanlah egomu ..” ucapnya lagi meraih daguku yang membuatku sukses melihat wajahnya yang kini berseri. Tidak ada lagi wajah dinginnya yang selalu dia tampakan ketika berhadapan denganku.
“apa kau tahu bahwa aku—“
“ya aku tahu bahwa kau menyukaiku, aku sering melihatmu sedang memperhatikanku ketika kita sedang belajar. Meskipun terhalang oleh Chanyeol tapi aku dapat melihat tingkahmu. Juga untuk apa kau bengong melihatku ketika bermain kasti kalau itu tandanya kau terpesona padaku?”
Omoo BINGO ! dia pintar menebak. Atau mungkin aku yang bodoh menampakan kesukaanku meski aku menutupinya? Sedikit narsis memang pernyataannya yang barusan, tapi dapat kunilai bahwa pernyataannya itu tidak melenceng sama sekali.
“mianhae Baekhyun-ah, aku…” entah apa yang kupikirkan, hanya dengan cara ini aku menyembunyikan Maluku. Aku membungkuk meminta maaf padanya beberapa kali.
Baekhyun POV
Eh?! Kenapa dia membungkuk seperti itu? Maaf?
“untuk apa kau minta maaf?” tanyaku heran. Dia melihatku “ne?”
“kau tak perlu minta maaf, atau kau keberatan jika aku ingin melihat matamu?” apa yang kukatakan? Ini pertanyaan bodoh. Basa basi mungkin .
“aniyo, bukan begitu. Aku hanya merasa malu telah ketahuan olehmu” dia secara tidak langsung mengakui kalau dia menyukaiku, tapi dia malah memberengut kesal memalingkan mukanya untuk menyembunyikan rona merah di pipinya.
“kalau begitu lihat aku !” meski ragu dia menolehkan wajahnya ke arahku, mataku yang sedari tadi menanti kini seperti telah menemukan pasangan mataku. Seakan ada yang lebih lengkap ketika manik matanya berhasil ku tatap, bersiulkan dentuman keras di dada menandakan inikah namanya jatuh cinta.
Dari mata turun ke hati, ah ini keren ! benar aku sedang jatuh cinta. Mulai dari keberanianku untuk melihatnya, membantunya memungut sampah tanpa rasa jijik, lalu dengan sukarela menunggu dan membawakan tasnya. Pengorbanan di balik arti sebuah kata suka, tidak ! harus ku ralat, aku mencintainya.
“Baekhyun-ah, jangan menatapku seperti itu..”
“biarkan begini, bukankah menatap mata orang yang kita sayangi sangat menyenangkan?” dalam hati aku mengumpat diriku sendiri yang berani beraninya mengucapkan kata kata yang akan dianggap sebagai gombalan. Dia hanya tersenyum simpul dan menunduk, terimakasih tuhan kau telah membisikan padanya bahwa itu bukan hanya sebuah gombalan.
“jangan begitu, itu hanya berlaku untukku. Cukup aku Baekhyun” dia mengigit bibir bawahnya, senyum simpul semanis tadi hilang tergantikan oleh raut wajah gelisah di dalamnya “jangan sakiti hati Azura secara bersamaan denganku” lanjutnya.
Aku tertohok. Azura? Chingunya? Seorang gadis Jepang itu? Apa dia juga menyukaiku? Kupikir sifatnya yang cuek itu menandakan bahwa Azura mendukung perasaan Gi Na padaku, nyatanya diantara perasaan suka Gi Na padaku tersimpan konflik persahabatan. Persetan itu semua !
“kalau aku dengan tega bicara pada Azura bahwa aku menyukaimu bagaimana?” tanyaku dengan nada … yeah menantang.
“mwo? andwae !!!” jeritnya dengan mata membulat, lucu sekali gadis ini. (andwae—jangan)
“aku akan mengatakannya” aku tak bergeming, malah mempersempit jarak diantara kami . dia hanya terdiam berhadapan dengan dadaku, aku dekap kepalanya dengan lembut hingga hembusan nafasnya kini terasa hangat menabrak dadaku yang berada di depan mukanya. Pendek bukan dia? *dipancung Gi Na*
“dengar baik baik, aku akan mengatakannya sekali. Ini sulit kupahami sebelumnya, tapi bisakah kau memahami semua ini dengan hatimu?” kataku. Dia mengangguk tanda setuju, masih ku dekap dia sambil mengelus kepalanya “aku tak tahu ini roman picisan atau cinta sesaat, tapi entah kenapa semua itu terjadi hanya dalam kurun waktu satu hari setelah kejadian kemarin. Aku melihat matamu. Aku melihat cinta yang kentara di dalam hatiku ketika melihat matamu”
“… mengertilah Yoon Gi Na, aku tidak mungkin melepasmu hanya karena temanmu itu. Aku sulit merasakan perasaan ini dan baru kali ini aku mendapatkannya kembali setelah sekian lama. Aku menyukaimu bukan karena kau adalah fansku, haha ini narsis. Tapi Gi Na-ya, bisakah kau tahu apa arti ungkapan yang pantas untukku saat ini?” aku melepas dekapanku dan menatap matanya yang berkaca kaca, dia menggeleng tanda tak tahu.
“matamu adalah sebuah tali yang menghubungkan hatiku padamu. Ingatkah orang orang selalu mengatakan cinta itu datang dari mata turun ke hati?” kali ini dia mengangguk “itulah ! aku bisa jatuh hati padamu hanya lewat matamu. It’s wonderful , touch it if you can’t believe to me !” aku menuntun matanya memegang dadaku dimana jantungku yang bersarang kini berdetak tidak normal.
genre : romance, friendship
main cast : Baekhyun, Chanyeol, Gi Na, Azura
support song : Super Junior – your eyes
Annyeong chingudeul yang juga termasuk para exotic yang kece kece termasuk saya, ehem perkenalkan choneun Shofi imnida. keundae kalian panggil aja shofi-jong ! ingat ‘jong’ ya bukan ‘zonk’ -___-. OKE ! JONG itu nama nama suami author, Jong Woon (yesung) dan Jong In (Kai) . haha *heh author siapa juga yang nanya LO?!* okelah readers ini FF memang bukan castnya bias author di Exo tapi suka merasa lucu aja sama karakter kedekatan Baekhyun dan Chanyeol. diharapkan NO BASH, NO FLAGIATOR, NO SILENT ! meski FF dipandang rendah tapi pasti reader yakin bahwa FF juga salah satu karya tulis yang patut kita jungjung tinggi !
HAPPY READING !!!!!!!!!
***
“yak ! lempar bolanya babo !”
(babo—bodoh) teriak seorang namja (namja—laki laki) yang beringas kesal
akan gadis yang hanya melongo tak jauh di hadapannya.
“apa? Kau bilang aku babo? Hey kau Byun Baekhyun, kau pikir eye liner yang
kau pakai itu tidak bodoh?” teriak yeoja (yeoja—perempuan) yang tadi
diteriaki namja bernama Baekhyun itu. Dia baru sadar dari lamunannya
-__-.“entahlah Yoon Gi Na, aku tidak tahu, Ppali ! lempar bola itu!!” sahut lagi namja berambut keriting keemasan di barisan penonton (ppali—cepat)
Yeoja yang dari tadi diteriaki oleh kedua namja sekaligus itu mendelik tajam pada namja keriting yang sekarang ciut duduk kembali di kursinya setelah sempat berdiri karena kesal dari tadi permainan bola kasti di jam pelajaran olahraga, sedikit terhambat karena yeoja -bernama Yoon Gi Na- melamun mendapat bola dari Baekhyun.
“aish, arraso tadi aku hanya sedikit pusing ! bersiaplah Byun Baekhyun !” ujar Gi Na dengan seringainya kembali menoleh kepada Baekhyun yang sudah mengangkat tongkat kastinya untuk memukul bola yang dilempar Gi Na. (arraso—baiklah/ aku mengerti)
Gi Na meniup bola yang dipegangnya seakan bola itu adalah kunci kekesalannya kepada Baekhyun yang dari tadi memasang muka masam disaat dirinya melamun tentang Baekhyun pula yang diam diam dia sukai semenjak duduk di bangku 2SMP.
Setelah pekerjaannya selesai membuat jimat pada bola itu lantas Gi Na melempar bolanya tepat setelah dia teriak “hiyaaaaaaaaaaaaaaaaaa” sontak Lkastinya itu sendiri.
Baekhyun kini memejamkan mata indahnya karena tidak bisa melihat bola yang akan dipukulnya tidak jelas terlihat, dengan keyakinan yang berasal dari hatinya Baekhyun mengayunkan tongkat kastinya ke depan sambil tetap terpejam. Si namja rambut keriting –alias- Chanyeol mengumpat mati matian dengan sikap tolol Baekhyun yang seakan akan bisa melihat bola kilat itu diantara gelap matanya yang terpejam. Benar ! Chanyeol semakin merutuk kesal ketika pukulan Baekhyun meleset tidak mengenai bola, bola itu bukan mengarah ke bawah sebagaimana mestinya dan secara otomatis pula akan tertangkap oleh orang yang berada di belakang Baekhyun. Dengan mulus bola itu melayang di atas dan ohoooow mengenai alis kanan Baekhyun.
Semuanya ber’aigo’ria melihat “tragedi bola menyentuh alis Baekhyun”. Para gadis pun begitu. Mereka iri mengapa bola bisa menyentuh bagian tubuh Baekhyun? Padahal mereka sendiri sejaripun tak pernah. Tapi diantara mereka yang menyukai Baekhyun hanya seorang gadis yang berbahagia, iya dia Yoon Gi Na yang membuat “tragedi bola menyentuh alis Baekhyun” itu. Dia sangat kesal dikatai bodoh oleh namja yang dia sukai, oke dia masih bisa terima dengan sikap dingin dan angkuh namja itu tapi masa iya dibilang dia gadis ‘bodoh’?
Kembali kepada senyuman picik Gi Na priiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttt!!!!!!!!!!!!!!
Yoon Gi Na POV
Priiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttt !!!!!!! aish suara periwit siapa itu? Guru olahraga kan sedang ada urusan? Aku menengok ke kanan dan ke kiri di lapangan. Senyum kemenanganku yang dari tadi mengembang kini terjatuh lagi . bagaimana tidak? Lihat bung ! si Baekhyun yang tadi mengataiku ‘bodoh’ itu masih berdiri angkuh.
“Gi Na-ya ! kenapa kau senyam senyum sendiri? Lempar bolanya !” teriak dari arah sampingku.
Heheh heheh aku hanya tersinyum kikuk memegang perutku, ternyata aku sudah kedapatan dua kali melamun di dalam lapangan. Bekhyun? Ah aku tidak berani lagi menatapnya. Dia hanya mendengus kesal. Lalu si Chanyeol masih saja meniup niup periwit yang tadi telah membangunkan khayalku. Sialaaan !!
“ah mianhae, aku ingin ke belakang ! rasanya perutku… awwhh !” rintihku pura pura memegangi perutku . (mianhae—maafkan aku)
Semuanya mendesah kecewa, aku yakin Azura temanku nantinya akan terbahak bahak akan sandiwaraku ini. semua orang telah menanti nanti dari tadi pukulan maut dari Baekhyun lewat lemparan bolaku, tapi sayangnya semua itu harus terkubur oleh lamunanku tadi. Buru buru aku beringsut dari lapangan dan menuju kamar mandi sebelumnya membawa tas perlengkapanku dari loker ke kamar mandi. Sepanjang perjalanan aku hanya terus memegangi perutku tanpa melihat jalan, saat masuk wc aku sangat lega.
Ku tatap pantulan diriku di cermin besar di depan washtafle dengan seksama “Yak ! Yoon Gi Na, tidakkah kau terlalu cantik untuk ukuran Baekhyun yang kau sukai?” tanyaku pada bayangan cermin itu. Karena tidak mendapat jawaban aku membasuh mukaku lalu mengeringkannya dengan tisu yang ada di tas perlengkapanku yang kuambil tadi.eh? omo? Apa ini? eye liner? (omo=omg).
Kenapa benda ini ada di dalam tas perlengkapan kecantikanku? Pasti eomma yang menaruhnya. Maunya apa sih? Aku memakai vinny saja itu sudah terbilang ‘lumayan’ menurutku (eomma—ibu)
Seketika aku teringat pada sesosok namja yang selalu memakai eye liner, yaaaaaaa Baekhyun ! aku menyukainya karena matanya, saat itu kami menginjak kelas 2SMP . pada saat itu aku dan dia sama sama sedang di hukum karena terlambat ke sekolah. Ditengah hukuman kami saling menoleh dan pandangan kami bertemu, aku langsung terpaku melihat olesan garis hitam di bawah matanya. Kyeopta ! (kyeopta—cakep, lucu, menggemaskan). Tapi dia malah berteriak “Yak ! Apa yang kau lihat? Kau ini yeoja kelas 2SMP tapi terlalu polos seperti anak SD !” huh menyebalkan, padahal waktu itu dia juga baru kelas 2SMP? Masa iya dia merasa bahwa tampangnya itu berupa orang dewasa? Padahal mukanya sangat lucu seperti anak TK.
Kreekk !!
Suara pintu kamar kecil ini terbuka, aku kembali terhenyak meratapi kepanikanku. Disini banyak sekali tempat buang air kecil berdiri untuk namja? Berartiiii.. tanpa berfikir panjang aku masuk ke salah satu bilik kamar kecil untuk buang air besar. Nafasku terengah dan duduk di atas kloset yang tertutup.
“yeol-ah, apakah kau berfikir yeoja itu lucu?” suara siapa itu? Jangan bilang itu suara …. Aku menengok ke celah bawah pintu bilik kamar kecil dan melihat sepatu yang dikenakan suara namja yang berbicara tadi. Itu sepatu Baekhyun. Aku tahu persis. Aaaah eottoke? (eottoke—bagaimana).
“ne, kurasa begitu. Tahukah kau Hyun-ah? Haha mukanya polos sekali menghadapi kenyataan bahwa dia telah dicium olehku” aish menjijikan ! itu pasti suara si keriting domba Chanyeol itu *dibakar Chanyeol*. Mereka hening, hanya lenguhan dan suara air gemericik yang terdengar, ah pasti mereka sedang buang air kecil. Ya Tuhan, eomma dan appa ampunilah telinga anakmu ini (appa—ayah).
“Baekhyun, bukankah si Gi Na itu teman se SMP kita kan?” apa apa? Chanyeol membicarakan tentangku pada Baekhyun? Ku siapkan telingaku yang lebar ini untuk mendengarkan *dibakar Gi Na*.
“ah aku tidak ingat pasti, tapi kenapa kau menanyakan teman teman SMP kita? Kita kan sekarang sudah kelas 3 SMA?”
“haha benar lupakan saja, aku hanya mengingat wajahnya” HAHA muak sekali ketawamu Chanyeol-ah “eh? Hyun-ah kau membawa eye liner kesini?”
“aniya, itu milik siapa ya? Sampai ada di sini” mulutku sedikit menganga ah itu pasti eye liner eommaku yang tadi aku tinggalkan di dekat washtafle. (aniya/aniyo/ani—tidak).
“aku pikir itu punyamu. Siapa lagi coba cowok yang suka pake eye liner di sekolah ini selain kau”
“enak saja! Sehun juga selalu memakainya” mendengar percakapan mereka aku sih udah gak tahan pengen ketawa ketawa. Ternyata bukan hanya yeoja yang suka berbicara tentang make up. Ckckck.
“oh begitu? Terus aku harus bilang WOW padamu Baekhyun-ah? Haha”
“diam kau ! tapi mungkin saja ini milik Sehun, kalau aku kan meskipun pakai eye liner tapi hanya memakainya sekali. Perlu kau tahu, aku kan pandai merawat dan memakai eye liner” bangga sekali Baekhyun ini tentang keahliannya. Meskipun banyak segudang keahliannya yang bisa membuatku berdecak kagum tapi ternyata diantara keahliannya itu aku sangat tertarik dengan keahliannya yang satu ini.
“ah kau ini banyak bicara Hyun-ah. Apakah ada lip liner agar bibirmu juga mempunyai garis hitam sama dengan matamu” Chanyeol aku bersumpah kalau aku tidak sadar sedang bersembunyi pasti aku akan tertawa mendengar banyolanmu .
Pletakk ! suara pukulan kah itu? Yak ! awas kau Chanyeol berani memukul Baekhyun “sudah cepat ! kita bawa saja benda ini nanti kalau bertemu Sehun kita kembalikan”
“Yak ! Baekhyun babo, kenapa kau memukul kepalaku?” oh ternyata Canyeol yang dipukul, arraso. chukkae Canyeol (chukkae—selamat).
Aku masih mematung melihat lantai di bilik wc ini, suara pintu tertutup meyakinkanku untuk keluar. Eng-ing-eng betapa membosankannya mendengar percakapan seseorang yang kita idolakan tanpa harus berbuat apa apa. Tapi masalahnya kini eye liner itu bukan milik Sehun, tapi milikku. Ottoke? Ah biarkan saja, Baekhyun mempunyai kartu mati di tanganku .
Sekarang jam berapa? Ah aku harus buru buru keluar, setelah berhasil keluar aku sempatkan dulu melihat pintu wc tadi aku masuk. Dan benar, aku salah masuk wc aigoooo (aigo—ya ampun).
Byun Baekhyun POV
“Canyeol coba kau kantongi eye liner ini dalam kantong celanamu” pintaku setelah kita duduk di kelas.
“sirheo, aku bukan E.L.G arrachi?” tolak Canyeol dengan muka sebalnya (sirheo—tidak mau) (arrachi=arraso).
“kau ini !” saat ingin menjitaknya kembali ternyata Shin Seonsangnim sudah masuk ke kelas (seonsangnim—guru).
“annyeong, jwesonghamnida seonsangnim. Aku tadi ke toilet dulu !” (jwesonghamnida—mohon maaf(formal)).
“ne, kau duduklah cepat !”
Gadis itu duduk di bangkunya yang berada di sisi kiri Chanyeol, ah yeoja babo itu. Apa urusannya di kamar mandi dari tadi sehingga baru selesai sekarang?
“yeol-ah, maksudmu apa tadi? E.L.G?” aku masih penasaran dengan yang tadi Chanyeol katakan, maka dari itu saat Shin Seonsangnim sedang menerangkan aku berbisik di telinganya.
“ah itu? Sebuah singkatan, Eye Liner Gank” seketika hatiku melengos merasa menyesal telah bertanya pada orang macam Chanyeol, baboya kau Baekhyun mau saja penasaran dengan singkatan aneh made in Chanyeol, dia hanya nyengir menanggapi candaannya sendiri.
Selama pelajaran berlangsung aku jujur saja tidak memperhatikan, aku agak tidak suka dengan pelajaran Biologi. Bayangkan saja pembahasannya selalu mengenai organel yang ukurannya termasuk mikro, biarlah Tuhan yang hanya tahu bentuk pasti organel tersebut janganlah kita sebagai manusia sok tahu tentang bentuk organel yang bukan ciptaan kita sendiri. Aku selalu geli melihat gambar gambar yang berada di papan tulis, emm ceritanya itu adalah sebuah tiruan tapi karena kemungkinan Shin Seonsangnim itu tidak mempunyai bakat menggambar jadilah gambar yang selalu kuberi nama seperti : epidermis gaje, korteks gaje, bunga karang gaje, ahh pokoknya gambarnya gaje deh (gaje—gak jelas *wkwk).
Kriiiinnggg !!! yeah bel istirahat ternyata tak terasa berbunyi. Chanyeol yang berada di sisiku langsung beringsut ke kantin. Aku biasanya selalu diajak tetapi karena tadi setelah aku menyebutkan sumpah serapah untuk tidak menegurnya hari ini setelah penjelasan E.L.G dia tidak berani dekat dekat dengan mukaku yang masam tiap kali menoleh padanya.
Kulihat ke sisi kiri. Eoh? Kenapa yeoja bernama Yoon Gi Na itu nyengir kepadaku yang sedang kebetulan menoleh padanya. Aku memang sudah terbiasa dengannya yang selalu mencuri pandang padaku tiap pelajaran di kelas berlangsung, tetapi dia baru kali ini nyengir seperti itu. Hiii aku jadi ngeri.
“waeyo? Kau menyengir kepadaku?” tanyaku sekenanya. Memang iya dia tersenyum padaku, di kelas hanya ada aku dan dia. Saat aku kembali menoleh padanya dia mengangguk cepat (wae/waeyo—kenapa?)
Dia menengadahkan tangannya meminta sesuatu, aku mengernyitkan mataku meminta penjelasan atas kelakuannya.
“eoddiga?” tanyanya sambil terus menengadah tangannya ke arahku (eoddiga—dimana?).
“mwo? waeyo?” aku balik bertanya dengan sedikit kesal (mwo—apa?).
“eye linerku !”
“Yak ! eye liner yang ma—“ sejenak aku teringat pula “kaukah masuk ke toilet namja?”
“ne ! WAE? Cepat kembalikan !” pintanya membentakku, ku serahkan segera eye liner itu.
“igo ! untung saja aku memungutnya dan tidak jadi memberikannya kepada Sehun” (igo—ini).
Dia beridiri dan mengambil eye liner miliknya ditanganku, tapi kenapa dia tersenyum penuh arti? Lalu kenapa pula dia tahu bahwa yang memungut eye liner itu adalah aku? Apa dia…
“kau gadis bodoh ! kau sembunyi disaat aku dan Chanyeol berada di wc?”
“kalau iya, kenapa? Coba Hyun-ah, ajarkan aku untuk memakai dan merawat eye liner dengan baik..” jinjja ! dia mendengar percakapanku. (jinjja—benar benar)
“aish, mati kau ditanganku !!”
“wah? Aku takut sekali Hyun-ah, kalau aku membocorkannya kepada semua orang pasti akan menjadi trending topic di sekolah kita” ejeknya berusaha menghindari kejaranku. Alhasil, aku dan gadis ituberlari mengelilingi bangku bangku di kelasku demi mendapatkan segenggam tangannya untuk kupatahkan.
Aku tahu kemampuan berlari yeoja tak akan sebanding dengan namja, saat aku mencoba memancingnya dengan gerakan lambat lari otomatis dia ikut memperlambat pergerakannya. Tapi sayang, ketika ikan lengah maka kucing akan mencengkram mangsanya. Aku pojokkan tubuhnya di salah satu sudut tembok, aku tak habis pikir jika kejadian ini terjadi ketika kelas ramai maka yang ada hanyalah salah paham semua teman temanku.
Aku mencengkram kedua tangannya, aku memang tidak mempunyai hati kepada setiap yeoja yang menaruh simpati padaku. Jadi untuk mematahkan tangannya saat ini tak perlu berfikir ulang, yang aku sesalkan jika aku mematahkan tangannya maka yang muncul pada pertanyaan orang lain adalah ‘apa motif seorang Byun Baekhyun mematahkan tangan Yoon Gi Na?’, jadi kuurungkan niatku demi menjaga rahasia dan harga diriku.
Dia menatap mataku yang hanya berjarak 15cm dengan matanya, tampaknya ada rasa takut dan kagum. Ah sudah kuduga kalau gadis ini telah lama menyukaiku dan salah satu dari bagian yeoja yang menggilaiku. Padahal namja di sekolah ini masih ada Sehun yang jauh lebih tampan dariku, tapi kenapa yeoja yang menyukaiku lebih menyusahkan.
“katakan apa yang kau inginkan?” tanyaku dingin padanya masih terus memandanginya, kini nafasnya yang terengah membelai pipiku. Segera kulepaskan cengkramanku dan menjauh dari tubuhnya.
“a-apa yang kuinginkan?” tanyanya mengulang pertanyaanku “aku kan sudah bilang ajari aku memakai eye liner ini. kau belum tuli kan?”
Tanpa basa basi lagi aku mengambil eye liner yang berada di tangannya dan secara perlahan mengoleskan cairan hitam itu di garis bawah matanya “diam, dan jangan protes apa yang akan ku lakukan” dia diam saja, dan begitu selesai aku menjauhkan tanganku juga mengembalikan lagi eye liner itu.
“gomawo..” ujarnya lirih dan menunduk (gomawo—terimakasih).
“seharusnya kau tidak perlu memakai eye liner, lingkaran matamu itu cukup besar dan tanpa perlu bantuan eye liner lagi” memang benar, matanya sudah sangat sempurna untuk apalagi dia menambah kosmetik semacam ini? hey aku mengakui matanya sempurna. Jangan biarkan ini, mata(adalah)garis hati. Ah sudahlah.
Author POV
Baekhyun pun pergi melenggang ke luar kelas, karena sebelum orang lain masuk dia tidak mau tertangkap kedapatan berdua dengan Gi Na.
Yoon Gi Na POV
Kenapa dia? Ahh mataku panas sekali ingin menangis bahagia. Tadi Baekhyun menggenggam pipiku, tanganku, aaa jangan biarkan ini hanya mimpi.
“Gi Na-ya, gwaechanayo?” (gwaenchana—tidak apa apa).
“ah gwaenchana. Kau dari mana?”tanyaku menghilangkan rona bahagiaku pada Azura.
“aku? Ke kantin. Tidakkah kau tadi ku ajak, kan kau bilang sendiri kalau kau ingin di kelas saja”
“ne, aku lupa !”
Akupun kembali berjalan untuk duduk di kursi bangkuku, Azura juga duduk di bangku samping kananku yang ditempati oleh Chanyeol.
“aku tidak salah kan? Kau memakai eye liner eoh?”
“ne, bagus tidak?” tanyaku dengan muka berseri seri bersiap untuk mendengarkan komentarnya.
“ah itu terlihat rapih bagaimana kau memakainya?” jujur apa aku harus mengatakan bahwa Baekhyun yang membantuku? “Gi Na-ya, kau tidak usah memakai itu. Matamu bagus dan bulat, pasti Baekhyun yang mengerti soal eye liner akan mengomentari habis habisan eye liner yang tertera di garis matamu itu”
Aku mengerutkan keningku, Baekhyun juga mengatakan bahwa mataku tak perlu memakai eye liner. apa itu tandanya dia mengakui keindahan mataku seperti apa yang dikatakan Azura? Haha benarkah?.
“YAK ! kau tidak waras senyam senyum sendiri..” aku tidak peduli kau berbicara apa Azura, aku senang. Batinku. Tapi kesenanganku menghilang ketika melihat Azura yang sedang membaca isi pesannya di iPhone-nya. Pasti dari Baekhyun.
-♥-
Hari ini aku pulang sendiri, Azura di jemput oppanya. Betapa enaknya yang diantar oleh kakak atau pacar mereka. Aku hanya mematung di depan halte menunggu bus datang.
“Gi Na-ya !!!!” suara siapa itu? Chanyeol?
“wae gurae?” tanyaku ketus saat dia berada di hadapanku. (wae gurae—kenapa?)
“aish biasa saja kalau kau melihatku. Aku ngeri pada matamu dan mata Baekhyun, sama sama tajam !” aku sebenarnya senang dibilang begitu tapi kembali pada apa urusannya sekarang sampai menyusulku kesini dengan motor gedenya.
“cepat katakana apa urusanmu !”
“iya aku baru saja akan mengatakannya. kembalikan eye liner punya Sehun !” eh ?! mau aku jitak kepalanya ini? dia menganggap aku mencuri eye liner orang lain?
“eye liner itu milikku yang ketinggalan di kamar kecil namja, bodoh !” pasti Baekhyun yang memberikan informasi sepotong sepotong pada namja selengean ini *dihujam Chanyeol*.
“tapi Baekhyun bilang …. Aaaiishh kenapa aku tidak dengar dengan baik?” terserah kau saja Chanyeol, melihatmu frustasi sekarang membuatku ingin tertawa.
“makannya ketika temanmu berbicara pandangi dia dan amati kata perkata, bukan karena ingin menyelesaikan masalahmu lalu kau sok belaga pahlawan kesini menyusulku !” aku tahu sekarang alasannya kesini, ya pasti karena ingin memperbaiki kesalahannya untuk mengantongi eye liner tersebut.
Mereka kan tadi berantem bisik bisik di sisiku, baboya !
“kenapa kau tahu alasanku ?” tanyanya dengan muka tanpa pahala .
“karena bangku kita bertetangga tuan Park !”
“ah iya, aku lupa ! Ck, kau pasti tidak habis pikir Baekhyun marah padaku gara gara tidak mau mengantongi eye liner yang kami duga itu adalah milik Sehun. Lucunya dia malah berusaha menyembunyikan sepatu footballku hanya karena masalah ini !”
“aku tidak peduli dengan deritamu Chanyeol, bagiku itu tidak penting !” lagi lagi aku berketus ria padanya saat dia turun di atas motornya dan malah berdiri berdampingan denganku. Apa dia bersikap seperti ini kepada semua orang?
“baiklah, aku tahu. Hey, kau juga alumni SMP Gangnam junior high school kan?” kenapa dia masih saja bisa mengenal wajahku lima tahun silam? “aku rasa kau menyukai Baekhyun dari SMP, karena tadi saja saat pelajaran olahraga kau mematung dengan pipi merahmu saat kau dapat giliran dengannya”
“siapa dirimu hah? Peramal? Jinjja Chanyeol-ah kenapa kau malah berbicara panjang lebar padaku? Seharusnya kau sudah pergi karena urusanmu itu sudah selesai !” entah kenapa merasa hatiku ditebak aku akan merasa panas dan mencapai kesabaran yang klimaks gara gara satu kepala ini ah tidak.. satu lidah ini yang tidak berhenti mengoceh “siapa suruh pula kau sebagai pelatih gadungan malah mempasangkan aku bermain dengannya, sudah tahu aku sangat sebal dan sangat ingin marah padanya!”
“ah arra, mungkin wajahmu merah karena menahan marah. Oh iya, satu hal yang ingin kutanyakan sebelum aku pergi”
“mwo? cepat katakan !”
“kenapa kau tadi ada di kamar kecil namja?” blush wajahku memerahkah?
“i..i..tu aku… aish aku salah masuk kamar mandi karena sakit perutku yang tak tertahankan !”
“oh begitu? Berarti kau mendengarkan pembicaraan kami soal eye liner?” mendengar pertanyaan itu aku sedikit berdehem menahan tawa, lalu ku gosokkan tanganku ke tengkukku seolah aku bergaya cool menunda jawaban.
“YAK ! kau menyebalkan !” umpat Chanyeol membuatku melongo, aku tanpa ingat kejadian tadi yang begitu cepat terjadi hanya mengerjapkan mata berkali kali. Bagaimana bisa Chanyeol setengah memelukku ketika ada sebuah motor nakal yang mengendarainya sangat kencang, jika Chanyeol tidak menggiringku untuk lebih merapat ke sisi jalan mungkin aku akan terserempet.
“apa yang kau lakukan !” dengan kesal aku masuk ke dalam bis sialan yang aku tunggu tunggu dari tadi dan baru datang sekarang.
-♥-
“kau sudah pulang chagiya?” tanya eomma melihatku dengan lesu memasuki ruang tamu. (chagiya—sayang)
“ne..” jawabku dengan nada lesu, ketika akan berlalu ke kamar aku seakan teringat sesuatu. Segera ku rogoh saku rok seragamku dan menghampiri eomma menyimpan benda itu ke tangannya.
“waeyo?”
“eomma jangan sekali kali melakukan hal menyusupkan itu lagi ke dalam tasku, aku hampir gila hari ini beberapa orang menyebut nama benda itu !” aku mengerucutkan bibirku tanda tidak suka.
“baiklah, eomma minta maaf. Sepertinya matamu juga tidak cocok dengan benda ini. buktinya meskipun kau memakainya dengan rapih tapi terasa hambar karena matamu lebih bagus tanpa itu !” aku yakin sekarang. Telingaku benar benar muak mendengar kalimat itu sudah tiga kali meluncur di bibir orang yang berbeda.
Well aku sangat lelah, dan tidak tahu apa yang terjadi besok. Kurasa mulai besok aku akan kubur dalam dalam rasa sukaku pada Baekhyun.
Author POV
“appa, ghamsahamnida sudah mengantarkanku pagi ini. annyeong ~” dengan senyum mengembang Gi Na keluar dari mobilnya setelah pamit pada appanya yang mengantarnya pergi ke sekolah.
Dari kejauhan Baekhyun dan Chanyeol duduk di bangku depan lapangan basket, dengan wajah kusut Baekhyun memperhatikan langkah Gi Na yang melompat lompat girang menuju ruangan kelasnya.
“Hyun-ah, kenapa kau tidak bilang bahwa eye liner itu memang milik Gi Na?”
“aku kan sudah bilang ! telingamu kemana saja?” Baekhyun sebenarnya malas menanggapi pertanyaan Chanyeol seputar masalah itu, tapi dia juga tidak bisa tidak melampiaskan kekesalannya pada sahabatnya itu.
“issh, kau masih marah padaku? Kan eye liner itu sudah dikembalikan ke tangan yang tepat, lagipula urusan itu bukan urusan kita lagi” Chanyeol bersungut saat menyadari tampang Baekhyun yang acuh tak acuh berbicara dengannya.
“jatuh ke tangan pacarmu maksudmu?” tiba tiba saja Baekhyun melontarkan kata yang membuat kedua halis Chanyeol bertaut.
“pacar? Pacarku?” Chanyeol mengulangi kata kata Baekhyun “demi tuhan Baekhyun, Gi Na bukan pacarku !”
“berpelukaaaan !!” Baekhyun lebih aneh memeragakan seolah dirinya itu berseru seperti Teletubbies yang akan berpelukan dengan tubbie lainnya.
“darimana kau tahu aku memeluknya?” Chanyeol teringat kejadian di halte kemarin.
“aku kemarin menyusulmu saat kau mengatakan ‘hah? Ada di Gi Na? baiklaah aku akan menyusulnya dan mengambil eye liner itu secepatnya dan mengembalikan itu pada Sehun. Kau tenang saja, asalkan sepatuku kau kembalikan aku akan melakukan apapun!’ dan itu seperti kesalah pahaman. Tapi yang ku lihat kau sedang bermesraan dengannya di halte” entah tanpa sadar Baekhyun menjelaskan dengan membuang muka di hadapan Chanyeol.
“begitukah?” PRENG ! Chanyeol merasa mengerti namun merasa ada yang janggal jika Baekhyun bertingkah malas bertemu dengannya hanya karena kejadian kesalah pahaman tentang ucapannya “aku pikir saat kau mengatakan ‘eye liner-nya ada di Gi Na!’ itu karena Gi Na yang akan mengembalikannya jadi aku menyusulnya supaya aku dimaafkan olehmu”
Setelah beputar putar tentang kekeliruannya Chanyeol mengangguk ngangguk dan diterima dengan tatapan sekilas Baekhyun yang lalu berdecak kesal lagi membuang muka. Chanyeol membelalak matanya heran.
“YAK ! kau kenapa? Kalau aku peluk gadis itu kenapa?” Chanyeol mengguncang guncangkan bahu Baekhyun agar menghadap ke arahnya “aish kau cemburu padaku?”
“ANIYO ! untuk apa aku cemburu pada kalian berdua?” dengan cepat kali ini Baekhyun menoleh ke Chanyeol dengan wajah panik.
“eeeeyyy Byun Baekhyun, kau .. ah itu keren, kau sedang jatuh cinta !” goda Chanyeol membuat berjuta asap ingin tercipta di hadapan Baekhyun demi menutupi wajahnya yang merah.
Baekhyun membuang mukanya dan lebih memilih melihat ke bawah memandangi sepatunya yang sangat tidak apa apa jika tidak dipandanginya.
“Baekhyun, jawab aku ! kau suka padanya?” Chanyeol terus memandangi wajah Baekhyun yang menunduk.
“entahlah, ketika aku melihat matanya aku merasa dadaku berdetak tidak karuan. Tahukah kau? Aku merasa dia wanita biasa yang menyukaiku” jawab Baekhyun dengan jujur . karena untuk apa dia menyembunyikannya? Dia rasa tidak akan bisa berbohong pada Chanyeol.
“itulah, makannya kau dengarkan kata kataku sejak dulu. Mata itu adalah rantai hati, dan bisa dibilang mata dan hati itu akan di hubungkan oleh sebuah garis yang disebut insting” Chanyeol memang tidak sedingin Baekhyun, jadi sangatlah mudah bagi Chanyeol untuk peka dengan semua yang ada di sekitarnya “haha kau merekam kata kataku tadi tidak Baekhyun? Bukankah itu terdengar sangat syahdu untuk dijadikan lagu ?”
“bodoh !” umpat Baekhyun menanggapi candaan tidak bermutu dari bibir Chanyeol yang tentu saja merusak suasana serius diantara mereka.
“meskipun aku bodoh, tapi aku tampan ! kau harus tahu itu”
Chanyeol POV
Bodoh? Kau yang bodoh Baekhyun. Perasaanmu sendiri saja harus gengsi. Dengar, itu adalah cinta pada pandangan pertama. Ah ani, sebenarnya bukankah Baekhyun dan Gi Na sering bertemu? Bahkan kita sekelas. Ditambah pula kita pernah menjadi anggota organisasi yang sama ketika di SMP dulu.
Mungkin cupid mempertemukan pandangan mereka. Kan Baekhyun juga bilang perasaannya muncul ketika matanya bertemu dengan mata Gi Na. haha terlintas pikiran berlian di otakku untuk menyatukan Baekhyun dan Gi Na, kurasa tidak susah. Yang ku tahu Gi Na adalah salah satu fans setia Baekhyun semenjak SMP, mungkin hanya saja Gi Na tidak se agresif gadis lain yang secara terang terangan memuja Baekhyun. Lalu sekarang Baekhyun juga mulai suka pada Gi Na, buktinya dia cemburu.
Siapa ya yang akan ku ajak kompromi? Ayollaaaahh jarang jarang si Bacon suka pada seorang gadis apalagi kepada salah satu fansnya. Ah dia? AZURA ! gadis berketurunan Jepang yang kini sedang berdiri di depan madding.
“Hyun-ah, aku harus pergi !”
“eoddiga?”
“ke tempat yang lebih menyenangkan. Anyyeong ~”
Ah masa bodoh sekarang Baekhyun melongo bak bayi keselek jengkol, aku hanya terus berjalan santai menghampiri gadis yang juga sekelas denganku dan Baekhyun. Aku sering melihat dia bercanda ria dengan sahabatnya yang juga sekelas. Ya siapa lagi kalau bukan Yoon Gi Na !
“Azura-ya !!” aku menepuk pundaknya yang sedang menghadap mading.
“YAK ! kau mengagetkanku. Waeyo? Mau pinjam buku kimia?”
“aish, kau menuduh saja. Aku mau meminjam kau !” cengirku yang mendapat tamparannya.
“kau pikir aku yeoja macam apa?” hah? Dia salah mengartikan. Aku memegang pipiku yang panas. Dapat kupastikan Baekhyun yang tidak jauh dari tempatku berdiri akan terbahak melihat kejadian ini.
“kau ini salah paham. Dengarkan dulu maksudku !”
“waeyo?”
“kau itu teman dekatnya Gi Na kan?”
Dia mengernyitkan matanya memiringkan kepalanya, gadis ini kenapa? Apakah tampangku ini memusingkan hingga dia berputar putar kepala seperti itu?
“kenapa menanyakannya?” tanyanya masih ketus padaku, dia beralih lagi ke depan papan mading sambil mengamati sebuah pamphlet yang tertempel disana.
“aku ingin memastikan dia itu benar benar suka pada Baekhyun atau tidak?” bagai sebuah magnet perkataanku berhasil membuat matanya menoleh padaku. Huh siapa yang tidak terkejut kalau seorang teman Baekhyun akan bertanya seperti ini? biasanya aku sama tidak menanggapinya yeoja yeoja yang mendekati Baekhyun, tapi entahlah aku ingin membantu Baekhyun kali ini ah ani membantu yeoja itu untuk bisa bersama Baekhyun.
“mollayo Canyeol-ah .. “ meski tidak ada nada ketus tapi bicaranya seakan datar. Ada apa lagi ini?
Author POV
“wae?” Chanyeol menyelidik pandangannya pada Azura yang kini beringas kembali.
“aish, ….. “ tanpa menjawab pertanyaan Chanyeol, Azura berjalan tergesa meninggalkan segurat kebingungan yang melingkupi Chanyeol.
-♥-
Jam pulang sudah terlewat lima menit yang lalu, tapi Gi Na dan Baekhyun belum pulang karena mereka kebagian piket untuk hari besok. Gi Na dari tadi hanya menyapu sebagaimana mestinya, tapi tidak bagi Baekhyun dia bertugas menghapus papan tulis dan mengangkat bangku tapi pandangannya tidak beralih dari Gi Na yang menunduk memandangi lantai yang disapunya.
“Baekhyun-ah, Gi Na-ya, aku pulang dulu ya. Tugasku hanya mengelap lantai, jadi biar besok aku datang kesini lebih pagi” ujar Lee Ah Ra teman yang juga kebagian piket dengan Gi Na dan Baekhyun.
“ne, tepati tugasmu itu !” sahut Baekhyun, tapi Gi Na tidak menanggapinya dan terus menekuni kegiatan menyapunya. Ah Ra mengangguk cepat dan berlari keluar kelas.
Baekhyun kembali menatap Gi Na, tapi tak ada perubahan dia masih tetap menunduk dan menyapu. Baekhyun pun mengambil ember untuk diisi air agar besok Ah Ra tinggal mengepel tanpa harus membawa air.
Gi Na POV
Hah akhirnya dia keluar juga, aku bisa bisa sesak nafas jika dia terus berada disini. dari tadi aku hanya menatap lantai berkonsentrasi menyapu, aku yakin jika aku menatap wajahnya barang sedikit pasti akan salah tingkah. Andai rumahku dekat dengan sekolah seperti Ah Ra, pasti aku akan lebih memilih besok datang pagi untuk mengerjakan piketku.
Dulu aku sangat senang ketika wali kelasku membagikan jadwal piket dan aku kebagian bersama Baekhyun, tapi rasanya sekarang aku ingin pindah piket untuk menghindari intensitas bertemu dengannya seperti ini. berdua? Aku baru sadar pula kalau saat ini aku hanya berdua dengannya. Padahal aku sedang berusaha untuk tidak menyukainya lagi, bukan hanya karena aku sudah lelah tetapi belakangan kemarin Azura bilang kalau dia suka pada Baekhyun sejak pertama masuk SMA, ya aku sudah terlebih dulu bilang pada Azura kalau aku menyukainya dari kelas 2SMP. Azura sadar bahwa kita menyukai orang yang sama, dia bilang untuk bersaing secara sportif .
Azura sama denganku tidak terlalu fanatik pada Baekhyun, tapi diam diam Azura selalu mengirim pesan singkat pada Baekhyun dengan nama yang disamarkan. Azura selalu memberi perhatian pada Baekhyun meski Baekhyun hanya membalas pesannya dengan dua kata ‘ne gomawo’. Tapi setidaknya Azura telah maju beberapa langkah denganku.
Tak terasa aku menyapu hampir selesai dan tinggal mencari tong sampah untuk dibuang, ketika memungut sampah sampah itu untuk dimasukan ke dalam tong sampah tiba-tiba ada tangan lain yang juga ikut memungut. Aku melihatnya, ya dia Baekhyun yang sudah kembali setelah tadi dia membawa air. Tapi aku buru buru menunduk lagi dan menggelengkan kepalaku. Jujur aku gugup. Aku takut jika kejadian kemarin saat dia menghimpitku di tembok akan terulang. Aish kenapa aku seperti mengharapkan lagi kejadian itu?
“biar aku yang membuangnya..” ujarnya sambil berdiri dan meraih kantong kresek besar di tanganku.
“tidak usah, ini pekerjaanku !” aku merebut lagi kresek itu dan berlalu pergi tanpa memandang wajahnya lagi.
Setelah selesai membuang aku mencuci tanganku dan beralir jalan ke kelasku, kulihat pintu kelas sudah tergembok. Aigoo bagaimana ini? tasku ada di dalam.
“tasmu sudah ku bawakan. Igo !” suara Baekhyun mengagetkanku dari belakang, akupun menerima tasku dari uluran tangannya.
“gomawo..” balasku pelan bersiap pergi tapi tangannya menahanku.
“kau lupa sesuatu .” ucapnya membuatku menoleh tapi masih tetap tidak melihat wajahnya, aku hanya mampu melihat sepatunya.
“mwo?”
“kau lupa memandangku, bisakah aku melihat matamu?” DEG ! kenapa dia? Apa dia hanya membuatku GR? Aniyaa mungkinkah dia ingin mempermainkanku karena dia tahu aku menyukainya . tapi siapa yang memberi tahunya? LALU KENAPA PULA DIA TAHU SELAMA INI AKU SELALU MEMANDANG MUKANYA?? Jantungku terasa berdetak kuat, malu.
“kumohon, simpanlah egomu ..” ucapnya lagi meraih daguku yang membuatku sukses melihat wajahnya yang kini berseri. Tidak ada lagi wajah dinginnya yang selalu dia tampakan ketika berhadapan denganku.
“apa kau tahu bahwa aku—“
“ya aku tahu bahwa kau menyukaiku, aku sering melihatmu sedang memperhatikanku ketika kita sedang belajar. Meskipun terhalang oleh Chanyeol tapi aku dapat melihat tingkahmu. Juga untuk apa kau bengong melihatku ketika bermain kasti kalau itu tandanya kau terpesona padaku?”
Omoo BINGO ! dia pintar menebak. Atau mungkin aku yang bodoh menampakan kesukaanku meski aku menutupinya? Sedikit narsis memang pernyataannya yang barusan, tapi dapat kunilai bahwa pernyataannya itu tidak melenceng sama sekali.
“mianhae Baekhyun-ah, aku…” entah apa yang kupikirkan, hanya dengan cara ini aku menyembunyikan Maluku. Aku membungkuk meminta maaf padanya beberapa kali.
Baekhyun POV
Eh?! Kenapa dia membungkuk seperti itu? Maaf?
“untuk apa kau minta maaf?” tanyaku heran. Dia melihatku “ne?”
“kau tak perlu minta maaf, atau kau keberatan jika aku ingin melihat matamu?” apa yang kukatakan? Ini pertanyaan bodoh. Basa basi mungkin .
“aniyo, bukan begitu. Aku hanya merasa malu telah ketahuan olehmu” dia secara tidak langsung mengakui kalau dia menyukaiku, tapi dia malah memberengut kesal memalingkan mukanya untuk menyembunyikan rona merah di pipinya.
“kalau begitu lihat aku !” meski ragu dia menolehkan wajahnya ke arahku, mataku yang sedari tadi menanti kini seperti telah menemukan pasangan mataku. Seakan ada yang lebih lengkap ketika manik matanya berhasil ku tatap, bersiulkan dentuman keras di dada menandakan inikah namanya jatuh cinta.
Dari mata turun ke hati, ah ini keren ! benar aku sedang jatuh cinta. Mulai dari keberanianku untuk melihatnya, membantunya memungut sampah tanpa rasa jijik, lalu dengan sukarela menunggu dan membawakan tasnya. Pengorbanan di balik arti sebuah kata suka, tidak ! harus ku ralat, aku mencintainya.
“Baekhyun-ah, jangan menatapku seperti itu..”
“biarkan begini, bukankah menatap mata orang yang kita sayangi sangat menyenangkan?” dalam hati aku mengumpat diriku sendiri yang berani beraninya mengucapkan kata kata yang akan dianggap sebagai gombalan. Dia hanya tersenyum simpul dan menunduk, terimakasih tuhan kau telah membisikan padanya bahwa itu bukan hanya sebuah gombalan.
“jangan begitu, itu hanya berlaku untukku. Cukup aku Baekhyun” dia mengigit bibir bawahnya, senyum simpul semanis tadi hilang tergantikan oleh raut wajah gelisah di dalamnya “jangan sakiti hati Azura secara bersamaan denganku” lanjutnya.
Aku tertohok. Azura? Chingunya? Seorang gadis Jepang itu? Apa dia juga menyukaiku? Kupikir sifatnya yang cuek itu menandakan bahwa Azura mendukung perasaan Gi Na padaku, nyatanya diantara perasaan suka Gi Na padaku tersimpan konflik persahabatan. Persetan itu semua !
“kalau aku dengan tega bicara pada Azura bahwa aku menyukaimu bagaimana?” tanyaku dengan nada … yeah menantang.
“mwo? andwae !!!” jeritnya dengan mata membulat, lucu sekali gadis ini. (andwae—jangan)
“aku akan mengatakannya” aku tak bergeming, malah mempersempit jarak diantara kami . dia hanya terdiam berhadapan dengan dadaku, aku dekap kepalanya dengan lembut hingga hembusan nafasnya kini terasa hangat menabrak dadaku yang berada di depan mukanya. Pendek bukan dia? *dipancung Gi Na*
“dengar baik baik, aku akan mengatakannya sekali. Ini sulit kupahami sebelumnya, tapi bisakah kau memahami semua ini dengan hatimu?” kataku. Dia mengangguk tanda setuju, masih ku dekap dia sambil mengelus kepalanya “aku tak tahu ini roman picisan atau cinta sesaat, tapi entah kenapa semua itu terjadi hanya dalam kurun waktu satu hari setelah kejadian kemarin. Aku melihat matamu. Aku melihat cinta yang kentara di dalam hatiku ketika melihat matamu”
“… mengertilah Yoon Gi Na, aku tidak mungkin melepasmu hanya karena temanmu itu. Aku sulit merasakan perasaan ini dan baru kali ini aku mendapatkannya kembali setelah sekian lama. Aku menyukaimu bukan karena kau adalah fansku, haha ini narsis. Tapi Gi Na-ya, bisakah kau tahu apa arti ungkapan yang pantas untukku saat ini?” aku melepas dekapanku dan menatap matanya yang berkaca kaca, dia menggeleng tanda tak tahu.
“matamu adalah sebuah tali yang menghubungkan hatiku padamu. Ingatkah orang orang selalu mengatakan cinta itu datang dari mata turun ke hati?” kali ini dia mengangguk “itulah ! aku bisa jatuh hati padamu hanya lewat matamu. It’s wonderful , touch it if you can’t believe to me !” aku menuntun matanya memegang dadaku dimana jantungku yang bersarang kini berdetak tidak normal.
Dia terdiam tetapi sesaat
kemudian isakannya menggema dia menangis dan mendekapku, ku balas
dekapannya “aku percaya Byun Baekhyun. Mari kita bicarakan ini bersama
pada Azura..” lirihnya di tengah isakan bahagia di dalam dekapanmu.
Aku mengelus rambutnya “as your wish Chagiyaa..”
-♥-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar