Title :
Bittersweet of Words
Bittersweet of Words
Author :
cswhy407
cswhy407
Main Cast :
Han Seena
Cho Kyuhyun
Im Seulong
Han Seena
Cho Kyuhyun
Im Seulong
Genre :
Romance
Romance
Length :
Ficlet
Ficlet
Rated :
PG-15
PG-15
Author’s Note :
Han Seena belongs to author. Cho Kyuhyun and Im Seulong belong to elf and I AM! Happy reading, readers-nim!
Han Seena belongs to author. Cho Kyuhyun and Im Seulong belong to elf and I AM! Happy reading, readers-nim!
Last edit by thecuties -220712-
[Monday, 10th July 2012]
Tak dipedulikannya bunyi handphone yang sedari tadi berdering, wanita itu terus saja menari-narikan jarinya di atas keyboard laptopnya. Waktu yang ia punya sekarang tidak lebih dari 4 jam untuk mengumpulkan makalah kuliahnya.
Dengan serius ia mengecheck ulang hasil makalahnya. Merasa sudah selesai dengan sempurna, ia tersenyum lebar kemudian mengakhiri semuanya itu dengan satu klik di tombol enter. Ia merenggakan tangannya yang entah mengapa sudah hampir menemui kata remuk.
Handphone yang tergeletak di meja tak jauh darinya menjadi minatnya saat ini. Ia pun mengambilnya lalu mengernyit heran begitu melihat 1 pesan masuk.
From: Cho Kyuhyun.
Selamat pagi Seena-ya! Apakah tidurmu nyenyak? Sampai bertemu di kampus!
Ia menghela nafasnya begitu melihat isi pesan dan siapa pengirimnya. Lelaki itu lagi. Cho Kyuhyun. Ia tak tahu harus bagaimana mendeskripsikan pria itu. Mantan kekasihnya yang terus meminta untuk menjadi sahabatnya. Apa ia pikir menganggap mantan kekasih yang masih kita cintai sebagai sahabat adalah hal yang mudah?
Seena tersenyum miris. Tanpa memikirkan resiko apa yang ia akan dapatkan, ia pun membuka bagian belakang handphone-nya lalu mencabut batrei tersebut seketika.
“Lebih baik aku menjadi musuhmu, Kyuhyun-ah. Daripada dengan lapang dada menjadi sahabatmu kemudian tersenyum bahagia saat melihatmu pergi, meninggalkanku sendiri.”
~~~
“Han Seena!” Seena terus saja berjalan, menelurusi lorong kampusnya
tanpa memedulikan seruan yang sedari tadi diserukan padanya. Ia tahu
siapa pemilik suara itu dan karena itulah ia sama sekali tak mau
membalikan badannya kemudian berpura-pura tersenyum manis seakan-akan
tak ada yang terjadi. Itu bukanlah dirinya.“Yak! Apa kau tak mendengarku?” entah angin darimana, sebuah tangan secara tiba-tiba sudah menahan lengannya. Seena menghela nafas lalu berbalik badan, menatap pria itu datar.
“Aku mendengar. Lalu?”
“Mwo? Yak! Kau bahkan tak membalas pesanku! Kau sebenarnya kenapa?”
Seena menghela nafasnya kasar untuk kesekian kalinya. “Apa yang kau mau?” ucapnya ketus. Kyuhyun yang sedari tadi bersikap normal mulai menatap wajah wanita itu serius.
“Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini? Apa kau tidak lelah?”
“Lalu aku harus bersikap seperti apa? Seperti kau? Apa kau lupa kalau ini adalah aku yang sebenarnya?” ujar Seena mulai tak sabar. Ia pun membalikan badannya kembali lalu berjalan meninggalkan Kyuhyun, tanpa berniat untuk meneruskan pembicarannya dengan pria itu.
“Aku tak peduli dengan siapa kau sebenarnya! Aku tunggu kau di cafe seperti biasa jam 7 malam nanti! Aku tak akan pulang sebelum kau datang, Han Seena!” teriak Kyuhyun yang ia sendiri tahu jika Seena, wanita itu masih dapat mendengar ucapannya barusan.
~~~
Seena membuka tutup flip handphone-nya,
menimbang-nimbang apa ia harus pergi atau tidak. Saat ini jam sudah
menujukkan pukul 7 dan ia yakin jika pria bernama Cho Kyuhyun itu pasti
sudah berada di sana dan akan terus di sana sampai ia datang, sesuai
dengan ucapannya.“Aish molla!” serunya lalu menarik selimutnya sampai akhirnya menutupi seluruh tubuhnya. Ia menutup kedua matanya, mencoba untuk tidur. Namun belum juga 5 menit berlalu, bayangan Kyuhyun yang tengah duduk sendirian di cafe malah melayang-layang dipikirannya.
Ia pun membuka kembali selimutnya lalu dengan cepat mengambil sebuah kaos berwarna hitam polos beserta cardigan di lemari, tak lupa celana jeans yang tadi ia pakai untuk pergi ke kampus. Tanpa mematutkan diri di cermin, ia segera membuka pintu kamarnya lalu berjalan cepat ke luar rumah.
Setidaknya, ia tak mau membuat orang lain harus merasakan bagaimana sakitnya menunggu orang yang tak pernah kunjung datang.
~~~
Senyum lebar menghiasi wajah Kyuhyun begitu melihat wanita yang sudah
ia tunggu selama satu jam itu akhirnya menampakan dirinya juga. Wanita
itu pun mengatur nafasnya setelah berlari malam dari rumah sampai cafe yang jaraknya hampir 1 km.“Aku tahu kau pasti akan datang, Seena-ya,” ucap Kyuhyun tanpa melepaskan senyum bahagianya.
Wanita bernama Seena itu ikut duduk di hadapan Kyuhyun. Dapat dengan jelas ia lihat wajah pria itu yang terlihat sangat bahagia dan juga.. Tampan? Ia pun membuang mukanya seketika, takut-takut pria itu menyadari perubahan wajah yang terjadi pada dirinya.
“Tapi sayang sekali pakaian kita benar-benar tak serasi,” keluh Kyuhyun sambil sedikit mengerucutkan bibirnya. Sikap kekanak-kanakan yang sudah hampir 2 bulan tak Seena lihat.
Pakaian? Apa maksudnya?
Seketika Seena mengerti apa yang Kyuhyun bicarakan. Bagaimana mungkin ia tak menyadari sejak awal kalau di cafe ini hanya ada mereka berdua? Dan semua dekorasi ini? Lilin dan bunga? Apa ini candle light dinner? Atau malah sebuah farewell party antara dirinya dan Kyuhyun?
Ia pun langsung mengatur kembali wajahnya agar menjadi seperti tidak tertarik dengan semua yang telah Kyuhyun siapkan untuknya. “Jadi apa maksudmu mengajakku ke sini?” tanyanya ketus.
“Having dinner. Aku pernah bilang jika aku akan mengajakmu untuk makan malam romantis, bukan?” jawab Kyuhyun yang sama sekali tak terdengar kesal atau tersinggung dengan ucapan Seena barusan.
“Aku merindukanmu,” bisik Kyuhyun tepat di telinga Seena. Ia tersenyum kembali lalu berkata. “Kau mau makan apa? Cafe ini sudah aku pesan jadi kau bisa memesan apa saja tanpa menunggu selama kita dulu selalu menunggu.”
“Ah atau mau aku pesankan?” lanjutnya yang sama sekali tak dibalas apapun oleh Seena.
“Aish arasseo. Aku pesan… Ah! Bukankah kau sangat menyukai fetuchini? Apa kau mau?” ucap Kyuhyun masih semangat dengan buku menu yang berada ditangannya.
“Kyu, geumanhae,” ujar Seena tiba-tiba. Kyuhyun mengangkat wajahnya dari buku menu lalu menatap wajah Seena.
“Apa kau mau fetuchini saja? Ah aku pesankan, oke?”
“Jebal. Geumanhae,” Seena menahan tangan Kyuhyun yang hendak memanggil pelayan.
“Apa sebenarnya yang kau mau, Kyu?” tanya Seena merasa lelah dengan semua hal yang pria itu lakukan semenjak dirinya memutuskan untuk berpisah dengannya.
“Aku ingin kau! Aku ingin kita kembali! Aku ingin hubungan kita yang dulu, Han Seena! Tidakah kau mengerti?” ucap Kyuhyun mulai meninggikan suaranya. Ia menatap Seena sedih.
“Aku mohon Seena-ya. Tidak bisakah?”
“Kau pikir aku tidak mau? Kau pikir aku tidak tersiksa dengan semua ini? Kau pikir aku tidak lelah mendengar ucapan manismu seakan-akan kita akan kembali seperti dulu, jika pada akhirnya kau juga akan pergi dariku, Kyu?”
Kyuhyun mematung saat mendengar penuturan Seena. Bukan saja karena air mata yang mulai mengenangi kelopak mata wanita itu, tapi juga karena ia sangat mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Seena. Penjesalan yang sama sekali wanitanya itu tak pernah jelaskan. Ia pikir selama ini wanita itu memutuskan hubungan mereka karena merasa butuh waktu untuk mengurusi makalah penting yang sedang dalam project kuliahnya. Namun, ia salah.
“Bagaimana kau tahu, Han Seena?” tanya Kyuhyun masih tak percaya.
“Perlukah aku menjelaskannya?” balas Seena sambil menatap Kyuhyun nanar. Air mata yang mulai membasahi wajahnya, menjadi bukti seberapa besar ia menahan beban ini selama 2 bulan belakangan.
“Bahkan kau tidak memberitahuku mengenai kepindahanmu minggu depan,” lanjutnya sambil tersenyum miris.
“Seena-ya..”
“Aku tidak bisa, Kyuhyun-ssi. Aku tidak bisa tetap menjalin hubungan dengan pria yang berada dalam jarak beribu-ribu mil jauhnya dariku. Aku.. Tidak bisa menunggumu,” ucap Seena lalu berdiri dari kursinya. Dengan cepat ia berjalan ke arah pintu keluar, melangkahkan kakinya menuju langit malam Seoul yang sudah sedari tadi mengeluarkan tetesan hujannya.
~~~
[Sunday, 16th July 2012]
Kyunghee University10:00 AM
Seena duduk termenung di salah satu kursi yang berada di kantin kampusnya. Ini hari Minggu dan ia tahu dengan pasti kalau suasana kampus akan menjadi sedikit lebih sepi. Itulah alasan mengapa ia memilih untuk berada di sini, daripada ikut ke Incheon bersama yang lainnya.
Perlahan, ia menyeruput kopi yang ia beli tadi di sebuah coffe shop, tak jauh dari kampusnya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya seseorang setelah menepuk pundak Seena perlahan. Seena mengikuti arah suara tersebut dan menemukan Sunbae –nya yang tengah ikut duduk di hadapannya.
“Sunbae sendiri?” tanya balik Seena. Ia tersenyum simpul kemudian menyimpan kopinya kembali di atas meja.
“Flashdisk-ku tertinggal di loker. Bukankah kau sekarang harusnya berada di airport untuk mengantar Kyuhyun-nie?”
Seena mendesah perlahan lalu tersenyum lembut, seakan-akan tak ada beban yang sebenarnya tengah menghampirinya selama satu minggu ini. “Aku sudah mengantarnya pergi, sejak satu minggu yang lalu.”
“Musun suriya? Apa yang terjadi dengan kalian? Apa kalian berpisah?” tanya pria itu berentetan. Seena hanya menarik senyumnya sebagai balasan. “Yak! Han Seena! Bagaimana bisa? Maksudku, apa karena kepindahan Kyuhyun?”
Untuk ke sekian kalinya, Seena hanya membalas ucapan pria itu dengan senyuman.
“Neo baboya?” ucap pria itu tak percaya.
“Nae jinjja babo. Aku adalah seorang wanita bodoh yang memilih untuk menghindari suatu hal yang belum tentu terjadi daripada mempercayai orang yang mati-matian aku cintai,” lirih Seena yang masih terdengar dengan baik oleh pria itu. Ia menerawang ke jendela yang menampilkan halaman depan kampusnya yang terlihat kosong.
“Apa kau takut dia tidak akan kembali? Atau kau takut dia kembali di saat yang terlambat seperti yang aku lakukan padamu?”
Seena menundukan kepalanya, membiarkan air mata membasahi wajahnya. “Saat itu aku merasa kalau dia akan pergi dariku. Dan entah mengapa semakin hari aku malah merasa jenuh dengan hubungan kami. Dan ternyata aku benar. Dia pergi.”
“Seulong-ssi, apakah aku bisa bertemu dengannya lagi suatu saat?”
Pria bernama Seulong itu memandang Seena sedih. “Dia bukan aku, Seena-ya. Dia pasti akan kembali padamu, jika dia benar-benar mencintaimu. Tapi tanpa aku beritahu pun, kau tahu seberapa cintanya dia padamu, bukan? Ini hanya masalah takdir dan waktu, jangan khawatir.”
~~~
Incheon Airport11: 00 AM
Kyuhyun menghela nafasnya perlahan saat menyadari jika wanita itu tak akan pernah datang. Selama 6 hari ini, tak ada sedikitpun komunikasi yang terjalin di antara mereka. Kyuhyun sendiri memang merasa jika dirinya dan Seena butuh waktu, tapi apakah sekedar ucapan perpisahan saja tak bisa?
Ia menepuk dahinya kesal, mengingat satu fakta penting. Wanita itu benci perpisahan. Ia pun hanya bisa menghela nafasnya lagi.
Merasa wanita itu tak berniat untuk datang, Kyuhyun pun menarik kopernya. Teman-teman dan keluarganya memang sudah pulang sejak setengah jam lalu, Kyuhyun yang menyuruhnya. Secara khusus ia ingin menunggu wanita itu dan berbicara dengannya. Tapi ternyata hasilnya sama sekali diluar dugaannya.
Bunyi ringtone dari saku celananya membuatnya harus menghentikan langkahnya. Dengan segera ia membuka pesan tersebut begitu melihat nama yang tertera di bagian pengirimnya.
From: Seena
Aku tahu mungkin aku adalah salah satu orang pengecut di dunia ini karena takut dengan hal yang belum tentu akan terjadi dan perpisahan. Dua hal itulah yang membuatku untuk memilih berpisah dari pria aneh bernama Cho Kyuhyun.
Aku benci menunggu, tapi sialnya aku pernah rela untuk menunggu seseorang selama 1 tahun lamanya. Jika saja pria bernama Cho Kyuhyun itu tak menghentikan aksi menungguku dengan sikap menyebalkannya, mungkin aku sudah bersama kembali dengan mantan kekasihku itu.
Selama 2 tahun setelah itu semua, dia selalu berkata “Aku mencintaimu, Han Seena” di saat kita bertemu, telefon ataupun hanya sekedar pesan teks bodoh. Tapi aku menyukainya.
Aku tak tahu di mana ia berada sekarang. Ia pergi. Meski kita tak berpisah pun, dia pasti akan pergi, menjauh dari tempat di mana aku berpijak sekarang. Mungkin aku masih mempunyai waktu untuk menelefonnya, menyuruhnya untuk menungguku sedikit lebih lama. Tapi… Aku tak mau membuatnya menunggu. Aku hanya dapat mengirimkan sebuah pesan seperti ini.
Bodohnya dulu aku merasa kalau aku bosan dengan hubungan kami selama ini. Ataukah perasaan jenuh datang hanya karena aku tahu kalau ia akan pergi?
Aku teringat kembali dengan ucapan seseorang pagi ini: “Dia pasti akan kembali padamu, jika dia benar-benar mencintaimu” aku menjadi berpikir, apakah dia benar-benar mencintaiku?
Entahlah. Yang aku mengerti sekarang aku mencintainya. Dan juga dia pernah mencintaiku (aku harap aku dapat mencoret kata “pernah” dikalimat ini) jika kita memang ditakdirkan bersama, sekalipun dia tidak mencintaiku, dia pasti akan kembali bukan?^^
CKH, Saranghatda.
Sebuah pesan teks terpanjang dan terindah yang pernah ia baca. Ia tak peduli dengan pandangan heran orang-orang disekitarnya yang melihat seorang pria dengan koper di sampingnya tengah menangis sekaligus tersenyum bahagia hanya karena sebuah pesan teks.
Ia pun segera menghubungi pemilik pesan tersebut. Mailbox. Wanita itu pasti langsung mematikan handphone-nya begitu selesai mengirimkan pesan tersebut. Ia tahu jika harga diri seorang Han Seena adalah segalanya bagi diri wanita itu.
Suara pemberitauan untuk memasuki pesawat pun terdengar di telinga Kyuhyun. Ia mengantongi handphone-nya kembali kemudian berjalan menuju gate penerbangannya. Sambil memberikan passport beserta tiket, ia tersenyum lebar lalu bergumam.
“Aku berjanji akan kembali. Gidarilke, Han Seena.”
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar