Pengikut

Minggu, 15 April 2012

[TRANS] Diary Lay di Tahun 2004


Di rumahku, apakah itu pagi, siang, atau malam, akan selalu ada nyanyian: “啊 多么 辉煌, 灿烂 的 阳光!” Ini adalah nyanyian ayahku!
Suatu pagi, aku bangun dan mendengar suara nyanyian indah dan berbau (terdengar) bau pedas! Aku melihat sekeliling, dan oh man, ayahku bernyanyi ketika ia berada di kamar mandi? Lihat, ayahku sangat suka menyanyi lagu ini!
Seperti kata pepatah, ” like father like son!” Aku juga sangat suka menyanyi, dan aku bernyanyi dengan cukup baik. Karena aku memiliki bakat artistik, sehingga ayahku sering mengajakku untuk belajar ini dan itu. Tentu saja-sebagian besar, ia mengajariku menyanyi. Tapi aku memiliki amandel yang besar di tenggorokanku, ayahku takut amandel itu akan membesar dan aku tidak akan bisa menyanyi lagi. Oleh karena itu, dia membawaku ke rumah sakit untuk melakukan operasi. Namun, karena pembekuan darahku mungkin aku akan mengalami masalah, rumah sakit mengatakan bahwa hal itu tidak akan terlalu mudah dioperasi. Tapi ayahku membuat keputusan yang salah dan berkata “Operasi, Kau harus dioperasi” dan rumah sakit tidak punya pilihan sehingga mereka melakukan operasi.

Setelah operasi, aku banyak kehilangan darah, dan darahku tidak berhenti memancar. Aku langsung shock, ketika aku bangun, aku berbaring di ranjang rumah sakit, terhubung ke kantong darah, mendapatkan transfusi darah. Aku mendongak dan melihat ayahku berdiri di dekat pintu mengkhawatirkanku sambil merokok, ia terlihat benar-benar tertekan. Dalam hati, aku berkata “Siapa yang mengatakan padamu bahwa aku harus dioperasi?”
Setelah dua minggu, aku mendapati bahwa ayahku telah berubah, dan tidak tampak begitu bangga atau sombong lagi, dan dia membelikan apapun yang kuinginkan. “Nak! Ayah akan membawamu keluar untuk bermain, oke? “kata ayahku, dan aku menjawab “oke.” Setelah kami selesai bermain, aku jauh lebih bahagia dan merasa jauh lebih baik, dan berpikir seksama : “Ayah melakukan semua ini untuk kebaikanku sendiri.. aku harus memikirkan hal ini dari sudut pandangnya.” Pada saat tsb, ayahku tiba-tiba berkata: “Maaf, nak” Aku menghambur dan memeluk ayahku tanpa berpikir, dan mulai menangis!
Ini adalah ayah yang mencintaiku, berarti bagiku, dan peduli padaku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar